Penentuan Wilayah Pemijahan, Pembesaran dan Mencari Makan Secara Spasial Dan Temporal

76 ekor pada tahun 2011. Penurunan yang sangat besar ini tentu sangat mengkhawatirkan dari sudut ekologi karena hal ini mengindikasikan terjadinya degradasi kualitas terumbu karang di Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus. Dampak langsung dari hal tersebut dirasakan oleh nelayan khususnya nelayan yang beraktifitas di terumbu karang.

4.3 Penentuan Wilayah Pemijahan, Pembesaran dan Mencari Makan Secara Spasial Dan Temporal

4.3.1 Penentuan Secara Spasial

Penentuan wilayah pemijahan, pembesaran dan mencari makan dilakukan dengan melihat sebaran individu ikan target pada setiap stasiun berdasarkan kategori ukuran ikan yang dibagi dalam dua kategori yaitu dewasa dan belum dewasa. Dari sebaran individu yang diperoleh terlihat 3 pola sebaran yaitu pertama, pola yang didominasi oleh ikan target dewasa ditemukan pada Stasiun 3; kedua, pola yang didominasi oleh ikan target belum dewasa ditemukan pada Stasiun 1 dan 2; ketiga, pola yang jumlah ikan target dewasa dan belum dewasa tidak berbeda jauh ditemukan pada Stasiun 4, 5 dan 6. Melihat pola-pola sebaran yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa lokasi Stasiun 3 yang didominasi oleh ikan target dewasa merupakan lokasi pemijahan, lokasi Stasiun 1 dan 2 yang didominasi oleh ikan target belum dewasa merupakan lokasi pembesaran, dan lokasi Stasiun 4, 5 dan 6 yang memiliki jumlah ikan dewasa dan belum dewasa tidak berbeda jauh merupakan lokasi mencari makan. Gambar 18 Kelimpahan ikan target berdasarkan kategori dewasa dan belum dewasa pada Stasiun 3 tahun 2002-2011 77 Dari Tabel 22 dan 23 terlihat pada Stasiun 3 jumlah individu melimpah pada kelas ukuran 16-30cm. Selain itu ditemukan jumlah ikan yang cukup banyak pada kelas ukuran 46-60cm, bahkan pada beberapa tahun pengamatan ditemukan ikan berukuran lebih besar 60cm dari famili Serranidae. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Stasiun 3 didominasi oleh ikan-ikan yang berukuran siap untuk reproduksi. Gambar 19 Peta lokasi Stasiun 3 Pulau Hogow sebagai lokasi pemijahan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan adanya penurunan kelimpahan ikan yang siknifikan pada tahun 2003 dibandingkan dengan tahun 2002. Melihat faktor kondisi terumbu karang di Stasiun 3 yang relatif stabil dengan laju degradasi yang kecil Tabel 14, maka penurunan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal seperti penangkapan oleh nelayan. Hal ini didukung oleh pernyataan masyarakat bahwa sejak tahun 2003 jumlah ikan karang di pesisir pantai mereka menurun drastis, sehingga masyarakat khususnya nelayan mengalihkan daerah penangkapan ikan karang ke Pulau Hogow dan Pulau Putus- Putus. Sejak tahun 2004 terlihat kelimpahan ikan target pada Stasiun 3 relatif stabil. 78 Dijadikannya daerah Stasiun 3Pulau Hogow sebagai lokasi pemijahan didukung dengan kondisi terumbu karang yang baik diatas 70 dan keanekaragaman karang yang tinggi sehingga memiliki banyak bentuk pertumbuhan karang. Dengan demikian banyak habitat yang dapat dijadikan tempat memijah bagi ikan target. Tabel 22 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 3 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 403 312 324 319 285 208 109 167 178 140 Labridae 22 5 10 9 4 13 8 2 4 6 Carangidae Serranidae 28 3 16 9 10 14 6 5 6 6 Lethrinidae 26 11 18 27 30 13 11 6 Lutjanidae 52 31 35 42 20 19 2 10 12 7 Holocentridae 65 46 34 41 49 