yang relatif lebih besar berkeinginan mencari pekerjaan lain lebih disebabkan semakin besarnya tanggungan akibat semakin besarnya pendapatan dengan
kata lain semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluaran. Lama tinggal juga terkait dengan pendapat masyarakat terhadap
keinginan mencari pekerjaan lain. Lama tinggal 10 tahun berkorelasi positif dengan pendapat masyarakat yang tidak berkeinginan mencari pekerjaan lain.
Hal ini diduga karena dengan lamanya mereka tinggal telah memberikan banyak pengalaman bagi mereka dalam berusahatani, sehingga mereka tidak
mempunyai keinginan lagi mencari pekerjaan lain di luar kegiatan pertanian .
Untuk melihat faktor mana yang paling berpengaruh terhadap pendapat masyarakat dilakukan analisis korelasi antara karakteristik masyarakat dengan
pendapat masyarakat terhadap keinginan mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama Lampiran 7. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa
variabel karakteristik masyarakat relatif bebas dan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap pendapat masyarakat untuk mencari pekerjaan lain sebagai mata
pencaharian utama pada taraf signifikasi 95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak eratnya hubungan keterkaitan faktor karakteristik masyarakat dengan pendapat
masyarakat akan keinginan mencarai pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama.
Rehabilitasi lahan pertanian sangat diharapkan oleh masyarakat agar lahan-lahan pertanian yang rusak milik mereka dapat difungsikan kembali
sehingga masyarakat dapat kembali bekerja disektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Kegiatan usahatani yang bisa kembali pulih
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sehingga roda perekonomian dapat kembali berjalan dengan normal.
6.2.3. Pendapat Masyarakat Terhadap Rencana Rehabilitasi Lahan
Pendapat masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan dapat diketahui dari pandangan atau pengetahuan mereka terhadap rencana kegiatan
rehabilitasi lahan pertanian yang akan dilakukan oleh pemerintah pada lahan- lahan pertanian yang rusak akibat terjangan gelombang tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 lalu. Hal ini sangat penting karena kebijakan dan program yang akan dilaksanakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan masyarakat.
Pendapat masyarakat terhadap rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 17.
Rata-rata masyarakat menyatakan tidak mengetahui 56,7 akan adanya rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian dan hanya 43,3 yang
mengetahui akan adanya rencana perbaikan lahan pertanian. Umumnya mereka mengetahui dari media cetak dan media elektronik yang mereka baca atau
mereka tonton. Mereka menyatakan 100 tidak ada pihak dari pemerintah yang datang kepada mereka untuk memberitahukan tentang akan adanya
kegiatan perbaikan lahan pertanian mereka. Masyarakat setuju 100 bila lahan pertanian diperbaiki dan perbaikan tersebut sebaiknya dilakukan oleh pemerintah
dengan melibatkan masyarakat setempat 76,67 sedangkan yang menyatakan perbaikan sebaiknya dilakukan oleh masyarakat hanya empat orang atau
13,33 dari keseluruhan responden. Sampai saat penelitian dilakukan masyarakat belum ada yang menerima bantuan untuk sarana produksi pertanian
mereka hal ini diketahui dari pernyataan mereka yang tidak ada menerima bantuan sarana produksi pertanian sebesar 100.
Tabel 16. Pendapat masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami di dua desa di kecamatan Lho’nga.
