Tabel 13. Karakteristik responden di dua desa di Kecamatan Lho’nga
Meunasah Baro
Meunasah Manyang
Jumlah No.
Karakteristik Kriteria
n n
n
Laki-laki 10
66,7 9
60,0 19
63,3 Perempuan
5 33,3
6 40,0
11 36,7
1. Jenis kelamin
Total 15
100,0 15
100,0 30
100,0 35 Th
1 6,7
0,00 1
3,3 35-44 th
9 60,0
8 53,3
17 56,7
45-54 th 4
26,7 3
20,0 7
23,3 55-64 th
1 6,7
4 26,7
5 16,7
65 th 0,0
0,0 0,0
2. Umur
Total 15
100,0 15
100,00 30
100,0 SD
3 20,0
3 20,0
6 20,0
SMP 7
46,7 4
26,7 11
36,7 SMU
3 20,0
5 33,3
8 26,7
PT 2
13,3 3
20,0 5
16,7 3.
Pendidikan Total
15 100,0
15 100,00
30 100,0
Petani 8
53,3 7
46,7 15
50,0 Petambak
0,00 0,00
0,00 Nelayan
2 13,3
3 20,0
5 16,7
Lainnya 5
33,3 5
33,3 10
33,3 4.
Pekerjaan utama
Total 15
100,0 15
100,00 30
100,0 400.000
5 33,3
2 13,33
7 23,3
400.000-600.000 7
46,7 5
33,3 12
23,3 600.000
3 20,0
8 53,3
11 36,7
5. Pendapatan
Total 15
100,0 15
100,00 30
100,0 5 th
0,0 0,0
0,0 5-10 th
8 53,3
7 46,7
15 50,0
10 th 7
46,7 8
53,3 15
50,0 6.
Lama tinggal Total
15 100,0
15 100,00
30 100,0
Sumber : Data primer diolah 2005
6.2.2. Pendapat Masyarakat Terhadap Usahatani
Pendapat masyarakat adalah pandangan mereka terhadap usahatani di lahan pertanian mereka pasca tsunami. Pendapat masyarakat dapat diketahui
dari keinginan dan pandangan mereka terhadap kegiatan usahatani mereka serta keinginan mereka untuk tetap berusaha pada sektor pertanian tersebut.
Pendapat masyarakat terhadap usahatani di lahan pertanian mereka pasca tsunami di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 15.
Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden 100 memiliki usahatani di desanya dan semua mereka menyatakan lahan usahataninya
terkena dampak dari gelombang tsunami. Tabel 14. Pendapat masyarakat terhadap kegiatan usahatani di dua desa di
Kecamatan Lho’nga
Meunasah Baro
Meunasah Manyang
Parameter Kriteria
n n
Jumlah
a. Ya 15
50,0 15
50,0 30
100,0 1. Apakah anda mempunyai kegiatan
usahatani di desa ini b. Tidak
a. Ya 8
53,3 7
46,7 15
50,0 2. Apakah kegiatan usahatani tersebut
sebagai mata pencaharian utama b. Tidak
7 46,7
8 3,3
15 50,0
a. Ya 15
50,0 15
50,0 30
100,0 3. Apakah lahan pertanian yang anda usaha-
kan terkena dampak gelombang tsunami b. Tidak
a. Ya 14
46,7 15
50,0 29
96,7 4. Apakah anda masih punya keinginan
untuk meneruskan kegiatan usahatani di desa ini
b. Tidak 1
3,3 1
3,3 a. Ya
15 50,0
15 50,0
30 100, 0
5. Jika lahan pertanian anda yang terkena tsunami tsb diperbaiki apakah anda
masih mau berusahatani lagi dilahan tersebut
b. Tidak
a. Bantuan sarana pertanian
9 30,0
9 30,0
18 60,0
b. Bantuan pelatihan 3
10,0 2
6,7 5
5,0 c. Bantuan Modal
15 50,0
15 50,0
30 100,0
6. Apa kebutuhan yang anda perlukan dalam upaya meneruskan kembali
usahatani anda d. Lainnya
a. Ya 5
16,7 6
20,0 11
36,7 7. Apakah anda punya keinginan untuk
mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama
b. Tidak 10
33,3 9
30,0 19
63,3
Sumber: Data primer diolah 2005
Sebagain besar juga dari mereka menyatakan masih mau meneruskan usahatani di desanya yaitu sebesar 96,7 dan hanya 3,3 yang menyatakan
tidak mau meneruskan usahatani didesanya, tetapi semua mereka menyatakan masih mau berusaha jika lahan pertanian mereka yang rusak dilakukan
perbaikan. Hal ini menggambarkan ketidakberdayaan masyarakat untuk melakukan perbaikan sendiri dan sangat berharap bantuan dari pihak lain untuk
bisa melakukan perbaikan lahan pertanian mereka. Sebanyak 63,3 mereka menyatakan tidak ingin mencari kegiatan lain sebagai pengganti mata
pencaharian utama dan 36,7 menyatakan ingin mencari kegiatan lain sebagai mata pencaharian utama tetapi kegiatan bertani masih akan mereka usahakan
jika memang lahan pertanian mereka yang rusak akibat gelombang tsunami diperbaiki lagi.
