Karakteristik Individu TINJAUAN PUSTAKA

termasuk dalam kategori apa dan kemungkinan terbaik apa yang dapat diusahakan pada lahan tersebut secara berkesinambungan. Fungsi utama dari perencanaan penggunaan lahan adalah untuk memberikan petunjuk atau pengarahan dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan sehingga sumberdaya lahan dan lingkungan tersebut ditempatkan pada penggunaan yang paling menguntungkanefisien bagi manusia, dan dalam waktu yang bersamaan juga mengkonservasikannya untuk penggunaan pada masa yang akan datang Dent, 1978; Jones dan Davies, 1978 dalam Sitorus 2004a. Dalam kaitan dengan keperluan yang lebih operasional perencanaan penggunaan lahan bertujuan untuk Sandy, 1984; Silalahi, 1985 dalam Sitorus 2004a : 1. Mencegah penggunaan lahan yang salah tempat dalam mengupayakan terciptanya penggunaan lahan yang optimal ; 2. Mencegah adanya salah urus yang menyebabkan lahan rusak dalam mengupayakan penggunaan lahan yang berkesinambungan; 3. Mencegah adanya tuna kendali dalam mengupayakan penggunaan lahan yang senantiasa diserasikan oleh adanya kendali; 4. Menyediakan lahan untuk keperluan pembangunan yang terus meningkat ; 5. Memanfaatkan lahan sebesar-besarnya untuk kemakmuran manusia.

III. KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN AKIBAT TSUNAMI DI NAD

3.1. Gempa Dan Tsunami

Aktivitas gempa di Nanggroe Aceh Darussalam bukanlah suatu hal yang luar biasa, karena wilayah NAD memang terletak di jalur gempa. Berdasarkan sejarah gempa yang telah diketahui para ahli geofisika selama 30 tahun ini saja telah terjadi sekitar 100 kali gempa berskala sekitar 5 Skala Richter. Pusat gempa terbanyak di sepanjang laut sebelah timur Aceh, 15 kali gempa diatas 7 skala Richter di laut, dan 6 kali di daratan sepanjang patahan Sumatera yang melintasi Aceh. Keseluruhan gempa diatas memiliki kedalaman yang dangkal. Sedangkan gempa menengah telah terjadi 27 kali di sepanjang laut sebelah timur Aceh dan 25 kali di daratan. Sebagian besar gempa-gempa tersebut berkedudukan di Laut sekitar Pulau Simeulue dan Bukit Barisan berarah baratdaya-timurlaut dan menerus sampai ke laut Andaman dan Birma. Gempa pada tanggal 26 Desember 2004 tersebut adalah gempa terbesar yang pernah terjadi di daerah ini, dengan kekuatan 9.0 Skala Richter dengan pusat gempa berada 225 Km di selatan Kota Banda Aceh pada kedalaman 9-10 km, Gempa bumi ini diikuti gelombang tsunami yang menghantam hampir seluruh pesisir Provinsi NAD, dengan kerusakan terparah melanda Banda Aceh hingga pantai barat Sumatera Utara. Tsunami merupakan proses akibat terjadinya gempa pada kedalaman yang dangkal, karena sebagian besar energy release ke kolom air laut di atasnya. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 kmjam, mendekati pantai gelombang melambat namun mendesak ke atas, menghempas ke daratan, dan menghancurkan apapun di belakang pantai. Terjangan gelombang menunjukkan arah relatif tegak lurus garis pantai. Pola kerusakan sejajar garis pantai dengan gradasi kerusakan melemah tegak lurus menjauhi pantai. Tingkat kerusakan meliputi kawasan perkotaan danatau pedesaan hancur total, rusak berat, sedang, dan ringan BAPPENAS, 2005.

3.2. Kerusakan Lahan Pertanian

Gempa bumi dan terutama tsunami telah meluluhlantakkan sebagian wilayah Nanggroe Aceh Darussalam yang menyebabkan terjadinya kerusakan