Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Sebelah Barat berbatasan dengan Ke Darmaga dan Ke Ciomas, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Hasil U

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kota Bogor

Kota Bogor terletak di antara 106º48’ BT dan 6º26’ LS. Letaknya yang tidak begitu jauh dari ibukota negara dan berada di tengah-tengah wilayah kabupaten Bogor merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Kondisi iklim di kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26º C dengan suhu terendah 21,8º C dengan suhu tertinggi 30,4º C. Kelembaban udara 70, curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari http:www.kotabogor.go.id. Luas wilayah kota bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan yaitu Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Tengah, dan Tanah Sereal. Dari 6 kecamatan tersebut terdapat 68 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 820.707 jiwa pada awal tahun 2005. Kemudian secara administratif kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa lima diantaranya termasuk desa tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya, Mekarwangi dan Sindangrasa, 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT dan dikelilingi oleh wilayah kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan

Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi,

Kabupaten Bogor. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin,

Kabupaten Bogor.

4.2. Gambaran Umum Produk

Rokok kretek mild ringan dikembangkan dan diproduksi pertama kali pada tahun 1989 oleh perusahaan rokok PT H. M. Sampoerna. Merek rokok jenis kretek mild pertama di Indonesia adalah Sampoerna A Mild. Rokok kretek mild memiliki kandungan tar dan nikotin yang rendah, yaitu sekitar 14 - 15 mg tar dan ± 1.0 mg nikotin dengan tampilan kemasan yang modern dan tampil dengan batang rokok yang slim kecil, circumference keliling lingkarannya hanya sekitar 22 mm dengan total panjang produk sekitar 90 mm http:www.amild.com. Segmen utama dari produk rokok ini adalah kalangan muda yang berusia 18 – 35 tahun. Merek rokok jenis mild cukup banyak yang beredar di pasar Indonesia, untuk merek-merek lama terdiri dari Sampoerna A Mild, La Lights, Starmild, dan Bentoel Mild, kemudian memasuki tahun 2000 muncul merek-merek baru antara lain Gudang Garam Nusantara, Clas Mild, X Mild, U Mild dan Djarum Mezzo. Pada tahun 2005, rokok jenis ini menguasai 13 pangsa pasar rokok di Indonesia. Dan untuk jenis rokok mild , sampai saat ini pangsa pasar masih dikuasai oleh Sampoerna A Mild sebagai pemimpin pasar yaitu sebesar 8, dan posisi kedua ditempati merek Clas Mild yaitu sebesar 2 http:www.kontan-online.com.

4.2.1. Gambaran Umum Merek Sampoerna A Mild

Sampoerna A Mild adalah salah satu merek rokok andalan PT HM Sampoerna Tbk yang merupakan perusahaan rokok besar di Indonesia yang memproduksi rokok berkualitas tinggi seperti Dji Sam Soe, A Mild dan Sampoerna Hijau. Sampoerna A Mild adalah rokok kretek mild pertama di Indonesia dan hingga saat ini tetap memegang posisi sebagai pemimpin dalam industri rokok rendah tar dan rendah nikotin di Indonesia. Rokok ini dikembangkan dan diproduksi pertama kali pada tahun 1989. Sampoerna A Mild juga rokok pertama yang mendobrak pasar Indonesia dengan penampilannya yang modern dan tampil dengan batang rokok yang slim. Rokok ini memiliki kandungan 14 mg tar dan 1.0 mg nikotin. Sampoerna A Mild hadir dengan dua kemasan yaitu isi 16 batang dan isi 12 batang, dengan harga banderol Rp 6.800,00 perbungkus isi 12 dan Rp 8.900,00 per bungkus untuk kemasan isi 16 batang. Begitu pertama kali diluncurkan langsung menarik perhatian, sebab campaign brand ini termasuk berani dan selalu tampil dengan campaign kata-katanya “Bukan Basa basi”. A Mild sejak peluncurannya sampai sekarang masih menjadi market leader di pangsa rokok mild.