Meunasah Baro
Meunasah Manyang
Parameter Kriteria
n n
Jumlah
a. Ya 8
26,7 3
10,0 13
43,3 1. Apakah anda mengetahui akan adanya
rencana perbaikan lahan pertanian yang rusak akibat tsunami di desa anda
b. Tidak
7 23,3
10 33,3
17 56,7
a. Setuju 15
0,0 15
50,0 30
100, 0 2. Apakah anda setuju jika lahan pertanian
yang terkena dampak tsunami di desa ini dilakukan perbaikan
b. Tidak Setuju
a. Ada b. Tidak ada
15 50,0
15 50,0
30 100,0
3. Apakah selama ini ada pihak pemerintah yang datang untuk memberitahukan
saudara tentang akan ada perbaikan lahan pertanian saudara
a. Pemerintah b. Masyarakat
2 6,67
2 6,67
4 13,33
c. Pemerintah dan Masyarakat
10 33,33
13 43,33
23 76,67
4. Menurut pendapat anda siapakah yang sebaiknya melakukan perbaikan lahan
tersebut d. Lainnya
2 6,67
1 3,33
3 10,00
Sumber: Data primer diolah 2005
Hasil analisis Kuantifikasi Hayashi II menunjukkan bahwa faktor sumber informasi mempengaruhi pendapat masyarakat terhadap pengetahuan akan
informasi rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami Tabel 18. Tabel 18 menunjukkan bahwa Eta-Square bernilai 1,00 yang berarti 100
persen model Hayashi II dapat menjelaskan keragaman data pada pendapat masyarakat terhadap pengetahuan akan rencana kegiatan rehabilitasi lahan
pertanian pasca tsunami. Faktor sumber informasi sangat terkait terhadap pengetahuan masyarakat akan informasi rencana kegiatan rehabilitasi lahan
pertanian pasca tsunami. Hal ini sangatlah jelas bahwa semua sumber informasi akan memberikan dampak kepada masyarakat akan pengetahuan mereka
terhadap rencana rehabilitasi lahan. Ketidaktahuan masyarakat akan rencana kegiatan rehabilitasi lahan berkorelasi positif dengan variabel sumber informasi
yang didapat oleh masyarakat, artinya tidak ada informasi kepada mereka maka mereka juga tidak akan mengetahui adanya rencana kegiatan rehabilitasi lahan.
Tabel 17. Nilai korelasi parsial dan nilai skor kategori analisis Kuantifikasi Hayashi II pada pendapat masyarakat serta pengetahuan rencana
kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami
Faktor Kategori
Frekuensi Skor Kategori
Kisaran Korelasi
Parsial LSM lokal
2 -1,14355
20,0180 1,00
NGO asing 2
-1,14354 Lainnya
9 -1,14354
Informasi masyarakat tentang kegiatan rencana rehabilitasi lahan
X6 Tidak tahu
17 0,87448
Ya 13
-1,14354 Tidak
17 0,87447
Pendapat masyarakat tentang pengetahuan akan informasi
kegiatan rencana rehabilitasi lahan pertanain Y1
t 0,404
Eta-Square 1,00
Nyata pada taraf a 5 = 0,05 Sumber: Data primer diolah 2005
Masyarakat mengetahui akan adanya rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami berasal dari beberapa sumber seperti LSM lokal, NGO asing dan
lainnya berupa pemberitaan dari surat kabar, dan tidak ada pihak dari pemerintah yang memberitahukan langsung kepada masyarakat akan rencana
kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami. Hasil analisis korelasi Lampiran 7 antara karakteristik masyarakat dan
sumber informasi masyarakat tentang informasi rencana rehabiliatsi lahan pertanian yang rusak akibat tsunami dengan pendapat masyarakat terhadap
pengetahuan akan informasi rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami menunjukkan bahwa variabel karakteristik relatif bebas dan tidak ada pengaruh
yang nyata terhadap pendapat masyarakat pada taraf signifikasi 95, tetapi sumber informasi akan rencana rehabilitasi lahan pasca tsunami memberikan
hubungan sangat nyata terhadap pendapat masyarakat akan pengetahuan mereka tentang rencana rehabilitasi lahan
.
