Fungsi Kemasan Kemasan Biodegradabel

memiliki beberapa kelemahan yaitu serat kayu tidak tahan terhadap panas, sehingga jika pada proses pencampuran terjadi panas yang tidak sesuai, maka pencampuran atau pembentukan komposit tidak akan berhasil. Oleh sebab itu mulai dilakukan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengubah serat kayu tersebut dengan mengambil hanya selulosanya saja untuk digunakan sebagai bahan pengisi matriks polimer That, 2008.

2.2 Kemasan

Plastik memiliki pencampuran rendah entropi, yang disebabkan oleh besarnya berat molekul dari rantai polimer mereka. Pemanasan saja tidak cukup untuk melarutkan molekul besar dari plastik karena plastik hampir identik dengan komposisi campuran efisiennya. Hal lain yang menyebabkan plastik sulit di daur ulang adalah karena adanya bahan pengisi, dan aditif lainnya dalam plastik. Polimer umumnya terlalu kental untuk menghapus ekonomi pengisi, dan akan rusak oleh banyak proses yang murah bisa menghapus pewarna tambahan. Zat aditif tidak banyak digunakan dalam wadah minuman dan kantong plastik, sehingga memungkinkan mereka untuk dapat didaur ulang . Adanya kemasan, membuat kita dapat menikmati roti dengan mentega atau selai, biskuit, mi instan, dan macam-macam minuman. Kemasan telah mengamankan dan mengawetkan segala jenis makanan dan minuman. Kemasan telah dikenal oleh manusia sejak zaman dahulu kala. Sekitar tahun 8.000 SM kemasan dari bahan-bahan sederhana, seperti kulit binatang ataupun keranjang rumput, telah digunakan sebagai wadah buah-buahan yang dipungut dari hutan. Bangsa Cina menggunakan keramik sebagai wadah, balk untuk benda padat maupun cair. Sedangkan bangsa Indonesia menggunakan wadah bambu bumbung untuk menyimpan benda cair. Sekitar tahun 1550 SM, bangsa Mesir telah membuat industri botol yang penting bagi kehidupan masyarakatnya. Sekitar tahun 750 M proses pembuatan kertas tersebar luas mulai dari Asia Tengah.

2.2.1 Fungsi Kemasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan didefinisikan sebagai bungkus pelindung barang dagangan. Dengan kata lain, kemasan adalah wadah atau tempat yang Universitas Sumatera Utara terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya, yang digunakan untuk penyimpanan barang dari produsen ke konsumen. Dalam industri makanan atau pangan, kemasan mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi kemasan adalah: 1. melindungi produk terhadap pengaruh cuaca, sinar matahari, benturan, kotoran dan lain- lain 2. menarik perhatian konsumen, 3. memudahkan distribusi, penyimpanan dan pemajangan display 4. tempat penempelan label yang berisi informasi tentang nama produk, komposisi bahan ingridient, isi bersih, nama dan alamat produsenimportir, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluwarsa, petunjuk penggunaan, informasi nilai gizi nutrition fact, tanda halal, serta klaimpernyataan khusus. Kemasan juga harus dirancang agar memenuhi beberapa persyaratan penting, yaitu: 1. Tingkat keefisienan, meliputi kemudahan untuk dibawa, dibuka, dan dipegang 2. Bentuk yang menarik, meliputi paduan warna, logo, huruf dan tata letak tulisan, 3. Faktor identitas agar tampil beda dengan produk lain dan mudah dikenali Astawan,2008

2.2.2 Kemasan Biodegradabel

Penggunaan kantong belanja dari plastik semakin menambah kompleksitas permasalah sampah karena sifatnya yang sulit terdegradasi. Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdegradasi dengan sempuna. Kriteria ekolabel yang disusun berdasarkan aspek sepanjang daur hidup suatu produk diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh produk tersebut. Kriteria ekolabel yang harus dipenuhi sebagai produk yang ramah lingkungan juga diharapkan dapat mengurangi dampak pemakaiannya terhadap lingkungan. Persyaratan yang dimuat dalam kriteria dan nilai ambang batas merupakan persyaratan khusus terkait dengan katergori produk, sedangkan persyaratan yang dimuat dalam persyaratan umum merupakan persyaratan umum yang berlaku untuk berbagai kategori produk manufaktur. Berikut adalah beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam produksi plastik ekolabel: Universitas Sumatera Utara 1. Bahan baku plastik yang digunakan harus mengandung prodegradant zat pendegradasi 2. Campuran bahan baku harus menggunakan pati atau bahan yang bersumber dari alam,serta bahan termoplastik Tabel 2.1 Persyaratan Kemasan Biodegradabel menurut SNI 7188.7:2011 No Aspek Lingkingan Persyaratan Metode UjiVerifikasi 1 2. 3. Bahan baku dan aditif a. Thermoplastik mengandung prodegradant b. Campuran yang mengandung pati starch dan thermoplastik Degradabilitas Degradabilitas a. Thermoplastik mengandung prodegradant b. Campuran yang mengandung pati starch dan thermoplastic Kandungan logam berat - Prodegradant harus memenuhi RoHS Restriction of Hazardous Substances - Tidak mengandung zat warna azo - Tensile enlongation elongation ato break kurang dari 5 dicapai setelah mengalami perlakuan penyinaran sinar UV maksimal selama 250 jam - Pertumbuhan mikroba pada permukaan produk 60 selama 1 minggu Kandungan logam berat dalam produk Cd 0,5 ppm Pb 50 ppm Hg 0,5 ppm Cr +6 50 ppm - Verifikasi pernyataan tertulis permohonan tentang pemenuhan persyaratan prodegradant yang dilengkapi dengan pernyataan dari pemasok - verifikasi pernyataan tertulis tentang jenis dan sifat bahan dilengkapi dengan pernyataan pemasok atau pengukuran GC-MS atau metode pengujian lainnya yang divalidasi oleh laboratorium pengujian yang telah menerapkan ISOIEC 17025:2008 - Tensile enlongation elongation ato break kurang dari 5 dicapai setelah mengalami perlakuan penyinaran sinar UV maksimal selama 250 jam - ASTM G21-09 atau metode pengujian lainnya yang dilakukan oleh laboratorium pengujian yang telah menerapkan SNI ISOIEC 17025:2008 - Verifikasi pernyataan pemohon tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil pengujian menurut metode uji : IEC-6221 Ed 1.0 2008 atau metode pengujian lainnya yang divalidasu atau diverifikasi, yang dilakukan olehn Universitas Sumatera Utara laboratorium pengujian yang telah menerapkan SNI ISOIEC 17025:2008 SNI 7188.7:2011.

2.3 Tebu

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Pati Biji Cempedak

2 67 64

Pembuatan Komposit Polipropilena Dengan Penguat Serat Polipropilena Terorientasi Dan Bahan Pengikat Anhidrida Maleat

0 36 90

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

1 6 71

KAJIAN SIFAT FISIKA MATRIKS KOMPOSIT POLIMER DARI POLIPROPILEN-POLIPROPILENA-G-MALEAT ANHIDRIDA DENGAN ALPHA-SELULOSA DARI BERBAGAI SERAT TUMBUHAN MENGGUNAKAN DIVINIL BENZENA SEBAGAI AGEN PENGIKAT SILANG.

0 6 9

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

0 0 13

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

0 0 2

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

0 0 5

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

0 1 28

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

0 0 6

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

0 0 21