Sumber Pencemaran Gas CO

2.2. Karbon Monoksida CO

2.2.1. Sumber Pencemaran Gas CO

Karbon Monoksida CO adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang bersifat racun terhadap manusia. Gas tersebut adalah hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar dan hasil dari proses alami biotranformasi halometana yang ada di tubuh manusia WHO, 1999. Sektor transportasi merupakan penyumbang utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Sumber gas CO berasal dari sumber alami dan antropogin aktivitas manusia. Sumber antropogin seluruhnya berasal dari sisa pembakaran bahan organik. Pembakaran bahan organik ini dimaksudkan untuk mendapatkan energi kalor yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti transportasi, pembakaran batubara dan lain-lain. Sumber antropogin gas karbon monoksida CO di udara terbesar dihasilkan oleh kegiatan transportasi yaitu dari kendaraan bermotor berbahan bakar bensin sebesar 65,1 Suhardjana dalam Kusminingrum, 2008. Menurut Wardhana 2004, secara umum pembentukan gas CO melalui proses seperti berikut ini : 1. Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stokhiometris pada harga ER 1. Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan lebih banyak daripada jumlah udara, reaksinya adalah : 2C + O 2  2CO 2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida CO 2 dengan karbon C yang menghasilkan gas CO. Hal ini dikarenakan pembentukan gas CO Universitas Sumatera Utara lebih cepat dibandingkan raksi pembentukan gas CO 2 . Apabila pencampuran bahan bakar dan udara tidak rata, maka masih ada karbon C yang tidak berhubungan dengan oksigen sehingga memungkinkan terbentuknya gas CO reaksinya adalah : CO 2 + C  2CO 3. Pada suhu tinggi, CO 2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen. Reaksinya adalah : CO 2  CO + O Tabel 2.2. Sumber Pencemaran CO Sumber Pencemaran bagian total Transportasi 63,8 -mobil bensin 59,0 -mobil diesel 0,2 -pesawat terbang dapat diabaikan 2,4 -kereta api 0,1 -kapal laut 0.3 -sepeda motor 1,8 Pembakaran Stasioner 1,9 -batubara 0,8 -minyak 0,1 -gas alam dapat diabaikan 0,0 -kayu 1,0 Proses Industri 9,6 Pembuangan Limbah Padat 7,8 Lain-lain : 16,9 Universitas Sumatera Utara -kebakaran hutan 0,0 -pembakaran batubara sisa 1,2 -pembakaran limbah pertanian 8,3 -pembakaran lain-lainnya 0,2 Total 100 100 Sumber : Wardhana 2004

2.2.2. Pengaruh Gas CO Terhadap Kesehatan

Dokumen yang terkait

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Pertanggungjawaban Pidana Pengatur Lalu Lintas Udara Sipil Atas Kecelakaan Pesawat Terbang Dalam Perspektif Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbanga

1 51 81

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 12

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 5 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 7

Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 15