Kelembaban Suhu Parameter yang Mempengaruhi Kadar Gas CO dan SO

angin, penulis melihat arah angin dengan melihat arah hembusan arah angin pada pita. Sedangkan arah mata angin dilihat melalui aplikasi Digital Compass. Berdasarkan hasil pengukuran tabel 4.5. arah angin di jalan Dr. Mansyur pada saat pengukuran pertama cenderung mengarah ke timur laut dan pada pengukuran kedua mengarah ke tenggara. Sedangkan di jalan Jend. A.H. Nasution angin menuju arah barat pada pengukuran pertama, pada pengukuran kedua angin berhembus ke arah barat laut. Arah angin berguna untuk mengetahui arah penyebaran polutan sehingga dapat menentukan daerah mana yang akan tercemar, arah angin yang dilihat adalah pada batasan lokal Rahmawati dalam Harahap, 2013.

5.3.2. Kelembaban

Hasil penelitian pada tabel 4.5., kelembaban tertinggi terdapat pada pengukuran pertama di jalan Dr. Mansyur yaitu 53 sedangkan kelembaban terendah terdapat pada pengukuran pertama di jalan Dr. Mansyur dan pengukuran kedua di jalan Jend. A.H. Nasution yaitu 46. Kelembaban udara adalah ditentukan oleh jumlah uap air yang ada di dalam udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara adalah sinar matahari, kabut dan hujan. Kondisi udara yang lembab akan membantu proses pengendapan bahan pencemar udara karena bahan pencemar tersebut akan berikatan dengan uap air. Hubungan konsentrasi gas SO 2 dengan kelembaban adalah berbanding terbalik yaitu jika konsentrasi kelembaban semakin naik, maka konsentrasi SO 2 akan semakin menurun Instantinova, 2012. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Suhu

Hasil penelitian parameter suhu yang mempengaruhi keberadaan gas CO dan SO 2 adalah 31,5 o C pada pengukuran pertama dan 34,1 o C pada pengukuran kedua di jalan Dr. Mansyur, sedangkan di jalan Jend. A.H. Nasution adalah 33,8 o C pada pengykuran pertama dan 34,3 o C pada pengukuran kedua. Hasil tersebut menunjukkan bahwa suhu tertinggi didapat pada saat pengukuran kedua dilakukan. Peningkatan suhu dapat menjadi katalisator reaksi kimia suatu bahan pencemar udara. Pada musim kemarau udara akan lebih kering dengan suhu yang cenderung meningkat serta angin akan bertiup lebih lambat dibanding dengan musim hujan. Jika pada tekanan udara 1 atm dan keadaan harga ER=1, komposisi gas buangan heptana menjadi CO akan semakin meningkat konsentrasinya jika suhu semakin tinggi. Pada suhu 1500 o K terdapat CO sebesar 0,01, pada suhu 2000 o K konsentrasi CO sebesar 0,40 o K, dan pada shu 2500 o K konsentrasi CO sebesar 3,50 Wardhana, 2004. Hasil penelitian Instantinova 2012 menyatakan bahwa hubungan suhu terhadap konsentrasi gas SO 2 adalah berbanding lurus yaitu jika adanya peningkatan suhu udara, maka konsentrasi gas SO 2 juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi akan mempercepat disosiasi gas SO 2 menjadi S dan O 2 sehingga jumlahnya di udara semakin banyak. Suhu yang menurun pada permukaan bumi dapat meningkatkan kelembaban udara sehingga dapat menyebabkan meningkatnya efek korosif bahan pencemar, sedangkan suhu yang meningkat akan menyebabkan perubahan struktur bahan kimia suatu bahan pencemar. Suhu udara harian maksimum Universitas Sumatera Utara tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus yaitu pada waktu tengah hari. Pada siang hari dengan kondisi cuaca yang terang suhu udara akan tinggi akibat sinar matahari yang diterima sehingga akan mengakibatkan terjadinya pemuaian udara. Namun suhu udara akan berubah nyata setelah periode 24 jam Zendrato, 2010.

5.4. Perbedaan Kadar gas CO dan SO

Dokumen yang terkait

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Pertanggungjawaban Pidana Pengatur Lalu Lintas Udara Sipil Atas Kecelakaan Pesawat Terbang Dalam Perspektif Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbanga

1 51 81

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 12

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 5 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 7

Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 15