12 Ketersediaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan seperti sumber air
tawar, vegetasi tanah, ekosistem pesisir, dan satwa liar pada akhirnya akan menentukan daya dukung suatu sistem pulau kecil dalam menopang
kehidupan manusia penghuni dan semua kegiatan pembangunannya. Produktivitas sumberdaya alam dan jasa lingkungan seperti pengendalian
erosi yang terdapat di setiap lokasi di dalam pulau maupun yang ada di sekitar pulau saling terkait secara erat satu dengan yang lainnya Bengen
2003
a
. Misalnya penebangan hutan dan lahan darat secara tidak terkendali akan meningkatkan laju erosi tanah dan sedimentasi di perairan pesisir,
kemudian mematikanmerusak ekosistem terumbu karang, yang akhirnya menghancurkan industri perikanan pantai dan pariwisata bahari. Oleh karena
itu keberhasilan usaha pertanian, perkebunan atau kehutanan di lahan darat suatu pulau tidak lepas dari pengelolaan menurut prinsip-prinsip ekologis.
Budaya lokal kepulauan kadangkala bertentangan dengan kegiatan pembangunan. Misalnya pariwisata yang dianggap sebagai penolong dalam
pembangunan pulau-pulau kecil, tetapi dibeberapa pulau kecil akan menolak budaya yang dibawa oleh wisatawan asing karena dianggap tidak sesuai
dengan adat atau norma setempat Bengen 2003
b
.
2.2 Sistem Pesisir Coastal System
Dalam keberlanjutan pembangunan di wilayah pesisir terdapat tiga aspek penting yaitu ekologi, ekonomi dan sosial, dimana ketiga aspek tersebut saling
berkaitan satu sama lainnya, dan membentuk suatu sistem. Aspek ekologi, ekonomi dan sosial menjadi tiang utama yang menentukan keberhasilan
pembangunan di wilayah pesisir, dan dalam proses pembangunan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri dan sangat diperlukan suatu keseimbangan Adrianto
2004. Menurut Bengen 2000 terdapat beberapa ekosistem di wilayah pesisir,
diantaranya adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove dan ekosistem lamun. Ketiga ekosistem ini masing-masing memiliki sistem ekologi, tetapi dalam
konteks wilayah pesisir ketiganya merupakan kesatuan dalam sistem ekologi pesisir. Dimana dalam sistem pesisir, jika salah satu dari ekosistem tersebut
mengalami gangguan, secara otomatis akan turut mempengaruhi kondisi ekologis
13 ekosistem yang lain. Keterkaitan antar ekosistem dapat terjadi dalam bentuk
keterkaitan fungsi ekologis antar ekosistem terumbu karang, mangrove dan lamun.
Gambar 3 Keterkaitan fungsi ekologis ekosistem terumbu karang, mangrove
dan lamun Bengen 2000.
Ekosistem terumbu karang, mangrove dan lamun dalam fungsi biologinya merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, baik sebagai tempat
pemijahan spawning ground, tempat pembesaran nursery ground, tempat mencari makan feeding ground dan tempat persinggahan atau transit beberapa
jenis biota. Dan untuk berbagai aktivitas kehidupan manusia, ekosistem terumbu karang, mangrove dan lamun juga sebagai tempat untuk menikmati kenyamanan
lingkungan dan keindahan alam. Fungsi lain dari ketiga ekosistem ini adalah secara fisik sebagai pelindung pantai, pencegah erosi, dan perangkap sedimen, dan
secara kimiawi dalam bentuk transfer dan aliran bahan organik terlarut maupun
partikel Nagelkerken et al. 2000; Morinière et al. 2002; Dorenbosch et al. 2004;
Dorenbosch et al. 2006; Nakamura et al. 2007; Nakamura Tsuchiya 2008. Gambar 4 menunjukkan bahwa adanya interaksi yang terjadi di kawasan
pesisir karena kawasan pesisir menyediakan barang-barang berupa barang terbarukan seperti ikan dan organisme lainnya atau tidak terbarukan seperti
mineral, gas dan lain-lain. Daerah pesisir juga menyediakan berbagai layanan, sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam sistem pesisir yang beragam.
14 Contohnya termasuk perlindungan garis pantai, pemeliharaan keanekaragaman
hayati laut dan kualitas air, serta peluang untuk transportasi, rekreasi dan pariwisata. Ekosistem pesisir seperti terumbu karang, lahan basah mangrove, dan
bentuk lain dari vegetasi pantai, tidak hanya yang sangat produktif, mereka juga menyediakan pertahanan alami penting dari angin kencang, gelombang pasang
surut dan arus laut. Ekosistem pesisir secara efektif melindungi kehidupan orang yang hidup di sepanjang daerah pesisir.
Gambar 4 Wilayah pesisir dan sistem sumber daya pesisir Thia-Eng 2006. Daerah pesisir menjadi target kegiatan urbanisasi. Urbanisasi di wilayah
pesisir saat ini terjadi lebih cepat karena peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah ini. Kepadatan penduduk di kota-kota pesisir termasuk yang tertinggi di dunia.
Selain itu terjadi proses pembangunan seperti pembuatan infrastruktur pelabuhan, perikanan, minyak dan mineral yang sangat besar peluangnya untuk dieksploitasi.
2.3 Ekosistem Terumbu Karang 2.3.1 Komunitas Karang