Atribut Produk Hasil Penelitian Terdahulu

5. Resistensi sikap Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk merubah sikap konsumen yang sangat resisten. 6. Persistensi sikap Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. 7. Keyakinan sikap Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. 8. Sikap dan situasi Sikap terhadap suatu obyek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu obyek.

2.5. Atribut Produk

Hart dan Stapleton 1992 mendefinisikan atribut adalah corak dari suatu produk yang dipikirkan untuk memberikan daya tarik kepada pelanggan. Adalah suatu manfaat yang dirasa pelanggan yang mungkin tidak sama antara konsumen dengan produsen, seperti; produk dilihat dari sudut pandang konsumen agak melebihi penjual. Atribut produk merupakan suatu faktor riil yang dapat memotivasi pembelian. Sedangkan Sumarwan 2003 menyatakan bahwa atribut adalah karakteristik dari objek sikap. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk terdiri atas tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa features, fungsi function, dan manfaat benefit. Ciri-ciri dapat berupa ukuran, komponen atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, servis atau jasa, penampilan, harga, susunan, maupun trademark atau tanda merek, dan lain-lain. Sementara manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan indera, manfaat non material, manfaat langsung maupun tidak langsung. Sedangkan atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlakukan sebagai ciri atau manfaat Engel et al ., 1994.

2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik bidang pemasaran untuk produk rokok pernah dilakukan oleh Nurbaya 2001 dengan judul “Analisis Segmentasi Berdasarkan Motivasi Merokok”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat segmen-segmen yang terbentuk berdasarkan motivasi memilih merek rokok tertentu, dan melihat peubah-peubah yang berpengaruh pada masing-masing segmen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis gerombol, biplot, dan uji beda vektor rataan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya segmen yang dihasilkan dari pengelompokkan responden berdasarkan atribut-atribut motivasi merokok sebanyak lima gerombol. Gerombol pertama mencirikan peubah- peubah yang menimbulkan motivasi aktif terdiri dari responden dengan status ekonomi menengah dan cenderung berusia muda, gerombol kedua dicirikan dengan atribut-atribut dari motivasi sosial dengan status sosial ekonomi menengah ke atas dan berusia 36-45 tahun, gerombol ketiga mencirikan atribut motivasi yang ditimbulkan akibat menghisap rokok dengan status ekonomi menengah ke atas dan berusia 36-45 tahun, gerombol keempat merupakan overlapping dari atribut-atribut yang menimbulkan motivasi sosial dan aktif dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah dan berusia muda 17-20 tahun, dan gerombol kelima terdiri dari responden–responden yang tidak memiliki motivasi yang signifikan karena presentase nilai skor rata-rata rendah yang terdiri dari kelas menengah ke atas dan berusia 21-35 tahun. Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Untari 1992 dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Rokok Kretek di Kodya Bandung sebagai Dasar untuk Strategi Pemesaran”. Dengan menggunakan Analisis Proses Hirarki penelitian ini mendapatkan kriteria-kriteria apa yang selama ini dipertimbangkan oleh konsumen. Disamping itu juga dicoba dilihat profil konsumen rokok dan profil merk rokok yang ada di pasaran Kotamadya Bandung. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa dalam memilih rokok kretek, atribut-atribut yang paling dipertimbangkan konsumen kota Bandung adalah rasa dan aroma, baru kemudian hal-hal lain seperti misalnya kadar nikotin, bentuk dan ukuran. Disamping itu konsumen juga mementingkan kemudahan mendapatkannya, baru kemudian harga, dan yang terakhir promosi.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A-Mild (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen USU dan Karyawan BNI Cabang Medan)

4 56 92

Analisis Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Tepung Bumbu (Studi Kasus di Kota Bogor)

0 10 286

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 5 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELANJA KONSUMEN (Studi Kasus: Konsumen Supermarket di Kota Padang).

0 0 6

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN .

0 0 73

PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK ROKOK CLAS MILD DI KOTA PALU (Studi pada Konsumen di Kota Palu)

0 0 10