Dukungan masyarakat terhadap rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami dapat dilihat pada Tabel 19. Dari Tabel 19 dapat
diketahui bahwa dukungan masyarakat terhadap rencana kegiatan rehabilitasi lahan pasca tsunami mempunyai Eta-Square sebesar 0,8621, artinya keragaman
data pada pendapat masyarakat terhadap dukungan akan rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami dapat dijelaskan sebesar 86,21
persen. Tabel 18 Nilai korelasi parsial dan nilai skor kategori analisis Kuantifikasi Hayashi
II pada pendapat masyarakat serta dukungan rencana kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami
Faktor Kategori
Frekuensi Skor
Kategori Kisaran
Korelasi Parsial
35 th 2
0,03752 0,7114
0,4912 35-44 th
11 0,19596
45-54 th 12
0,02889 Umur X1
55-64 th 5
-0,51544 Pemerintah
6 1,90932
2,68093 0,9034
Pemerintah dan Masyarakat
22 -0,45058
Pendapat Masyarakat Yang sebaiknya melakukan
rehabilitasi lahan X6 NGO
2 -0,77161
Ya 25
-0,41525 Pendapat masyarakat untuk
mendukung kegiatan rencana rehabilitasi lahan Y1
Tidak 5
2,07623 t
0,404 Eta-square
0,8621 Nyata pada taraf a 5 = 0,05
Sumber: Data primer diolah 2005
Faktor umur mempunyai kaitan terhadap dukungan masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami. Kategori umur 55-64 tahun
berkorelasi positif dengan pendapat masyarakat yang mendukung rencana kegiatan rehabilitasi lahan. Hal ini diduga bahwa kematangan berpikir yang
dimiliki oleh masyarakat yang berumur 55-64 tahun lebih tinggi sehingga mereka mengetahui dengan pasti manfaat kegiatan rehabilitasi lahan bagi kelangsungan
kegiatan usahatani mereka. Faktor pihak yang melakukan kegiatan rehabilitasi lahan juga mempunya
kaitan terhadap dukungan masyarakat. Kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami diduga akan mendapat dukungan masyarakat apabila kegiatan
tersebut juga melibatkan masyarakat serta pihak Lembaga Swadaya Masyarakat LSM baik lokal maupun asing. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut juga
diharapkan mampu memberikan kontribusi pendapatan pada masyarakat dan tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah saja.
Hasil analisis korelasi Lampiran 7 antara karakteristik masyarakat dan pendapat masyarakat tentang pihak yang akan melakukan kegiatan rehabilitasi
lahan dengan pendapat masyarakat terhadap dukungan akan kegiatan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami menunjukkan bahwa variabel
karakteristik masyarakat relatif bebas dan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap dukungan masyarakat pada taraf nyata 95, tetapi variabel pihak yang
akan melakukan rehabilitasi sangat mempengaruhi terhadap dukungan masyarakat akan rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami.
Dukungan masyarakat terhadap rencana rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami merupakan respon positif kemauan masyarakat terhadap upaya
rekonstruksi Aceh pasca tsunami, hal ini haruslah disikapi dengan baik oleh pemerintah yaitu dengan melibatkan mereka dalam kegiatan rehabilitasi lahan
pertanian khususnya lahan-lahan pertanian di desa mereka. Keterlibatan mereka dapat dilakukan melalui lembaga yang ada dalam desa seperti lembaga adat
gampong dan mukim. Keterlibatan pihak masyarakat dapat pula dibantu dengan pendampingan dari pihak lembaga swadaya masyarakat yang ada, terutama
lembaga swadaya masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Beberapa pertimbangan pentingnya peran gampong dan mukim dalam upaya rekonstruksi aceh pasca tsunami adalah sebagai berikut : 1 gampong
dan mukim adalah lembaga terdekat dengan sumberdaya alam yang ada, sehingga pengawasan terhadap sumberdaya alam menjadi efektif, 2
pendelegasian wewenang pengawasan kepada lembaga gampong dan mukim akan memangkas biaya untuk kebutuhan operasioanl pengawasan, 3 sebagai
penghargaan atas peran lembaga gampong atau mukim dalam upaya rekontruksi Aceh pasca tsunami. Syarif, 2005.
6.2.4. Arahan untuk Rencana Rehabilitasi Lahan Pertanian yang Rusak Pasca tsunami