Penentuan Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Contoh Analisis Data

Tabel 2. Hubungan tujuan 1 penelitian, data yang diperlukan, metode analisis dan hasil yang diharapkan pada analisis kerusakan lahan Data yang diperlukan dan Sumber data Tujuan nomor Tujuan penelitian Data Primer Data sekunder Metode Analisis Hasil yang diharapkan 1 Melakukan identifikasi kerusakan lahan pertanian pada lokasi penelitian berdasarkan jarak dari garis pantai ke arah daratan Survai dan pengambilan contoh tanah pada tiap transek meliputi data fisik dan kimia tanah serta pengamatan terhadap vegetasi yang ada di lokasi penelitian Data kondisi wilayah sebelum tsunami, curah hujan, dan peta- peta yang menyangkut lokasi penelitian Analisis deskriptif yang didasari pada Framework for Soil Reclamation and Restrart Cultivation dari FAO tahun 2005 Gambaran kondisi lahan dan karakteristik lahan berdasarkan klasifikasi kerusakan dilihat berdasarkan jarak dari garis pantai

4.4.1. Penentuan Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Contoh

Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara sengaja dengan ketentuan desa yang dipilih merupakan desa yang mempunyai lahan pertanian dekat dengan garis pantai. Pengambilan contoh tanah dengan menggunakan metode jalur. Pada pada tiap desa terpilih dibuat dua jalur dengan garis pantai sebagai base line selanjutnya contoh tanah diambil dalam jalur sampai dengan dengan jarak 1250 meter dari garis pantai, interval jarak tiap titik pengamatan sepanjang 250 meter, sehingga terdapat 20 titik pengamatan dari kedua desa terpilih. Skema pengambilan contoh tanah seperti pada Gambar 4. Pada setiap titik pengamatan tanah juga dibuat plot pengamatan untuk vegetasi dengan ukuran plot 10 m x 10 m. Setiap tanaman yang ditemui tumbuh pada tiap titik pengamatan tersebut dicatat jenis dan jumlahnya.

4.4.2. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari 20 titik pengamatan di dua desa yang terpilih. Contoh tanah diambil di masing-masing titik pengamatan dalam jalur pada tiap desa. Contoh tanah yang diambil merupakan tanah asli di bawah sedimen yang menutupi lahan pertanian dengan kedalaman 20 cm. Adapun data yang dikumpulkan meliputi sifat fisik tanah : tekstur, permeabilitas, puing dan sampah yang menutupi lahan, dan genangan air di permukaan. Data sifat kimia tanah meliputi : pH, salinitas, N, P, K, C-organik KTK . Data vegetasi meliputi jenis dan jumlah vegetasi yang tumbuh pada lahan yang rusak akibat gelombang tsunami pada tiap titik pengamatan. Data didapat dari pengamatan di lapangan dan analisis laboratorium. Jenis data dan metode pengumpulan data tertera pada Tabel 3. Data sekunder didapatkan dari instansi terkait. Gambar 4. Skema Pengambilan Contoh Tanah Tabel 3.Jenis data dan metode pengumpulan data di lapangan Jenis Data Metode Pengambilan dan Sumber Data

1. Data primer di lapangan

• Tekstur Pengambilan contoh tanah analisis lab • Permeabilitas Pengambilan contoh tanah analisis lab • Batuan dipermukaan Pengamatan dilapangan • Puing dan sampah Pengamatan dilapangan • Genangan air dipermukaan Pengamatan dilapangan • pH Pengambilan contoh tanah analisis lab • Salinitas Pengambilan contoh tanah analisis lab • Bahan Organik Pengambilan contoh tanah analisis lab • Penutupan Vegetasi Pengamatan dilapangan • Pendapat masyarakat Pengamatan lapangan dan wawancara

2. Data Sekunder

• Peta tanah 1:250.000 Hasil PUSLITANAK 1990 • Peta rupa bumi 1:50.000 BAKOSURTANAL 1984 • Data curah hujan Stasiun klimatologi Indarapuri aceh Besar • Hasil penelitian sebelumnya Laporan penelitian dan pustaka • Data kondisi dearah penelitian Instansi terkait

