Penyebab Pencemaran Udara Klasifikasi Jenis Polutan Udara

oleh bahan kimia, agen fisik atau agen biologis yang mengubah kondisi alami dari atmosfer. Pencemaran udara diartikan sebagai masuknya zat-zat atau bahan-bahan asing di dalam udara yang menyebabkan udara tidak lagi dalam kondisi normal atau kondisi semula Wardhana, 2004. Pencemaran udara adalah bertambahnya substrat fisik atau kimia dalam jumlah tertentu ke dalam lingkungan udara yang dalam kondisi normal, sehingga dapat dideteksi manusia dapat dihitung dan diukur serta dapat memberikan dampak kepada manusia, hewan, vegetasi dan material Chamberss da Masters dalam Mukono,2006. Pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung akibat proses alam sehingga kualitas udara menurun sampai ke tingat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bisa berfungsi lagi sesuai peruntukannya Chandra, 2006.

2.1.3. Penyebab Pencemaran Udara

Menurut Wardhana 2004, secara umum penyebab terjadinya pencemaran udara terdapat 2 macam, yaitu : a. Faktor internal faktor alamiah, misalnya : 1 Debu di udara karena tiupan angin. 2 Debu akibat bencana alam seperti meletusnya gunung berapi. 3 Proses pembusukan sampah organik. b. Fator eksternal aktivitas manusia, misalnya : Universitas Sumatera Utara 1 Hasil pembakaran bahan bakar fosil. 2 Debu dari kegiatan industri. 3 Pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara.

2.1.4. Klasifikasi Jenis Polutan Udara

Menurut Chandra 2006, jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, yaitu : a. Struktur kimia : 1 Partikel : debu, abu, dan logam seperti timbal, nikel, cadmium dan berilium. 2 Gas anorganik seperti NO, CO, SO 2 , amonia dan hydrogen. 3 Gas organik seperti hidrokarbon, benzene, etilen, asetilen, aldehid, keton, alkohol, dan asam-asam organik. b. Penampang partikel Partikel udara dapat melekat pada saluran pernapasan manusia sehingga berdampak kepada kesehatan. Penampang partikel tersebut disesuaikan dengan ukuran partikel yang melekat seperti tabel berikut : Tabel 2.1. Ukuran Partikel Debu dalam Saluran Pernapasan Ukuran Saluran Pernapasan 8-25 mikron Melekat di hidung dan tenggorokan 2-8 mikron Melekat di saluran bronkial 0,5-2 mikron Deposit pada alveoli 0,5 mikron Bebas keluar masuk melalui pernapasan Sumber : Chandra, 2006. Universitas Sumatera Utara Mukono 2006 mengklasifikasikan jenis polutan atas 2 bagian, yaitu : a. Polutan Primer Polutan primer adalah polutan yang laangsung dikeluarkan oleh sumber tertentu seperti : 1 Senyawa karbon yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida. 2 Senyawa sulfur yaitu sulfur oksida. 3 Senyawa nitrogen yaitu nitrogen oksida dan amoniak. 4 Senyawa halogen yaitu fluor, klorin, hidrogenklorida, hidrogenterklorinasi dan bromin 5 Partikel Partikel yang berada di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat atau suspense aerosol cair. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari kondensasi, proses disperse maupun erosi oleh bahan tertentu. Sedangkan asap seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran dari bahan partikulat, uap, gas dan kabut. b. Polutan Sekunder Polutan sekunder dimaksudkan kepada polutan yang terbentuk dari reaksi dua bahan kimia atau lebih di udara, misalnya reaksi foto kimia. Contohnya disosiasi NO 2 yang menghasilkan NO dan O radikal. Polutan Universitas Sumatera Utara sekunder memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Proses kecepatan dan arah reaksi dipengaruhi oleh : 1 Konsentrasi relative dari bahan reaktan. 2 Derajat fotoaktivasi. 3 Kondisi iklim. 4 Topografi lokal dan adanya embun.

2.1.5. Sumber Pencemaran Udara

Dokumen yang terkait

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Pertanggungjawaban Pidana Pengatur Lalu Lintas Udara Sipil Atas Kecelakaan Pesawat Terbang Dalam Perspektif Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbanga

1 51 81

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 12

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 5 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 7

Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 15