45
Lampiran 2. Prosedur Analisa A. Kadar Air SNI 01-3945-1995
Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 103
o
± 2
o
C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan ketelitian mendekati 0,001 gram. Sebanyak 5 gram sampel
dimasukkan ke dalam cawan yang telah ditimbang dan dikeringkan dalam oven pada suhu 103
o
± 2
o
C selama 6 jam. Cawan yang telah berisi sampel tersebut selanjutnya dipindahkan ke dalam desikator, didinginkan dan
ditimbang kembali. Ulangi pengeringan hingga perbedaan hasil antara 2 penimbangan tidak melebihi 0,005 gram. Kadar air dihitung berdasarkan
kehilangan berat, yaitu selisih antara berat awal dan berat akhir sampel, dengan menggunakan rumus :
a = Berat cawan kosong kering g x = Berat sampel awal g
y = Berat cawan + sampel kering
B. Kadar Abu SNI 01-3945-1995
Timbang 2-3 g contoh ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya. Untuk contoh cairan uapkan di atas penangas air sampai kering.
Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550
o
C sampai pengabuan selesai sekali-sekali pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen bisa masuk. Dinginkan dalam desikator lalu timbang
hingga bobot tetap.
a = Berat cawan kosong kering g w = Berat sampel awal g
x = Berat abu + cawan g
46
C. Kadar Protein Kasar, Metode Kjeldahl SNI 01-3945-1995
Sejumlah kecil sampel kira-kira 0.10-0.15 g dipindahkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml melalui corong kertas. Kemudian ditambahkan katalis 1
g CuSO
4
, 1.2 g Na
2
SO
4
dan 2.5 ml H
2
SO
4
pekat. Setelah itu didestruksi sampai bening hijau. Kemudian didinginkan dan dicuci dengan aquadest
secukupnya. Selanjutnya didestilasi dan dilakukan penambahan NaOH 50 sebanyak 15 ml. Hasil destilasi destilat ditampung dengan HCl 0.02 N.
Proses destilasi dihentikan apabila volume destilat telah mencapai dua kali volume sebelum destilasi. Hasil destilasi tersebut kemudian dititrasi dengan
NaOH 0.02 N dan indikator mengsel yang merupakan campuran dari metil merah dan metil biru. Dilakukan juga penetapan blanko.
Perhitungan :
D. Kadar Lemak AOAC, 1990
Metode yang digunakan dalam analisis lemak adalah metode ekstraksi soxhlet. Pertama kali labu soxhlet yang bersih dan akan digunakan
dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang beratnya. Sampel sebanyak x gram dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Kondensor diletakkan dibawahnya. Pelarut hexan dimasukkan ke dalam labu secukupnya.
Selanjutnya dilakukan refluks selama 6 jam, sampai yang turun kembali ke dalam labu lemak menjadi jernih. Pelarut yang ada dalam labuh lemak
didestilasi dan pelarut ditampung kembali. Kemudian labu yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC hingga mencapai
berat konstan. Kemudian didinginkan dalam desikator. Selanjutnya labu bersama lemak didalamnya ditimbang dan berat lemak dapat diketahui.
47
Perhitungan :
a = berat labu bersih dan kering g b = berat sampel g
c = berat labu dan teh herbal g
E. Kadar Serat Kasar AOAC, 1990