45 8 23 28 17 Mullidae 63 39 52 70 21 21 24 27 26 24 Scaridae 154 119 92 100 101 87 53 68 84 68 Nemipteridae 72 31 29 17 34 59 14 17 28 19 Siganidae 347 281 282 246 308 238 161 179 203 180 Haemulidae 7 2 2 5 3 1 3 Caesionidae 675 150 300 95 150 425 130 125 275 202 Tabel 23 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 3 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 617 457 364 273 432 375 136 136 297 212 Labridae 27 12 5 17 39 34 11 11 14 11 Carangidae 14 3 14 Serranidae 9 2 4 7 16 15 4 4 6 4 Lethrinidae 37 21 21 18 21 21 19 19 18 18 Lutjanidae 56 40 39 24 25 22 8 8 27 17 Holocentridae 62 50 36 8 33 23 18 8 Mullidae 40 39 21 6 9 16 17 17 18 17 Scaridae 98 26 54 12 64 63 30 30 50 37 Nemipteridae 85 74 74 50 72 39 60 60 50 55 Siganidae 233 212 196 19 100 94 80 80 95 87 Haemulidae 7 2 3 5 2 2 1 1 3 1 Caesionidae 750 525 400 420 375 425 375 375 425 395 79 Untuk Stasiun 1 dan 2 menjadi lokasi pembesaran selain didukung dengan kondisi terumbu karang yang cukup, juga karena lokasi ini terletak pada daerah yang relatif terlindung, dimana lokasi ini terletak di bagian dalam teluk. Gambar 20 Kelimpahan ikan target berdasarkan kategori dewasa dan belum dewasa pada Stasiun 1 dan 2 tahun 2002-2011 Gambar 21 Peta lokasi Stasiun 1 dan 2 Pulau Putus-Putus sebagai lokasi pembesaran 80 Melihat hasil yang diperoleh pada Stasiun 1 dan 2 Tabel 24, 25, 26 dan 27 menunjukkan jumlah individu ikan target melimpah pada ukuran yang lebih kecil 15cm. Kondisi ini memperjelas keberadaan ikan-ikan yang berukuran belum siap reproduksi melimpah pada lokasi-lokasi tersebut, sehingga semakin mempertegas bahwa lokasi Stasiun 1 dan 2 sebagai daerah pembesaran. Tabel 24 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 1 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 335 278 207 245 223 206 187 173 161 172 Labridae 13 12 5 17 14 16 24 15 19 19 Carangidae 5 3 8 3 3 1 Serranidae 6 2 4 10 6 7 8 9 10 9 Lethrinidae 3 4 5 5 7 3 6 6 4 5 Lutjanidae 53 42 41 39 28 44 27 33 32 30 Holocentridae 43 37 20 11 22 26 43 34 33 37 Mullidae 43 45 25 13 55 66 39 31 29 33 Scaridae 117 78 63 48 90 101 67 66 58 62 Nemipteridae 190 161 164 136 165 126 66 77 57 60 Siganidae 233 212 196 207 149 121 199 152 127 162 Haemulidae 1 1 5 1 1 3 4 1 1 2 Caesionidae 210 70 190 180 80 100 200 135 155 175 Tabel 25 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 1 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 304 240 182 136 184 157 127 134 129 125 Labridae 33 29 18 18 11 11 30 12 19 18 Carangidae 17 9 10 15 9 12 6 Serranidae 3 3 2 5 7 4 8 2 3 5 Lethrinidae 20 3 19 10 4 10 2 13 10 Lutjanidae 21 20 12 21 26 26 20 15 14 13 Holocentridae 34 15 7 56 6 4 9 18 12 Mullidae 31 16 20 33 4 3 15 17 15 13 Scaridae 9 7 4 12 17 11 20 3 4 Nemipteridae 21 17 17 18 4 9 7 9 10 6 Siganidae 113 123 76 95 64 55 145 96 90 122 Haemulidae 3 2 1 1 7 1 Caesionidae 380 270 280 235 300 300 325 275 225 210 81 Tabel 26 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 2 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 386 327 327 333 268 205 153 196 185 157 Labridae 22 17 10 27 14 10 15 17 18 16 Carangidae Serranidae 7 11 3 7 12 9 8 3 9 8 Lethrinidae 11 3 8 12 13 5 3 7 5 Lutjanidae 35 15 7 43 14 6 10 10 12 12 Holocentridae 20 10 5 18 39 24 13 8 12 12 Mullidae 73 50 70 91 43 33 19 19 32 24 Scaridae 112 96 77 91 83 79 44 60 62 54 Nemipteridae 37 30 29 26 30 16 9 18 22 14 Siganidae 231 194 217 192 253 189 91 128 122 104 Haemulidae 1 1 4 2 4 1 1 1 Caesionidae 