Identifikasi dan Perumusan Masalah

4 memperhatikan fungsi ekologis suatu kawasan terumbu karang secara spasial dan temporal wilayah pemijahan, pembesaran dan mencari makan, sehingga penelitian ini ingin menentukan wilayah-wilayah tersebut sebagai dasar dalam pengelolaan terumbu karang. Suatu upaya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi diarahkan untuk peningkatan fungsi ekologi-ekonomi terumbu karang Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus untuk memperoleh suatu arahan pengembangan menjadi penting untuk dilakukan. Integrasi berbagai aspek dan kondisi yang ada saat ini dapat menjadi bagian bagi pengembangan konsep pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Ekosistem terumbu karang merupakan mata rantai utama yang berperan sebagai produsen dalam jaring makanan ekosistem pantai. Selain itu ekosistem terumbu karang yang memiliki produktivitas tinggi menyediakan makanan berlimpah bagi berbagai jenis hewan laut dan menyediakan tempat memijah, berkembang biak, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting dan udang, sehingga secara tidak langsung kehidupan manusia tergantung pada keberadaan ekosistem terumbu karang. Terumbu karang juga memiliki fungsi fisik bagi pantai yaitu sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan penahan abrasi. Ancaman terhadap usaha perikanan laut, khususnya keberadaan ikan target, menjadi semakin besar karena degradasi terumbu karang yang menyebabkan penurunan stok ikan dan adanya konflik sosial di antara pengguna nelayan sumberdaya ikan. Persoalan nyata dalam perikanan tangkap adalah persaingan antar nelayan di daerah penangkapan ikan, karena sumberdaya dan daerah operasinya menjadi terbatas, sementara jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi semakin meningkat. Perikanan ikan karang hidup untuk konsumsi life reef food fish-LRFF memberikan kehidupan bagi banyak nelayan pantai. Di daerah-daerah yang hanya mempunyai sedikit alternatif mata pencaharian, perdagangan LRFF bisa menjadi sumber pendapatan utama bahkan dapat dijadikan komoditi eksport. Ikan karang hidup untuk konsumsi mempunyai nilai jual yang tinggi, dengan volume yang 5 rendah, untuk itu perikanan tersebut sangat berharga dan dapat menjadi nilai tambah bagi perikanan karang di suatu daerah jika dikelola secara bertanggung jawab. Namun demikian, perikanan ini identik dengan praktek penangkapan ikan yang merusak dan penangkapan ikan secara berlebihan, dimana tidak hanya merusak lingkungan laut namun juga ekonomi dan jaringan sosial komunitas nelayan pantai yang bergantung pada sumberdaya ekosistem terumbu karang. Dampak negatif dalam jangka yang lebih panjang dari perikanan LRFF yang tidak dikelola dengan baik, dapat mengancam ketersediaan potensi ikan dan juga komunitas nelayan tradisional yang memanfaatkan perikanan tersebut, dimana kondisi ini telah dirasakan di banyak negara di dunia. Pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab menjadi kebutuhan untuk menjamin pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan dan perlindungan terumbu karang untuk kepentingan generasi yang akan datang. Pada saat ini aktivitas dan jumlah orang yang ingin memanfaatkan sumberdaya terumbu karang semakin hari semakin meningkat, sedangkan sumberdaya terumbu karang tetap atau cenderung berkurang. Di sisi lain pemanfaatan sumberdaya terumbu karang yang ada saat ini kurang ramah lingkungan dan tidak berkelanjutan. Kondisi ini akhirnya akan menurunkan daya dukung sumberdaya terumbu karang. Oleh karenanya, dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu, maka optimasi fungsi ekologi-ekonomi dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berbasis ikan target memunculkan permasalahan yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan wilayah pemijahan spawning ground, tempat pembesaran nursery ground dan tempat mencari makan feeding ground bagi ikan target pada kawasan terumbu karang? 2. Bagaimana meningkatkan kondisi ekologi terumbu karang sebagai tempat pemijahan, tempat pembesaran dan tempat mencari makan bagi ikan target? 3. Bagaimana potensi ikan target pada sumberdaya terumbu karang dimanfaatkan secara optimal? Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang sistematis, rasional dan obyektif terhadap semua faktor yang mempengaruhi optimasi fungsi ekologi-ekonomi agar sesuai untuk kepentingan pengelolaan terumbu karang berkelanjutan. Alur pemikiran dan tahapan penelitian ini disajikan dalam Gambar 1 dan Gambar 2. 6 Gambar 1 Kerangka pikir penelitian Kajian Pemanfaatan Ekosistem Terumbu Karang yang optimum Desain Optimasi Pengelolaan Terumbu Karang Yang Terpadu Berkelanjutan Keberadaan Ikan Target Kondisi existing Ekosistem Terumbu Karang Organisme Bentik Penyusun Terumbu Karang F ee d b a ck Optimasi Fungsi Ekologi-Ekonomi Analisis Kebutuhan Identifikasi Optimasi Formulasi Optimasi Penentuan Optimasi Validasi Partisipasi Masyarakat - Degradasi Terumbu Karang - Penurunan Fungsi Ekologi - Pemanfaatan oleh nelayan - Penurunan tingkat pendapatan 7 Gambar 2 Tahapan penelitian optimasi pengelolaan terumbu karang berbasis ikan target Kajian Teoritis Ekosistem 1. Faktor Biofisik dan Ekonomi 2. Optimasi Kajian Pustaka Konsep Optimasi Konsep Hubungan Organisme Bentik Penyusun Terumbu Karang Dengan Ikan Target Observasi data Lapang Kesimpulan dan Rekomendasi Terhadap Desain Optimasi Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu Berkelanjutan Analisis Data Optimasi Ekologi-Ekonomi Kondisi Terumbu Karang dan Ikan Target Spasial Temporal Ekologi Ekonomi Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 8

1.3 Tujuan Penelitian