Sumber Pencemaran Udara Udara

sekunder memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Proses kecepatan dan arah reaksi dipengaruhi oleh : 1 Konsentrasi relative dari bahan reaktan. 2 Derajat fotoaktivasi. 3 Kondisi iklim. 4 Topografi lokal dan adanya embun.

2.1.5. Sumber Pencemaran Udara

Menurut BLH Provinsi DKI Jakarta 2013 sumber pencemar udara mengacu pada berbagai lokasi atau aktivitas yang bertanggung jawab atas lepasnya polutan ke atmosfer. Klasifikasi sumber pencemaran udara yaitu : a. Sumber alam atau biogenik yaitu polutan lepas ke udara karena proses alam yang terjadi tanpa adanya ulah manusia seperti meletusnya gunung berapi, kebakaran hutan yang disebabkan oleh petir, badai debu dan lain- lain. b. Sumber antropogenik dibagi menjadi dua, yaitu : 1 Sumber tidak bergerak terbagi atas sumber titik dan sumber area. Sumber titik adalah polutan udara bersumber pada titik tetap seperti cerobong asap, tangki penyimpanan dan pembakaran di tempat pembuangan akhir sampah TPA. Sedangkan sumber area adalah serangkaian sumber-sumber kecil pada suatu area yang bersama-sama dapat menghasilkan polutan udara seperti pembakaran bahan bakar di rumah tangga, kebakaran hutan, kegiatan konstruksi dan jalan tanpa aspal. Universitas Sumatera Utara 2 Sumber bergerak dimaksudkan kepada benda yang bergerak dan melepaskan polutan ke udara, terbagi atas yang bergerak di jalan dan yang bukan bergerak di jalan. Sumber yang bergerak di jalan seperti mobil, sepeda motor dan becak motor. Sedangkan sumber yang bukan bergerak di jalan seperti kapal laut, pesawat udara dan traktor. Menurut Chandra 2006 sumber pencemaran udara terbagi atas dua, yaitu: a. Sumber pencemaran yang berasal dari kegiatan alam. Contohnya seperti kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi dan lainnya b. Sumber pencemaran buatan manusia dari aktivitas manusia. Contoh : 1 Sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor seperti gas CO, CO 2 , NO, karbon, hidrokarbon, aldehid dan timbal 2 Limbah industri kimia, metalurgi, tambang, pupuk dan minyak bumi. 3 Sisa pembakaran dari gas alam, batubar dan minyak seperti asap, debu dan sulfur oksida. 4 Sisa dari kegiatan lainnya seperti pertanian, hutan, sampah dan limbah reaktor nuklir.

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Udara

Dokumen yang terkait

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Pertanggungjawaban Pidana Pengatur Lalu Lintas Udara Sipil Atas Kecelakaan Pesawat Terbang Dalam Perspektif Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbanga

1 51 81

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 12

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 5 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 7

Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 15