14
C. CEREMAI
Ceremai Phyllanthus acidus [L.] Skeels. termasuk dalam Euphoorbiaceae. Tanaman ini berasal dari India. Memiliki percabangan yang
banyak dan kulit kayu yang tebal. Daun tunggal, bertangkai pendek dan tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Di
beberapa daerah Indonesia, namanya berbeda-beda : ceremoi Aceh, crème Jawa, Sunda, Gayo, dan camin-camin Minangkabau. Ceremai banyak
ditanam di halaman, di ladang dan ditempat lain sampai ketinggian 1000 m diatas permukaan laut. Buahnya berbentuk bulat pipih, berwarna kuning muda
dan rasanya asam Anonim, 2005. Daun yang muda dapat dimakan sebagai sayuran. Buah yang telah masak
dapat dimakan langsung atau dibuat manisan selai. Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa, dan berkhasiat sebagai peluruh dahak dan
pencahar purgatif. Kulit akar dan buah berkhasiat sebagai pencahar Anonim, 2005.
Gambar 4. Tanaman ceremai Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoid,
tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun toksik. Sedangkan buah ceremai mengandung vitamin C. Daun
ceremai berkhasiat untuk mengobati batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker dan sariawan. Sedangkan kulit berkhasiat mengatasi penyakit
asma dan sakit kulit. Biji buah ceremai berkhasiat untuk mengobati sembelit serta mual akibat perut kotor Anonim, 2005.
8
15
D. KAYU MANIS
Tanaman Cinnamomum zeylanicum Nees merupakan tanaman yang banyak cabangnya, tinggi pohon mencapai 30 sampai 50 kaki. Kulit pohon
tebal dan kasar serta mempunyai bau Cinnamon yang khas. Tumbuh baik pada ketinggian 200 sampai 300 kaki, lembab terutama di daerah beriklim panas
pada suhu rata-rata 76ºC Guenther, 1950. Kulit kayu manis kering yang bermutu baik pada umumnya mengandung minyak atsiri, pati, getah, resin,
fixed oil , tanin, selulosa, zat warna, kalium oksalat, dan mineral Rismunandar
dan Paimin, 2001. Menurut Purseglove et al., 1981 diameter batang kayu manis
Cinnamomum zeylanicum 30 sampai 60 cm, dengan kulit batang yang tebal
dan berwarna keabu-abuan. Tanaman ini mempunyai daun yang kaku. Daun berukuran panjang 5 sampai 18 cm dan lebar 3 sampai 10 cm, bentuk oval
sampai elips. Daun yang masih muda berwarna kemerahan, yang berubah menjadi hijau tua dengan tulang daun yang berwarna lebih pucat.
Gambar 5. Cinnamomum zeylanicum kiri dan Cinnamomum burmanii kanan
Bunga tumbuh bergerombol pada ujung ranting. Kuncup bunga berwarna putih kecoklatan. Bunga sangat kecil, kira-kira berdiameter 3 mm, berwarna
kuning pucat dengan bau yang kurang sedap, dan diselubungi kantung berambut oval. Kelopak bunga seperti lonceng kecil dan berbulu halus, terbagi
menjadi enam bagian. Tumbuhan kayu manis tidak mempunyai mahkota bunga, terdapat sembilan benang sari dan enam benang sari dibagian luar dan
9
16 berselang-seling dengan tiga benang sari mandul yang ada dibagian dalam.
Setiap benang sari mempunyai filamen yang berbulu dengan dua glandula yang terdapat dibagian dasar dan empat sel anteridium. Bunga betina terdapat
dibagian atas dan mempunyai ovum tunggal. Penyerbukan biasanya dilakukan oleh serangga, terutama lalat. Buah kayu manis yang masak berbentuk oval,
berwarna hitam dan panjang 1,5 sampai 2 cm, dengan selubung dibagian dasar Purseglove et al., 1981.
Kayu manis merupakan jenis tanaman rempah. Rempah-rempah merupakan bagian yang penting dari konsumsi makanan manusia. Tidak
hanya memperkuat rasa dan aroma, rempah-rempah juga meningkatkan umur simpan makanan dengan bertindak sebagai antimikroba dan antioksidan Ho et
al ., 1992.
Komponen utama flavor dalam kayu manis adalah sinamaldehid, yang bukan merupakan fenol. Tetapi komponen minor flavor, kumarin mengandung
gugus fenol dan penting untuk memberi ciri khas flavor alami kayu manis. Eugenol yang merupakan komponen utama flavor cengkeh, juga ditemukan
pada kayu manis dalam jumlah kecil. Eugenol ditemukan pada kayu manis sebesar 0,04-0,2 persen, pada oleoresin kayu manis sebesar 2-6 persen, dan
pada minyak daun kayu manis sebesar 70-90 Ho et al., 1992. Tabel 2. Komposisi kulit kayu manis jenis Cinnamon dan Cassia
Komponen Cinnamon
Cassia Kadar air
7,79 – 10,48 6,50 – 11,90
Kadar abu 4,20 – 6,00
3,00 – 6,20 Kadar pasir
0,02 – 0,13 0,02 – 2,41
”Cold alcohol extract” 10,00 – 13,60
4,60 – 16,70 Minyak atsiri
0,70 – 1,60 0,90 – 5,10
”Fixed oil” 1,35 – 1,60
1,30 – 4,10 Pati dan gula pereduksi
16,60 – 21,00 16,90 – 32,00
Serat kasar 34,40 – 38,50
17,00 – 28,80 Protein
3,20 – 4,10 3,30 – 5,40
Sumber : Pengantar teknologi minyak atsiri Ketaren, 1985
Minyak atsiri kayu manis sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai antiseptik. Minyak kayu manis ini juga memiliki efek untuk mengeluarkan
angin karminatif, membangkitkan selera atau menguatkan lambung stomakik, sebagai obat sariawan, encok, masuk angin, dan sebagai antidiare.
10
17 Untuk pengolahan makanan dan minuman, minyak kayu manis sudah lama
dimanfaatkan sebagai pewangi atau peningkat citarasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan, agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai,
dan sup Rismunandar dan Paimin, 2001.
E. DAUN STEVIA