Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Produk

4.2.1.2 Jenis Kelamin

Dalam industri krupuk mie ini jenis kelamin lebih banyak laki-laki di bandingkan perempuan tetapi jenis kelamin juga tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai produksi krupuk mie. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Usaha Kecil Krupuk mie Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna No. Jenis Kelmin frekuensi orang Persentase 1. Laki – laki 50 81,97 2. Perempuan 11 18,03 Total 61 100 Sumber: Data primer diolah Dari tabel 4.2 diketahui bahwa jenis kelamin pengrajin industri ini pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah laki-laki yaitu sejumlah 50 orang 81,97 dan perempuan yaitu sejumlah 11 orang 18,03. Jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan dengan jumlah jenis kelamin perempuan hal ini di karenakan dalam usaha kecil dan menengah krupuk mie lebih mengunakan spekulasi untuk mengambil keputusan.

4.2.1.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh seseorang yang diukur dari pemilikan ijazah. Tingkat pendidikan tidak begitu mempengaruhi hasil produksi. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Pendidikan Pengrajin Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna No. Pendidikan Frekuensi orang Persentase 1. Perguruan tinggi 2. SMA 21 34,43 3. SMP 21 34,43 4. SD 19 31,14 Total 61 100 Sumber: Data primer diolah Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan tenaga kerja usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Kecamatan Adiwerna dengan jumlah pendidikan tenaga kerja paling banyak adalah lulusan SMA dan SMP yaitu sejumlah 21 orang 34,43 sedangkan tingkat pendidikan tenaga kerja terendah yaitu SD sejumlah 19 orang 31,14.

4.2.1.4 Produk

Produk yang ada di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna hanya satu jenis saja yaitu krupuk mie mentah. Krupuk mentah tersebut masih melalui proses penggorengan untuk dapat di konsumsi. Produksi krupuk ini masih mentah di karenakan sifat dari krupuk itu sendiri yang kualitasnya bisa menurun s ehingga menjaga kualitas krupuk tidak mlempem sampai di konsumen. 4.2.2 Modal 4.2.2.1 Penggunaan Modal

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

13 111 74

Peramalan Tingkat Produksi Jagung Di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 Dengan Metode Smoothing Eksponensial Ganda

2 63 65

KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MIE SO’ON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TULUNG Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

1 1 16

PENDAHULUAN Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

0 1 26

KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MIE SO’ON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TULUNG Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

0 1 15

Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan Kelelahan Kerja Pada Pengrajin Di Home Industry Mie Krupuk Desa Harjosari Kidul Kabupaten Tegal Tahun 2011.

1 5 1

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

1 8 110

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi padi di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang AWAL

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAP DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

0 2 12