Bantuan yang mereka perlukan untuk dapat kembali berusahatani adalah bantuan modal 100 dan batuan sarana pertanian 60 dan hanya 5 saja
yang menyatakan butuh bantuan pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak mempunyai modal usaha untuk meneruskan
usahataninya, baik untuk upah pekerjaan maupun untuk membeli sarana alat pertanian, dimana pada saat tsunami banyak sarana produksi pertanian mereka
hilang terseret tsunami dan rusak. Sedangkan bantuan pelatihan untuk waktu jangka pendek belum mendesak mereka butuhkan. Kondisi kerusakan sarana
pertanian di lokasi penelitian seperti kerusakan mesin penggilingan padi Gambar 8a dan kerusakan hand tractor Gambar 8b.
a b
Gambar 8. Kerusakan sarana produksi pertanian di dua desa di Kecamatan Lho’nga
Sumber : Dokumen pribadi, November 2005
Tidak ada faktor karakteristik masyarakat umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan lama tinggal yang mempengaruhi pendapat mereka terhadap
keinginan untuk meneruskan usahatani mereka di desa Lampiran 6. Hasil analisis Kuantifikasi Hayashi II dan hasil analisis korelasi Lampiran
6 dan 7 antara karakteristik masyarakat dengan pendapat masyarakat terhadap keinginan berusahatani kembali di desa menunjukkan bahwa variabel
karakteristik masyarakat relatif bebas dan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap pendapat masyarakat pada taraf signifikasi 95. Variabel pendidikan
sangat berpengaruh nyata terhadap pekerjaan dan pendapatan. Hal ini dimungkinkan dengan pendidikan yang lebih tinggi masyarakat akan mempunyai
banyak pilihan pekerjaan sehingga akan memberikan tingkat penghasilan yang lebih baik.
Hasil analisis Kuantifikasi Hayashi II terhadap 15 responden yang bermata pencaharian sebagai petani terhadap pendapat mereka akan keinginan
mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama menunjukkan nilai Eta- Square sebesar 0,7166. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model Hayashi II
tersebut dapat menjelaskan 71,66 persen keragaman data pendapat masyarakat Tabel 16. Dengan kata lain sebesar 28,34 persen keragaman data tidak dapat
dijelaskan oleh model Hayashi II. Tabel 15. Nilai korelasi parsial dan nilai skor kategori analisis Kuantifikasi
Hayashi II pada pendapat masyarakat serta keinginan mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama.
Faktor Kategori
Frekuensi Skor Kategori Kisaran Korelasi
Parsial Umur X1
35-44 th 9
-0,44774 1,26821 0,6448
45-54 th 4
0,59719 55-64 th
2 0,82047
Pendapatan X3 400 rbbulan
7 -0,12444
3,45632 0,7490 400 rb - 600 rbbulan
7 0,54092
600 rbbulan 1
-2,91540 Lama Tinggal X4
6 th - 10 th 9
0,43584 1,08959 0,6442
10 th 6
-0,65375 Ya
6 -1,03675
Tidak 9
0,69117 Pendapat tentang keinginan untuk
mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama Y1
t 0,388
Eta-square 0,7166
Nyata pada taraf a 5 = 0,05 Sumber: Data primer diolah 2005
Tabel 16 menunjukkan bahwa variabel umur, pendapatan dan lama tinggal mempunyai kaitan terhadap pendapat masyarakat terhadap keinginan
mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama. Kategori umur 45-54 tahun dan 55-64 tahun berkorelasi positif dengan pendapat masyarakat yang
tidak ingin mencari pekerjaan lain sebagai pekerjaan utama. Hal ini diduga masyarakat yang berumur 44-54 tahun dan 55-64 tahun merasakan bahwa usia
mereka tidak produktif lagi untuk mencari kegiatan lain sebagai pekerjaan, sedangkan masyarakat yang berumur 35-44 tahun mereka masih merupakan
usia produktif untuk mencari pekerjaan lain. Pendapat masyarakat yang berkeinginan mencari pekerjaan lain sebagai
mata pencaharian utama juga terkait oleh tingkat pendapatan mereka. Tingkat pendapat 400 ribubulan - 600 ribubulan berkorelasi positif dengan pendapat
yang tidak berkeinginan mencari pekerjaan lain. Hal ini diduga karena tingkat pendapatan
mereka telah dianggap mampu memenuhi kebutuhan pokoknya,sedangkan pada tingkat pendapatan 400 ribubulan mereka merasa
bahwa pendapatan mereka belum mampu mencukupi kebutuhan pokok mereka, sehingga masih mempunyai keinginan untuk mencari pekerjaan lain. Pendapatan
yang relatif lebih besar berkeinginan mencari pekerjaan lain lebih disebabkan semakin besarnya tanggungan akibat semakin besarnya pendapatan dengan
kata lain semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluaran. Lama tinggal juga terkait dengan pendapat masyarakat terhadap
keinginan mencari pekerjaan lain. Lama tinggal 10 tahun berkorelasi positif dengan pendapat masyarakat yang tidak berkeinginan mencari pekerjaan lain.
Hal ini diduga karena dengan lamanya mereka tinggal telah memberikan banyak pengalaman bagi mereka dalam berusahatani, sehingga mereka tidak
mempunyai keinginan lagi mencari pekerjaan lain di luar kegiatan pertanian .
Untuk melihat faktor mana yang paling berpengaruh terhadap pendapat masyarakat dilakukan analisis korelasi antara karakteristik masyarakat dengan
pendapat masyarakat terhadap keinginan mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama Lampiran 7. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa
variabel karakteristik masyarakat relatif bebas dan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap pendapat masyarakat untuk mencari pekerjaan lain sebagai mata
pencaharian utama pada taraf signifikasi 95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak eratnya hubungan keterkaitan faktor karakteristik masyarakat dengan pendapat
masyarakat akan keinginan mencarai pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama.
Rehabilitasi lahan pertanian sangat diharapkan oleh masyarakat agar lahan-lahan pertanian yang rusak milik mereka dapat difungsikan kembali
sehingga masyarakat dapat kembali bekerja disektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Kegiatan usahatani yang bisa kembali pulih
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sehingga roda perekonomian dapat kembali berjalan dengan normal.
6.2.3. Pendapat Masyarakat Terhadap Rencana Rehabilitasi Lahan