Defenisi Operasional Variabel Aspek Pengukuran

3.7. Defenisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional yang akan diteliti antara lain adalah sebagai berikut: 1. Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang didalamnya terdapat gas oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bernafas. 2. Karbon monoksida CO adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang bersifat racun terhadap manusia. Gas karbon monoksida dapat diukur menggunakan alat CO Analyzer dengan metode NDIR. 3. Sulfur dioksida SO 2 merupakan gas yang memiliki bau tajam dan bersifat iritan yang sumber pencemarannya berasal dari kegiatan industri, transportasi dan lainnya. Gas SO 2 dapat dukur dengan Spektrofometer dengan metode Pararosalinin. 4. Arah angin berperan dalam penyebaran polutan udara dari suatu tempat ke tempat lain. 5. Kelembaban adalah konsentrasi uap air d udara yang dapat dinyatakan dalam satuan persen dan diukur menggunakan alat Hygrometer. 6. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dan dingin suatu benda diukur menggunakan alat termometer Celcius dengan satuan derajat celcius o C. 7. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu jalan dalam waktu satu jam dengan satuan kendaraanjam. Volume lalu lintas Universitas Sumatera Utara didapat dengan menghitung secara manual dengan menggunakan alat hand tally counter. 8. Banyaknya pohon adalah jumlah pohon yang terdapat di jalur jalan raya yang ditanam secara berbaris, jumlah pohon dihitung secara manual dengan satuan batang.

3.8. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah mengetahui gambaran perbedaan jumlah kadar karbon konoksida CO dan sulfur dioksida SO 2 berdasarkan volume lalu lintas dan jumlah pohon di jalan Dr. Mansyur dan jalan Jend. A.H. Nasution di kota Medan. Jika terdapat karbon monoksida CO dan sulfur dioksida SO 2 melebihi baku mutu kualitas udara ambien dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 maka udara tersebut sudah tercemar karbon monoksida CO dan sulfur dioksida SO 2 . Nilai baku mutu untuk gas CO adalah 30.000µgNm 3 sedangkan untuk gas SO 2 adalah 900µgNm 3 . 3.9. Analisis Data Hasil pengukuran di lapangan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang dibuat dalam tabel kemudian dinarasikan, pembahasan serta kesimpulannya. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Medan merupakan salah satu daerah otonom yang berstatus kota dan termasuk salah satu kota besar di Indonesia.Kota Medan juga sebagai ibukota dari provinsi Sumatera Utara, dengan fungsinya tersebut kota Medan sering digunakan sebagai barometer pembangunan dan penyelanggaraan pemerintah daerah. Secara administratif batas-batas kota Medan adalah sebagi berikut : 1. Batas Utara : Selat Malaka 2. Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang 3. Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang 4. Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang Secara geografis kota Medan terletak antara 3,30º-3,43 o LU dan 98,35- 98,44 o BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Suhu udara minimum kota Medan adlah 24 o C dan suhu maksimum adalah 32,5 o C dengan curah hujan berkosar antara 2000-2500 mm. Luas wilayah kota Medan adalah 265,10 km 2 dengan jumlah penduduk tercatat sebanyak 2.122.804 jiwa pada tahun 2012. Kotamadya Medan terdiri atas 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Pembangunan jaringan jalan di kota Medan sangat didukung oleh pemerintah daerah, hal tersebut dapat dilihat dari rencana tata ruang wilayah RTRW kota Medan yang disahkan pada tahun 2010. RTRW kota Medan melampirkan jumlah jarungan jkalan di kota Medan yang berjumlah 166 jaringan dengan klasifikasi sesuai fungsi jalan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Pertanggungjawaban Pidana Pengatur Lalu Lintas Udara Sipil Atas Kecelakaan Pesawat Terbang Dalam Perspektif Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbanga

1 51 81

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 3 12

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KENDARAAN LUAR DAERAH TERHADAP BEBAN LALU LINTAS DI YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Malioboro).

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 5 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 7

Perbedaan Kadar Co dan So2 di Udara Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Banyaknya Pohon di Jl. Dr. Mansur dan Jl. Jendral A.H. Nasution di Kota Medan

0 0 15