sistem yaitu : 1 sub-sistem tanah, 2 sub-sistem klimatologi, 3 sub-sistem hidrologi, 4 sub-sistem vegetasi, 5 sub-sistem manusia dan budayanya dan 6
sub-sistem penunjang aktivitas manusia. Sumberdaya tanah sering kali dianggap sebagai komponen yang sangat
vital dalam sistem lahan dan pengelolaannya. Tanah dapat dipandang sebagai sebidang bentang lahan dengan permukaan dan bentuk lahannya sendiri, serta
mempunyai profil tanah dan karakteristik internal yang spesifik, seperti penyebaran kadar liat, komposisi mineral dan sifat fisik-kimia, serta sifat-sifat
geofisika Soemarno, 1991. Tanah juga dipandang sebagai tubuh alami yang tersusun atas komplek ekosistem, di dalamnya terdapat berbagai jenis
organisme hidup mulai dari bakteri hingga vertebrata. Bagi lahan pertanian, penggunaan lahan merupakan wujud usaha petani
untuk memanfaatkan lahannya, yaitu bagaimana petani mengelola lahan dengan penentuan dan pengaturan jenis tanaman menurut luas lahan dan giliran
tertentu, sehingga dengan luas lahan yang dimilikinya diharapkan dapat diperoleh hasil yang optimal untuk tujuan tertentu Gustafon, 1984 dalam
Barijadi, 1986.
2.2. Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah penurunan kualitas lahan dan produktifitas lahan atau pengurangan kemampuan lahan, baik secara alami atau karena pengaruh
manusia Dent, 1993. Perkembangan selanjutnya menuju fase-fase yang menunjukkan tingkat keparahannya, sebelum mencapai suatu keadaan ekstrim
rusak lahan kritis. Salah satu akibat terjadinya lahan kritis menurut Lal dan Miller 1989 adalah hilangnya kemampuan berproduksi jangka panjang.
Penyebab terjadinya degradasi lahan menurut Sitorus 2004b dapat dikelompokkan atas : 1 Bahaya alami Natural Hazard, yaitu degradasi yang
terjadi tanpa campur tangan manusia, contohnya longsor, 2 Perubahan populasi, yaitu meningkatnya populasi terkait dengan kebutuhan dan intensitas
penggunaan lahan, contohnya pertumbuhan penduduk, 3 Marginalisasi, yaitu eksploitasi lahan terhadap lahan-lahan marginal, 4 Kemiskinan Poverty, yaitu
penduduk miskin yang mengolah lahan cenderung untuk mendapatkan keuntungan sesegera mungkin tanpa memberikan input yang sesuai dengan
kebutuhan lahan tersebut, 5 Masalah kepemilikan lahan, 6 Kestabilan politik
dan salah Administrasi maladministration, misalnya peraturan yang dibuat tanpa memperhatikan kebutuhan petani, 7 Aspek sosial ekonomi, yaitu
terbentuknya degradasi lahan yang disebabkan oleh kegiatan olah tanah tanpa reinvestasi, 8 Kesehatan, yaitu tanah ditinggalkan, padahal tanah tersebut
tanah yang subur untuk pertanian akibat adanya outbreak penyakit pada suatu tempat, 9 Pertanian tidak tepat Inapropriate agriculture, yaitu terjadinya
degradasi lahan karena memaksakan suatu teknologi yang tidak cocok pada suatu daerah, dan 10 Aktifitas pertambangan dan industri.
Riquier 1977 mengelompokkan degradasi lahan ke dalam dua kelompok, yaitu degradasi alami dan degradasi dipercepat. Degradasi alami
terjadi pada masa lampau akibat denundasi, yang biasa meninggalkan sisanya dalam bentuk permukaan erosi atau dataran aluvial yang luas berbentuk dataran
banjir. Degradasi dipercepat adalah degradasi yang prosesnya berlangsung cepat, umumnya disebabkan oleh campur tangan manusia. Unsur lahan yang
umumnya mengalami degradasi adalah tanah dan vegetasi. Menurut Barrow 1991 degradasi lahan didefinisikan sebagai fenomena
hilangnya dan berkurangnya manfaat atau potensi dari suatu lahan. Hilangnya atau berubahnya suatu komposisi flora dan fauna yang tidak digantikan terjadi
pada lahan yang terdegradasi. Ada dua kategori proses degradasi tanah, yakni 1 Berkaitan dengan
pemindahan bahan atau materi tanah erosi oleh angin dan air, dan 2 Menurunnya kondisi tanah tersebut proses degradasi beberapa sifat fisik dan
kimia Anonymous, 1993 dalam Situmorang, 1999. Menurut bentuknya degradasi dibagi menjadi tiga, yaitu degradasi fisik,
degradasi kimia dan degradasi biologi. Degradasi fisik terjadi akibat penebangan hutan, penanaman intensif menurut arah lereng, pengolahan tanah berlebihan
dan penanaman intensif tanpa penambahan unsur hara atau hanya dengan input hara rendah. Degradasi kimia diakibatkan oleh penggaraman atau pengasaman
tanah, sedangkan degradasi biologi dicirikan oleh penurunan produksi dan kandungan bahan organik tanah Lal dan Miller, 1989.
Dent 1993 membagi pemicu terbentuknya degradasi lahah ke dalam tiga kelompok yaitu : 1 Kerusakan morfologi: kehilangan lapisan tanah melalui
erosi alur, pengikisan tebing sungai dan longsor; 2 Kerusakan kimia dicirikan oleh hilangnya unsur hara dan atau bahan organik dan pengasaman; 3
kerusakan fisik meliputi genangan air, penurunan muka air tanah dan menipisnya tanah-tanah organik.
Kerusakan tanah dapat terjadi oleh 1 Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, 2 Terkumpulnya garam di daerah perkaran
salinasasi, 3 Penjenuhan tanah oleh air water logging, dan 4 Erosi. Kerusakan tanah oleh satu atau lebih proses tersebut menyebabkan
berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Kerusakan tanah akibat terkumpulnya garan di sekitar perakaran dapat
menghambat pertumbuhan tanaman atau mematikan tanaman. Kerusakan ini dapat hilang pada musim hujan dengan tercucinya garam-garam tersebut
Arsyad, 1989.
2.3. Persepsi