115 75 95 95 150 250 150 50 85 80 Tabel 27 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 2 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 293 233 193 147 172 236 222 196 192 160 Labridae 21 7 11 19 20 20 20 8 5 11 Carangidae Serranidae 6 2 3 5 9 9 4 1 1 Lethrinidae 5 4 4 9 4 3 2 3 1 1 Lutjanidae 51 31 23 11 24 24 34 27 22 20 Holocentridae 8 7 5 11 5 5 9 4 5 2 Mullidae 70 66 52 43 16 56 30 46 36 29 Scaridae 25 9 5 27 18 16 12 3 9 7 Nemipteridae 1 5 5 2 1 Siganidae 49 19 21 33 20 35 30 33 33 25 Haemulidae 1 2 1 Caesionidae 650 650 575 625 700 550 315 375 300 250 Seperti halnya pada Stasiun 3, ditemukan adanya penurunan kelimpahan ikan yang siknifikan pada tahun 2003 dibandingkan dengan tahun 2002 di Stasiun 1 dan 2, tetapi berbeda dengan Stasiun 3 yang kondisi terumbu karangnya relatif stabil, pada Stasiun 1 dan 2 laju degradasi terumbu karang cukup tinggi terutama pada kedalaman 3 meter Tabel 14, sehingga penurunan kelimpahan ikan banyak disebabkan oleh faktor degradasi tersebut selain faktor eksternal seperti penangkapan oleh nelayan. 82 Stasiun 4, 5 dan 6 menjadi lokasi mencari makan disebabkan karena lokasi ini memiliki tutupan algae dan tumbuhan lain cukup besar yang menjadi sumber makanan bagi ikan target herbivor. Sebagai satu tingkatan dalam tingkatan tropik , maka ikan herbivor akan mengundang ikan karnivor untuk berkumpul juga di Stasiun 4, 5 dan 6 guna mencari makan. Tabel 28 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 4 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 480 373 388 429 404 339 173 273 288 223 Labridae 16 13 7 30 12 12 17 7 9 9 Carangidae Serranidae 11 4 2 11 15 13 5 4 8 7 Lethrinidae 20 3 22 11 3 11 9 4 Lutjanidae 38 30 22 30 25 25 9 18 21 14 Holocentridae 50 39 31 42 12 12 27 20 19 19 Mullidae 100 64 73 87 42 53 40 44 50 43 Scaridae 99 67 67 91 80 73 34 43 42 36 Nemipteridae 59 50 38 31 46 37 35 32 43 37 Siganidae 247 206 210 231 200 160 165 146 157 139 Haemulidae 16 2 8 6 6 6 6 2 5 4 Caesionidae 600 175 290 325 225 290 350 125 325 275 Tabel 29 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 4 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 515 409 406 404 269 292 215 217 214 204 Labridae 29 23 18 13 28 20 8 12 9 7 Carangidae 15 60 7 Serranidae 8 7 3 12 16 12 4 5 2 3 Lethrinidae 24 12 5 25 10 4 7 5 7 5 Lutjanidae 44 32 29 53 41 16 16 11 9 9 Holocentridae 39 21 23 31 28 14 39 28 29 33 Mullidae 115 75 88 90 65 63 38 29 47 41 Scaridae 44 36 32 30 29 28 17 22 23 16 Nemipteridae 21 15 19 17 12 14 2 6 8 5 Siganidae 87 53 70 67 56 38 17 38 51 32 Haemulidae 9 4 6 10 10 2 6 5 2 Caesionidae 675 525 450 550 650 350 650 450 575 575 83 Tabel 30 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 5 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 335 300 314 343 236 233 166 185 199 172 Labridae 33 20 20 24 21 16 5 16 14 8 Carangidae Serranidae 14 10 7 14 9 9 7 9 6 5 Lethrinidae 22 16 14 18 11 6 11 11 13 12 Lutjanidae 45 27 18 5 31 56 17 23 23 17 Holocentridae 15 9 11 8 22 21 5 8 16 8 Mullidae 120 114 94 101 79 65 43 47 51 46 Scaridae 196 159 153 161 146 107 34 89 108 69 Nemipteridae 23 16 7 12 18 15 5 6 8 6 Siganidae 202 152 171 198 120 130 118 112 138 126 Haemulidae 4 1 2 3 1 2 1 1 Caesionidae 525 250 100 25 225 400 150 225 350 250 Tabel 31 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 5 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 360 309 330 363 232 178 63 122 154 106 Labridae 28 24 14 30 25 30 10 14 14 9 Carangidae 35 