4.4.3. Analisis Data

Secara umum analisis data untuk identifikasi kerusakan lahan dan pendapat masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami terdiri atas ; 1 Analisis deskriptif dan tabulasi data dari hasil survei dan pengamatan, 2 Analisis terhadap vegetasi yang tumbuh pada lokasi penelitian sepanjang transek yang diamati, 3 Analisis terhadap pendapat masyarakat. 1. Analisis karakteristik lahan dilakukan dengan membuat tabel secara sederhana hasil analisis laboratorium contoh tanah. Identifikasi kerusakan lahan dilakukan dengan menggunakan Framework for Soil Reclamation and Restart Cultivation dari FAO tahun 2005. Adapun jenis kerusakan dan tingkat kerusakan untuk observasi tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel Observasi untuk Kerusakan Lahan di Kecamatan Lho’nga Kerusakan Rendah Sedang Tinggi Ranking 1. Rendah 2. Sedang Puing dan sampah 1 2 3 3. Banyak 1. Erosi rendah 4. Erosi sedang Erosi 1 4 6 6. Erosi tinggi 1. 4 cm 4. 4 - 10 cm Sedimentasi 1 4 6 6. 10 cm 1. 4 hari 4. 4 - 5 hari Lama genangan 1 4 6 6. 6 hari 1. Lambat 2. Sedang Infiltrasi 1 2 3 3. Cepat 8 = kerusakan rendah 8 -16 = kerusakan sedang Jumlah Antara 5 dan 24 16 = kerusakan tinggi Sumber: FAO 2005b dimodifikasi Adapun indikator pengamatan di lapangan untuk masing-masing tingkat kerusakan adalah sebagai berikut : Puing dan sampah ; Rendah sampah dan puing yang menutupi lahan pertanian 0-10 dari luas lahan, Sedang sampah dan puing yang menutupi lahan pertanian 10-50 dari luas lahan, Banyak sampah dan puing yang menutupi lahan pertanian 50 dari luas lahan. Erosi ; Erosi rendah erosi permukaan yang terjadi pada lahan 15 dari luas lahan, Erosi sedang erosi permukaan yang terjadi pada lahan 15 – 30 Dari luas lahan, Erosi tinggi erosi permukaan yang terjadi pada lahan 30 dari luas lahan. Sedimentasi ; 4 cm jika ketebalan sedimen yang menutupi lahan 4cm, 4-10 cm jika ketebalan sedimen yang menutupi lahan antara 4-10 cm, 10 cm jika ketebalan sedimen yang menutupi lahan 10cm. Lama genangan ; 4 hari jika dengan yang terjadi kurang dari 4 hari, 4-5 hari jika genagan yang terjadi antara 4-5 hari, 6 hari jika genagan yang terjadi pada lahan 6 hari Infiltrasi ; Penetapan laju infiltrasi didasarkan pada hasil uji laboratorium terhadap permeabilitas dari contoh tanah yang diambil. Selanjutnya berdasarkan jumlah skor, lahan diklasifikasikan ke dalam empat kelas yaitu : 1. Kelas A kerusakan rendah skor 8 2. Kelas B kerusakan sedang skor 8-16 3. Kelas C kerusakan tinggi skor 16, dan 4. Kelas D hilang lahan tergenang. 2. Analisis terhadap vegetasi dilakukan dengan membuat tabel pengamatan terhadap jenis dan jumlah vegetasi yang ditemui pada setiap titik pengamatan yang telah ditentukan pada tiap transek. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan gambaran tentang jenis dan jumlah vegetasi yang tumbuh atau bertahan pada lahan yang rusak akibat tsunami.

4.5. Analisis Pendapat Masyarakat

Hubungan antara tujuan 2 dan 3 penelitian, analisis data, data yang diperlukan, sumber data dan output yang diharapkan dapat dilihat pada Tabel 5.