UBI JALAR CILEMBU TINJAUAN PUSTAKA A.

4 maksimum dan minimum penanaman ubi jalar di Asia dan Pasifik berkisar antara 29,6 ° C sampai dengan 18,5 ° C. Pada umumnya ubi jalar siap dipanen setelah masa tanam 3-8 bulan. Waktu panen ditandai dengan warna daun yang sudah menguning. Ada pula tanaman yang tidak menunjukan tanda-tanda yang jelas ketika ubi sudah siap dipanen. Jika pemanenan dilakukan terlalu dini, maka hasilnya akan sedikit, tetapi jika pemanenan terlalu lama, maka umbi akan menjadi berserabut, cenderung diserang oleh hama kumbang pengerek, dan menjadi busuk. Umbi yang siap panen juga dapat diketahui dari warna getah yang menetes saat umbi dipotong dari batang. Apabila warna tetesan getah tidak cepat menjadi gelap, maka umbi siap dipanen Onwueme, 1978. Menurut Flach dan Rumawas 1996, waktu panen ubi jalar tidak dapat didefinisikan secara jelas. Hal tersebut tergantung dari tanaman ubi jalar itu sendiri, kebiasaan budaya dan iklim setempat, namun secara umum di Asia Tenggara pemanenan dilakukan setelah masa tanam 3 sampai 4 bulan. Menurut Huang 1982, ubi jalar mengandung 20 pati dan 5 gula sederhana sehingga dapat dikatakan bahwa ubi jalar merupakan makanan yang berenergi tinggi. Selain itu, ubi jalar juga mengandung vitamin C 20-30 mg100g dan β -karoten 0-8000 IU100g . Menurut hasil penelitian Rumondang 1993, kandungan β -karoten pada ubi jalar ini akan berubah apabila dilakukan proses pengolahan, yaitu ubi jalar rebus 5,93 µ gg dan ubi jalar yang digoreng mengandung β -karoten sebanyak 9,41 µ gg. Menurut Flach dan Rumawas 1996, ubi jalar mengandung 78-90 bk karbohidrat. Karbohidrat sebagian besar terdiri dari pati 60-80 bk, gula 4- 30 bk, dan sejumlah kecil selulosa, hemiselulosa, dan pektin.

B. UBI JALAR CILEMBU

Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut juga “ubi si madu”, karena apabila dibakar atau dipanggang akan mengeluarkan cairan berupa gula. Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Luas areal yang ada 5 saat ini di daerah tersebut sekitar 250 ha Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman Pangan, 2002. Menurut Suriawiria 2001, budidaya ubi Cilembu ini sangat mudah dan sederhana. Pertama-tama harus dilakukan penyiapan tanah berupa gundukan, kemudian di bagian atasnya ditanamkan batang atau bagian ujung batang. Dalam waktu beberapa minggu tunas akan terbentuk. Pada umur 1 bulan batangnya akan menjalar dan di bagian bawah permukaan tanah umbi akan terbentuk. Dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan, tergantung dari jenis ubi jalar, bentuk dan sifat tanah serta musim, maka ubi telah dapat dipanen dengan hasil rata-rata antara 20 sampai dengan 35 ton setiap hektar. Panen ubi Cilembu dilakukan pada umur 25 minggu setelah tanam sehingga umbi yang dipanen tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Panen dilakukan dengan cara membabat daun dan mencongkel umbinya. Pemungutan umbi dilakukan dengan hati-hati agar umbi tidak lecet. Umbi dibersihkan dan disimpan dalam rak atau digantung. Makin lama umbi disimpan akan semakin manis rasa umbi apabila dibakar atau dipanggang Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman Pangan, 2002 Menurut Suriawiria 2001, kelebihan ubi Cilembu dibandingkan dengan ubi jalar lainnya disebabkan oleh jenis dan sifat tanah tempat penanamannya. Ubi Cilembu memang memiliki tingkat kemanisan di atas rata-rata ubi jalar pada umunya. Selain karena faktor genetika, tingginya mutu ubi Cilembu juga disebabkan oleh adanya pemeraman selama paling sedikit dua minggu setelah panen sebelum dipasarkan Anonymous, 2002. Menurut Mayastuti 2002, penyimpanan ubi Cile mbu dilakukan pada ruangan dengan kondisi jendela terbuka suhu ruang sekitar 27 ° C-30 ° C. Proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula. Pemasaran ubi Cilembu pada saat ini tidak mengalami kesulitan karena konsumen akhir cukup banyak, baik yang dikonsumsi secara langsung setelah dipanggang maupun produk olahan dari ubi Cilembu nastar, cake, dan lain - lain. Konsumen dalam negeri cenderung lebih memilih ubi Cilembu yang dikonsumsi secara langsung setelah dipanggang Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman Pangan, 2002. 6

C. PENGEMASAN