24 16 20 75 15 28 19 20 24 Serranidae 26 8 9 23 19 12 7 10 15 9 Lethrinidae 45 37 18 12 24 24 14 26 12 Lutjanidae 50 30 32 26 49 49 8 22 27 17 Holocentridae 54 28 18 21 46 45 9 18 14 11 Mullidae 50 52 68 71 53 24 7 9 11 8 Scaridae 70 49 55 70 68 66 11 21 37 23 Nemipteridae 28 8 16 19 12 21 2 7 13 5 Siganidae 77 38 27 39 60 64 14 14 25 19 Haemulidae 4 1 3 5 6 3 3 1 Caesionidae 525 200 250 200 500 450 275 250 325 262 Hasil yang diperoleh pada Stasiun 4, 5 dan 6 Tabel 28, 29, 30, 31, 32 dan 33 menunjukkan jumlah individu ikan target melimpah pada ukuran yang lebih kecil 15cm dan 16-30cm. Untuk ukuran panjang 31-45cm cukup melimpah pada Stasiun 4 dan 5. Dengan penyebaran ukuran ikan yang diperoleh, sangat jelas terlihat bahwa kelimpahan ikan yang belum siap reproduksi dan ikan siap 84 reproduksi merata atau tidak berbeda pada stasiun-stasiun tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa lokasi Stasiun 4, 5 dan 6 sebagai daerah mencari makan. Penurunan kelimpahan ikan yang siknifikan pada tahun 2003 dibandingkan dengan tahun 2002 juga terlihat pada Stasiun 4, 5 dan 6. Tidak berbeda dengan Stasiun 1 dan 2, laju degradasi terumbu karang yang tinggi terutama pada kedalaman 3 meter Tabel 14 merupakan faktor utama penurunan kelimpahan ikan selain faktor eksternal kegiatan penangkapan oleh nelayan yang ikut berpengaruh. Tabel 32 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 6 kedalaman 3 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 358 261 268 332 198 264 166 183 206 191 Labridae 44 21 26 33 31 27 19 11 9 8 Carangidae 80 50 32 100 130 15 50 34 42 Serranidae 14 6 7 7 6 3 5 3 6 5 Lethrinidae 7 3 2 4 9 7 3 2 2 Lutjanidae 61 32 23 30 25 21 21 14 18 16 Holocentridae 5 4 2 8 12 2 1 2 Mullidae 86 47 52 52 40 29 37 33 26 29 Scaridae 241 196 168 156 145 135 41 65 76 69 Nemipteridae 222 170 148 159 167 153 134 116 117 113 Siganidae 132 108 91 97 98 90 105 88 84 84 Haemulidae 4 1 2 1 3 4 2 1 1 2 Caesionidae 300 150 150 150 125 250 310 150 200 175 Tabel 33 Kelimpahan individu ikan target per 250m 2 pada Stasiun 6 kedalaman 10 meter Famili Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Acanthuridae 241 183 179 179 162 117 54 104 121 87 Labridae 29 21 17 21 18 19 8 13 11 9 Carangidae 25 80 Serranidae 19 11 8 15 5 6 6 7 4 5 Lethrinidae 60 33 43 42 18 24 16 31 28 23 Lutjanidae 131 90 93 103 132 50 15 19 33 23 Holocentridae 89 45 39 52 65 27 36 36 41 37 Mullidae 62 40 38 44 27 28 34 23 18 25 Scaridae 49 29 36 43 50 29 20 18 15 16 Nemipteridae 36 27 18 2 8 22 19 15 22 20 Siganidae 63 40 25 30 27 59 12 16 20 14 Haemulidae 1 2 2 2 1 1 1 Caesionidae 500 300 175 225 400 550 130 250 150 165 85 Gambar 22 Kelimpahan ikan target berdasarkan kategori dewasa dan belum dewasa pada Stasiun 4, 5 dan 6 tahun 2002-2011 Gambar 23 Peta lokasi Stasiun 4, 5 dan 6 Pulau Putus-Putus sebagai lokasi mencari makan 86 Adanya perbedaan preferensi habitat yang menjadikan lokasi-lokasi di Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus sebagai wilayah spawning ground, pembesaran dan mencari makan disebabkan karena ikan target dalam keberadaannya selalu akan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Setiap spesies memperlihatkan preferensikecocokan habitat yang tepat yang diatur oleh kombinasi faktor ketersediaan makanan, tempat berlindung dan variasi parameter fisik. Sejumlah besar spesies ditemukan pada terumbu karang adalah refleksi langsung dari besarnya kesempatan yang diberikan habitat Allen Steene 1996.

