23 Dimana,
N : Jumlah panelis K : Jumlah perlakuan
Ri : Jumlah kuadrat perlakuan ke-i X
2
: Nilai khi-kuadrat Bila nilai khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai
khi-kuadrat tabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0,05 maka
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan yang diberikan pada setiap formula-formula penelitian. Formulasi terbaik hasil
pengujian organoleptik, selanjutnya diberikan penambahan kayu manis. Analisa yang dilakukan terhadap teh herbal dengan kayu manis meliputi
pH, total padatan terlarut TPT, dan total fenol.
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor yaitu banyaknya teh T, bangle B
dan daun ceremai C yang digunakan dalam formulasi. Faktor tersebut terdiri dari tiga taraf T1: 1 gram, T2: 3 gram, T3: 5 gram; B1: 1 gram, B2: 3 gram,
B3: 5 gram dan; C1: 1 gram, C2: 3 gram C3: 5 gram. Menurut Walpole 1995, rancangan acak lengkap dicirikan dengan diberikannya perlakuan
secara acak pada seluruh bahan percobaan. Sedangkan rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian lanjutan
adalah rancangan percobaan faktor tunggal. Faktor yang digunakan adalah penambahan kayu manis ke dalam formula teh herbal terpilih hasil uji
organoleptik. Kayu manis yang ditambahkan terdiri dari 5 taraf 0, 2,5, 5, 7,5 dan 10 ml. Peubah respon yang diamati meliputi pH, total padatan terlarut,
dan total fenol. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y
ij
= μ + T
i
+ ε
ij
Dimana : Y
ij
= Peubah respon ulangan ke-j 1,2 karena pengaruh faktor penambahan kayu manis ke dalam formula teh herbal ke-i A1, A2, A3, A4, dan
A5 μ = Pengaruh rata-rata sebenarnya
17
24 T
i
= Pengaruh penambahan kayu manis ke dalam formula teh herbal A1, A2, A3, A4, dan A5 terhadap peubah respon
ε
ij
= Galat percobaan ulangan ke-j 1,2 karena pengaruh faktor
penambahan kayu manis ke dalam formula teh herbal ke-i A1, A2, A3, A4, dan A5
Data diolah dengan menganalisa keragaman untuk melihat pengaruh perlakuan-perlakuan yang diberikan. Analisa keragaman dilanjutkan dengan
uji lanjut wilayah berganda Duncan untuk perlakuan yang menunjukkan perbedaan nyata F hitung F tabel.
D. PEMILIHAN PRODUK TERBAIK
Produk teh herbal belum mempunyai SNI, maka dasar pemilihan produk terbaik didasarkan pada uji pembobotan secara subyektif. Parameter-
parameter yang digunakan dalam uji pembobotan secara subyektif adalah nilai pH, total padatan terlarut, dan total fenol. Untuk menentukan perlakuan
terbaik maka pada setiap parameter kesukaan diberikan nilai dari skala 1
sampai 5 berdasarkan nilai kepentingannya.
Nilai kepentingan kemudian dibobotkan ke dalam persen. Nilai hasil analisa dari setiap parameter kesukaan kemudian diurutkan berdasarkan
rangking terbaik. Nilai total akhir diperoleh dari akumulasi perkalian antara nilai peringkat dikalikan dengan bobot setiap parameter kesukaan.
18
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PROKSIMAT BAHAN BAKU
Analisis proksimat teh hijau, rimpang bangle dan daun ceremai dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan baku awal yang digunakan. Bahan baku
yang digunakan pada penelitian ini adalah dalam bentuk herbal kering. Hasil analisis proksimat bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis proksimat bahan baku
Analisis basis kering Bahan baku
Teh hijau Bangle
Daun ceremai Kadar air
5,81 4,66
6,19 Kadar abu
6,21 12,87
8,93 Kadar lemak
2,26 0,81
0,84 Kadar protein
9,90 21,06
12,65 Kadar serat kasar
12,00 14,61
20,81
Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa makanan. Persyaratan kadar
air dalam suatu ramuan merupakan parameter penting untuk menilai keadaan ramuan tersebut. Berdasarkan basis kering, teh hijau memiliki kadar air 5,81
, bangle 4,66 , dan daun ceremai 6,19 . Kadar air yang dimiliki oleh ketiga bahan tersebut masih memenuhi standar untuk simplisia kering, yaitu
kurang dari 10. Keberadaan air dalam bahan pangan juga ikut menentukan terjadinya kerusakan dalam bahan pangan tersebut, karena air dapat
dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya Fardiaz et al., 1992.
Kadar abu suatu bahan menunjukkan keberadaan kandungan mineral atau bahan-bahan anorganik. Berdasarkan analisis kadar abu pada Tabel 3, bangle
memiliki lebih banyak bahan anorganik dibandingkan kedua bahan lainnya. Hal ini terlihat dari nilai kadar abu bangle yang lebih besar daripada kadar abu
kedua bahan lainnya. Menurut Gaman dan Sherrington 1992, unsur mineral adalah unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil, tetapi
keberadaannya tetap diperlukan sebagai zat pembangun dan pengatur. Lemak merupakan salah satu komponen penting pada bahan pangan.
Pada sayuran dan buah-buahan komponen ini umumnya dijumpai dalam