4.2.2. Gambaran Umum Merek Clas Mild

Clas Mild mulai diproduksi pada tahun 2003, merupakan merek rokok produksi PT Nojorono Tobacco Indonesia NTI. Kadar tar dan nikotinya cukup rendah yaitu 15 mg tar dan 1 mg nikotin. Pada awal kemunculannya, Clas Mild hanya tersedia kemasan isi 16 batang. Setelah PT NTI sukses meluncurkan Clas Mild 16 yang dalam jangka waktu singkat telah berhasil merebut perhatian konsumen sehingga mampu menempati posisi ke-2 di pasar rokok mild . Sejak awal kemunculannya, penjualan merek Clas Mild cukup melejit, pada tahun pertama yaitu 2003 mampu menembus angka 1,3 miliar batang. Kemudian tahun kedua 2004 mampu menembus angka penjualan sebanyak 3,5 miliar batang, dan pada tahun 2005 telah mencapai penjualan sebanyak 5,5 miliar batang http:www.Swa.co.id. Bulan November tahun 2005 PT NTI menghadirkan kemasan baru Clas Mild isi 12 batang. Clas Mild isi 12 batang tetap mempunyai rasa dan aroma yang sama dengan produk Clas Mild isi 16 yang telah beredar sebelumnya. Kemasan baru ini hanya akan tampil lebih ramping berisi 12 batang yang tentunya lebih praktis untuk dibawa dan pastinya akan lebih efisien dan ekonomis bagi kalangan muda, karena harganya yang sangat terjangkau yaitu Rp 5.600,00 per bungkus isi 12 dan Rp 7.400,00 per bungkus untuk kemasan isi 16 http:www.clas-mild.comabout. 17-22 tahun 23-28 tahun 29-35 tahun 35 tahun 37 30 23 10

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Validitas kuesioner dilihat dari nilai korelasi r antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 50 responden n=50 dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen α=0,05. Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan metode product moment Pearson yang dilakukan dengan menggunakan microsoft excel, diperoleh hasil korelasi setiap pernyataan untuk masing-masing atribut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan. Hasil uji menunjukkan bahwa semua pertanyaan valid, karena semua nilai korelasi r uji lebih besar dari r tabel lampiran 5. Uji reliabilitas terhadap 50 responden menunjukkan nilai alpha yang bisa diterima. Nilai alpha untuk pertanyaan analisis faktor dan tingkat kepentingan atribut sebesar 0,7140 dan nilai alpha untuk pertanyaan tingkat kepercayaan atribut pada merek Sampoerna A Mild dan Clas Mild sebesar 0,7433.

4.4. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, karakteristik responden dilihat berdasarkan usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan pendapatan rata-rata per bulan. Untuk karakteristik responden berdasarkan usia, presentase terbanyak adalah responden berusia 17 – 22 tahun sebanyak 37, dan presentase terkecil adalah responden berusia di atas 35 tahun yaitu sebesar 10. Sebaran karakteristik berdasarkan usia bisa dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan status pernikahan, dari total 100 responden, 64 diantaranya adalah responden yang belum menikah, dan sisanya sebesar 36 adalah responden yang sudah menikah. Sebaran karakteristik responden bisa dilihat pada Gambar 3. Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wiraswasta Mahasiswapelajar 5 43 27 25 5 10

15 20

25 30 35 40 45 50 Pekerjaan Pr es ent a s e 36 64 Sudah Menikah Belum Menikah · SD · SMP · SMA · Diploma · S1 2 7 42 18 31 5 10

15 20

25 30 35 40 45 Pendidikan Terakhir P er sen tase Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan Sebaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, frekuensi terbesar adalah responden berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 42, dan persentase paling kecil adalah responden dengan pendidikan terakhir SD yaitu hanya 2. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir bisa dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan didominasi oleh karyawan swasta dengan persentase sebesar 43, dan persentase terkecil adalah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri yaitu hanya sebesar 5. Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan bisa dilihat pada Gambar 5. Gambar5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ≤ Rp 750.00 Rp 750.001–Rp 1.500.000 Rp 1.500.001–Rp 2.250.000 Rp 2.250.000 33 36 24 7 Berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata per bulan, persentase terbesar adalah responden yang memiliki pendapatan rata-rata perbulan kurang dari atau sama dengan Rp 750.000 yaitu sebesar 36, dan persentase terkecil adalah responden yang memiliki pendapatan rata-rata per bulan lebih dari Rp 2.250.000 yaitu sebesar 7. Data sebaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata per bulan bisa dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan

4.5. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A-Mild (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen USU dan Karyawan BNI Cabang Medan)

4 56 92

Analisis Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Tepung Bumbu (Studi Kasus di Kota Bogor)

0 10 286

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 5 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELANJA KONSUMEN (Studi Kasus: Konsumen Supermarket di Kota Padang).

0 0 6

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN .

0 0 73

PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK ROKOK CLAS MILD DI KOTA PALU (Studi pada Konsumen di Kota Palu)

0 0 10