4.3.2 Penentuan Secara Temporal

Penentuan secara temporal lebih dikhususkan untuk lokasi pemijahan yaitu penentuan waktu ikan target memijah. Setelah ditentukan bahwa daerah terumbu karang Stasiun 3 atau Pulau Hogow sebagai lokasi pemijahan ikan target berdasarkan distribusi ikan dewasa dan belum dewasa, maka ingin diketahui secara temporal waktu dari pemijahan tersebut. Memperhatikan distribusi ikan dewasa dan belum dewasa di Pulau Hogow mengikuti urutan bulan pengambilan data Gambar 24 ada keunikan yang tercipta yaitu suatu pola dimana adanya perbandingan jumlah dewasa yang jauh lebih besar pada bulan pebruari hingga april dan bulan september hingga nopember. Dari pola ini dapat mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut merupakan waktu beberapa jenis ikan target melakukan pemijahan. Gambar 24 Kelimpahan ikan target berdasarkan kategori dewasa dan belum dewasa pada Stasiun 3 mengikuti bulan pengamatan Selain menggunakan distribusi kehadiran ikan target sebagai dasar penentuan waktu pemijahan, juga dilakukan pengamatan TKG tingkat 87 kematangan gonad dari 4 jenis ikan target yang banyak ditemukan di pulau Hogow selama 12 bulan pengamatan yaitu Caesio cuning, Epinephelus coioides, Scarus dimidiatus dan Siganus puellus. Gambar 25 TKG ikan Caesio cuning, Epinephelus coioides, Scarus dimidiatus dan Siganus puellus dalam satu tahun pengamatan Pada pengamatan TKG ikan Caesio cuning ditemukan bahwa ikan ini melakukan pemijahan pada kisaran bulan pebruari hingga april, dimana pada bulan-bulan tersebut ditemukan TKG III-VI. Bulan pebruari ditemukan 4 ekor TKG III hampir masak dan empat ekor TKG IV masak, bulan maret ditemukan 3 ekor TKG IV dan 5 ekor TKG V siap reproduksi, dan bulan april ditemukan 2 ekor TKG VI keadaan salin-produk seksual telah dikeluarkan. Pada pengamatan bulan-bulan yang lain TKG tertinggi di temukan pada bulan agustus dan september yaitu TKG III. Ikan Epinephelus coioides melakukan pemijahan pada bulan september hingga oktober. Pada bulan september ditemukan 2 ekor TKG III, 7 ekor TKG IV dan 1 ekor TKG V, sedangkan pada bulan oktober ditemukan 3 ekor TKG III, 3 88 ekor TKG IV, 1 ekor TKG V dan 1 ekor TKG VI. Untuk bulan yang lain, hanya april, juli dan agustus ditemukan ikan memiliki TKG III. Seperti halnya ikan Caesio cuning, ikan Scarus dimidiatus dan Siganus puellus juga berdasarkan TGK yang diperoleh melakukan pemijahan pada bulan pebruari hingga maret. Pengamatan TKG ikan Scarus dimidiatus pada bulan pebruari ditemukan 2 ekor TKG 3, 1 ekor TKG IV dan 3 ekor TKG V, bulan maret ditemukan 3 ekor TKG IV, 1 ekor TKG V dan 1 ekor TKG VI. Untuk ikan Siganus puellus pada pebruari ditemukan 2 ekor TKG IV dan 5 ekor TKG V, bulan maret ditemukan 1 ekor TKG IV dan 4 ekor TKG 5. Dengan hasil-hasil yang diperoleh, baik sebaran distribusi kehadiran ikan target maupun lewat pengamatan TKG, menunjukkan bahwa secara temporal waktu pemijahan yang terjadi di pulau Hogow adalah bulan pebruari hingga april dan bulan september hingga oktober.

4.4 Nilai Ekonomi Terumbu Karang