7
Kemasan yang baik yaitu kemasan yang menjaga produk dari gangguan lingkungan sekitar produk yang akan merusaknya. Jenis kemasan yang
digunakan disesuaikan dengan sifat produk yang akan dikemas, tujuan penggunaan, dan lain sebagainya Syarief et al., 1989.
Pengemasan vakum menurut Brody 1989, adalah pengemasan dengan cara mengeluarkan semua udara di dalam kemasan tanpa diganti dengan gas lain,
dengan demikian akan terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar kemasan. Sedangkan menurut Sacharow dan Griffin 1980, pengemasan vakum
diperlukan untuk mengeluarkan oksigen dari kemasan dan menambah umur simpan. Plastik yang digunakan dalam pengemasan vakum yaitu plastik yang
mempunyai permeabilitas O
2
yang rendah dan tahan terhadap bahan yang dikemas.
D. PLASTIK POLIPROPILEN PP
Polipropilen termasuk jenis platik olefin dan merupakan polimer dari propilen. Plastik jenis ini dikembangkan sejak tahun 1950 dengan berbagai nama
dagang, seperti bexphane, dynafilm, luparen, escon, ole fane, dan profax Syarief et al., 1989.
CH
2
CH n CH
3
Gambar 1. Struktur Plastik Polipropilen Syarief et al., 1989.
Menurut Syarief et al. 1989, sifat-sifat utama dari polipropilen, yaitu : 1. Ringan, mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk
film, tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku. 2. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari PE.
3. Lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi.
8
4. Permeabilitas terhadap uap air rendah dan permeabilitas terhadap gas sedang, sehingga tidak baik untuk makanan yang peka terhadap
oksigen. 5. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150
° C.
6. Memiliki titik lebur yang tinggi. 7. Tahan terhadap asam kuat, basa, dan minyak.
8. Pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin, dan asam nitrat kuat
Menurut Buckle et al. 1978, polipropilen mempunyai sifat lebih kaku, kuat, dan ringan dibandingkan dengan polietilen. Selain itu polipropilen juga
memiliki daya tembus uap air yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi, dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak
mengkilap mempunyai daya tahan yang rendah terhadap suhu dan bukan penahan gas yang baik.
E. PENENTUAN UMUR SIMPAN
Syarief et al. 1989, menyatakan bahwa umur simpan suatu produk pangan merupakan parameter untuk mengetahui ketahanan produk selama
penyimpanan. Umur simpan produk berhubungan erat dengan kadar air kritis, suhu, dan kelembaban. Penentuan masa simpan secara umum adalah penanganan
suatu produk dalam suatu kondisi yang dikehendaki dan dipantau setiap waktu sampai produk rusak. Menurut Institute of Food Technology 1974, umur
simpan produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga saat konsumsi dimana produk berada dalam kondisi yang memuaskan pada sifat-sifat
penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Umur simpan menurut Hine 1987, adalah lama waktu mulai suatu produk pangan dikemas dan dikonsumsi
sampai mutu produk pangan tersebut sudah t idak diterima lagi oleh konsumen. Penentuan umur simpan bahan pangan dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu metode konvensional, metode akselerasi, dan metode nilai paruh Syarief et al., 1989. Menurut Floros dan Granasekharan 1993, umur simpan
produk pangan yang disimpan dapat ditetapkan dengan metode konvensional atau Extended Storage Studies ESS dan Accelerated Storage Studies ASS. ESS
9
adalah penentuan tanggal kadaluarsa dengan jalan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari sambil dilakukan pengamatan terhadap
penurunan mutunya, ASS menggunakan suatu kondisi lingkungan yang dapat mempercepat accelerated terjadinya reaksi-reaksi penurunan mutu produk
pangan. Metode ini dapat mempercepat waktu tes penyimpanan. Menurut Harte 1987, faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan
adalah karakteristik produk yang disimpan, sifat-sifat bahan pengemasnya, dan lingkungan tempat penyimpanan, sedangkan menurut Syarief dan Halid 1993,
suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan mutu pangan. Dalam menyimpan makanan perlu diperhatikan keadaan suhu ruang
penyimpanan. Suhu ruangan yang konstan akan lebih baik dari suhu penyimpanan yang berubah-ubah.
III. METODE PENELITIAN A.