17 Untuk pengolahan makanan dan minuman, minyak kayu manis sudah lama
dimanfaatkan sebagai pewangi atau peningkat citarasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan, agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai,
dan sup Rismunandar dan Paimin, 2001.
E. DAUN STEVIA
Tanaman stevia ditemukan oleh Bertoni sebagai tumbuhan yang daunnya berasa manis di daerah Paraguay pada tahun 1899. Oleh penduduk Paraguay
mula-mula daun stevia digunakan sebagai pemanis minuman dengan jalan mengeringkan daunnya. Sebagai pemanis alami daun stevia dinilai aman dan
layak digunakan dalam makanan Irawadi,1986. Stevia rebaudiana
adalah salah satu species famili Compositae Atmoko, 2001. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada daerah yang berhawa sejuk,
dengan ketinggian 500-1500 m dpl. Tanaman stevia merupakan herba tahunan yang berbentuk perdu basah dan bercabang banyak dengan tinggi tanaman
antara 60 sampai 90 cm. Bentuk daunnya sederhana, lonjong dan langsing, pinggiran daun bergerigi halus.
Gambar 6. Tanaman stevia Stevia rebaudiana Pemanis stevia bermanfaat sebagai campuran dalam minuman dengan
keasaman rendah, gula-gula, es krim, orange juice, dan minuman berkarbonat. Produk stevia digunakan terutama untuk makanan berkalori rendah bagi
penderita diabetes, orang yang kegemukan dan penderita gigi berlubang. Pada
11
18 umumnya produk stevia dapat mengurangi atau menggantikan 10 sampai 30
persen gula Muhammad, 1983.
F. TEH HERBAL
Herbal tea atau teh herbal merupakan produk minuman teh, bisa dalam
bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai minuman biasa, teh herbal juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat untuk
meningkatkan kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap teh herbal berbeda- beda, tergantung bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan
merupakan herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu Hambali et al., 2005.
Hambali et al., 2005 menambahkan bahwa teh herbal biasanya disajikan dalam bentuk kering seperti penyajian teh dari tanaman teh.
Tanaman obat dalam bentuk kering yang diformulasikan menjai herbal tea dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari oleh rumah tangga maupun
industri. Proses pembuatan herbal kering meliputi pencucian, pengirisan, pengeringan, pengecilan ukuran, dan pengemasan. Kondisi proses tersebut
harus diperhatikan untuk menghindari hilangnya zat-zat penting yang berkhasiat dari bahan segar.
Berbagai herbal atau tanaman obat sebenarnya dapat diolah menjadi herbal kering. Pada dasarnya, proses pengolahan semua jenis tanaman obat
hampir sama. Biasanya, perbedaan terletak pada lama dan suhu pengeringan karena disesuaikan dengan karakteristik bahan segar. Herbal-herbal kering
tersebut selanjutnya dicampur dengan komposisi tertentu sesuai dengan jenis teh herbal yang akan dihasilkan.
12
19
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT