diharapkan mampu memberikan kontribusi pendapatan pada masyarakat dan tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah saja.
Hasil analisis korelasi Lampiran 7 antara karakteristik masyarakat dan pendapat masyarakat tentang pihak yang akan melakukan kegiatan rehabilitasi
lahan dengan pendapat masyarakat terhadap dukungan akan kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami menunjukkan bahwa variabel
karakteristik masyarakat relatif bebas dan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap dukungan masyarakat pada taraf nyata 95, tetapi variabel pihak yang
akan melakukan rehabilitasi sangat mempengaruhi terhadap dukungan masyarakat akan rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami.
Dukungan masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami merupakan respon positif kemauan masyarakat terhadap upaya
rekonstruksi Aceh pasca tsunami, hal ini haruslah disikapi dengan baik oleh pemerintah yaitu dengan melibatkan mereka dalam kegiatan rehabilitasi lahan
pertanian khususnya lahan-lahan pertanian di desa mereka. Keterlibatan mereka dapat dilakukan melalui lembaga yang ada dalam desa seperti lembaga adat
gampong dan mukim. Keterlibatan pihak masyarakat dapat pula dibantu dengan pendampingan dari pihak lembaga swadaya masyarakat yang ada, terutama
lembaga swadaya masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Beberapa pertimbangan pentingnya peran gampong dan mukim dalam upaya rekonstruksi aceh pasca tsunami adalah sebagai berikut : 1 gampong
dan mukim adalah lembaga terdekat dengan sumberdaya alam yang ada, sehingga pengawasan terhadap sumberdaya alam menjadi efektif, 2
pendelegasian wewenang pengawasan kepada lembaga gampong dan mukim akan memangkas biaya untuk kebutuhan operasioanl pengawasan, 3 sebagai
penghargaan atas peran lembaga gampong atau mukim dalam upaya rekontruksi Aceh pasca tsunami. Syarif, 2005.
6.2.4. Arahan untuk Rencana Rehabilitasi Lahan Pertanian yang Rusak Pasca tsunami
.
Perencanaan rehabilitasi lahan pertanian yang rusak akibat tsunami bertujuan untuk memfungsikan kembali lahan tersebut sebagai lahan pertanian
sehingga aktifitas usahatani masyarakat dapat kembali berjalan. Perencanaan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami harus berbasis masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disusun beberapa arahan untuk rencana rehabilitasi lahan pertanian yang rusak akibat tsunami.
1. Lahan-lahan pertanian harus dibersihkan dari sedimen terutama pasir, pembersihan sisa sampah dan puing dapat dikerjakan bersamaan
dengan kegiatan pemindahan sedimen. Hal ini dikarenakan semua titik pengamatan pada penelitian ini sedimen penutup lahan pertanian adalah
pasir dan masih tersisa sampah dan puing pada lahan pertanian. 2. Pemindahan sedimen haruslah dipertimbangkan lokasi dan biaya
pemindahan baik menyangkut jumlah tenaga kerja maupun biaya transportasi pemindahan. Hal ini dikarenakan ketebalan sedimen pasir
yang relatif cukup besar. Untuk itu perlu dipertimbangkan pemakaian sedimen untuk keperluan lain. Salah satu alternatif adalah pemakaian
sedimen pasir untuk material pembangunan rumah dimana pasir yang dipindahkan dari lahan pertanian dilakukan pencucian terlebih dahulu
untuk membersihkan sisa garam yang ada selanjutnya bisa digunakan untuk material bangunan.
3. Pengelolaan tanah diperlukan untuk mengatasi masalah erosi dan genangan yang masih terjadi pada lahan pertanian.
4. Monitoring dan evaluasi terhadap karakteristik lahan, baik untuk tingkat salinitas maupun reaksi tanah pH harus tetap diperhatikan agar kondisi
tanah pada lahan pertanian dalam kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.
5. Penanaman tanaman harus disesuaikan dengan kesesuain lahan yang ada, sehingga mampu memberikan nilai ekonomis yang tinggi serta
mempunyai prospek pemasaran yang baik. 6. Sosialisasi kegiatan rehabilitasi lahan pasca tsunami perlu dilakukan oleh
pemerintah secara berkesinambungan baik langsung maupun melalui media yang ada, hal ini untuk memberikan gambaran akan pentingnya
kegiatan rehablitasi dan juga untuk menghindari konflik antara pemerintah dan masyarakat sebagai pemilik lahan.
7. Respon positif dari masyarakat untuk mendukung rencana rehabilitasi lahan perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan melibatkan
masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi. Keterlibatan mereka dapat dikoordinasikan melalui lembaga desa yang ada baik di tingkat gampong
maupun mukim . Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi merupakan wujud tanggung jawab masyarakat dalam upaya recovery Aceh pasca
tsunami. 8. Kegiatan rehabilitasi yang akan dilakukan harus diikuti dengan bantuan
sarana pertanian bagi masyarakat agar masyarakat dapat dengan segera kembali melakukan aktifitas pertanian, hal ini mengingat sarana produksi
pertanian yang dimiliki masyarakat ikut terbawa dan rusak akibat tsunami. Hal ini merupakan bagian dari kegiatan rehabilitasi dalam upaya
mengaktifkan kembali kegiatan pertanian sebagai mata pencarian mereka livelihoods recovery.kegiatan ini tidak hanya sampai pada tahap
pemberian bantuan sarana produksi pertanian tetapi juga sampai pada tahap pengembangan pasar untuk pemasaran komoditi yang dihasilkan
petani.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan