120
5.2 Pengelolaan Pesisir Terpadu Integrated Coastal Management-ICM
1. Terkait dengan degradasi ekosistem terumbu karang akibat aktivitas manusia
dan alam seperti yang sudah di jelaskan pada Bab 4.2, maka prioritas utama kebijakan adalah memperbaiki ekosistem terumbu karang di Pulau Hogow dan
Pulau Putus-Putus. Perbaikan ekosistem ini tidak terbatas pada terumbu karang yang rusak tetapi juga menyangkut perilaku pengguna sumberdaya. Sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan, telah diketahui secara spasial wilayah pemijahan, pembesaran dan mencari makan Bab 4.3, maka untuk
mengoptimalkan fungsi ekologi terumbu karang, dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang harus memperhatikan fungsi dari masing-masing wilayah
tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan fungsi ekologi terumbu karang sebagai wilayah pemijahan, pembesaran dan mencari makan adalah dengan
melakukan transplantasi karang, dimana jenis karang yang akan ditransplant harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing lokasi Bab 4.5.1.
Gambar 45 Tutupan karang hidup jika ada transplantasi karang pada 2 wilayah terumbu karang yang kosong per tahun
Dengan kegiatan ini akan meningkatkan tutupan karang hidup dan mengoptimalkan fungsi ekologi terumbu karang. Jika dalam setahun tutupan
karang batu dapat ditingkatkan melalui usaha transplantasi dan kemampuan
y = -0,8374x2 + 14,226x + 6,7091 R² = 0,7 7
121 karang itu sendiri dalam aktivitas recovery, maka dalam 6 tahun dimulai tahun
2013 kondisi terumbu karang Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus akan kembali seperti tahun 2002. Selain itu, perilaku pengguna sumberdaya
khususnya masyarakat nelayan perlu dipecahkan permasalahan yang mereka alami seperti tingkat pendidikan, konflik wilayah penangkapan, peningkatan
teknologi alat tangkap, alternatif mata pencaharian dan kelembagaan Bab 4.5.4.
2. Sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh UU no 27 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, maka untuk mencegah kerusakan ekosistem terumbu karang maka perlu ditetapkan zonasi seperti
kawasan konservasi atau zona inti yang berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh lokasinya yaitu Pulau Hogow sebagai daerah pemijahan, kawasan
zona penyangga yaitu Stasiun 1 dan 2 Pulau Putus-Putus sebagai daerah pembesaran dan kawasan pemanfaatan yaitu Stasiun 4, 5 dan 6 Pulau Putus-
Putus sebagai daerah mencari makan.
Gambar 46 Usulan penentuan zonasi di kawasan terumbu karang Pulau Hogow
dan Pulau Putus-Putus Zona Inti
Zona Penyanggah
Zona Pemanfaatan
122 Selanjutnya diatur mengenai jumlah yang boleh dimanfaatkan, kompensasi atas
dampak dari pemanfaatan, kegiatan usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan pemberian ijin yang ketat, sanksi hukum dan mitigasi
bencana. Dalam penerapan kebijakan untuk zonasi ini berbeda dengan penerapan zonasi pada kawasan terumbu karang yang lain, dimana jika pada
kawasan terumbu karang yang lain zona inti merupakan daerah atau wilayah larang
tangkap, maka
pada kawasan
zona inti
ini pelarangan
pemanfaatanpenangkapan hanya pada saat ikan memijah yaitu di bulan Pebruari-April dan Oktober-Nopember.
3. Guna keberhasilan pengelolaan berkelanjutan di kawasan terumbu karang
Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus maka dalam kebijakan-kebijakan yang akan dibuat perlu memperhatikan hal-hal yang menyangkut persentase
penutupan karang ekologi; waktu yang digunakan untuk pemanfaatan terumbu karang dan ketergantungan kepada sumberdaya sebagai sumber
nafkah ekonomi; tingkat pendidikan dan upaya perbaikan kerusakan ekosistem terumbu karang sosial; tradisibudaya dan koperasi kelembagaan;
serta teknologi perahu dan teknologi pasca panen teknologi. Guna mengatasi hal-hal tersebut, tentu diperlukan campur tangan yang besar dari pemerintah
karena sangat tidak mungkin menyerahkan pemecahan masalah-masalah tersebut kepada masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah
menciptakan mata pencaharian alternatif seperti budidaya ikan karang dengan teknik jaring apung serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan wisata sebagai
pemandu wisata yang mulai berkembang di kawasan Pulau Hogow dan Pulau Putus-Putus seperti wisata selam.
123
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan