itu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap sampel komposit biodegradabel PP:α- Selulosa:PP-g-
MA 95:5:1, PP:α-Selulosa:PP-g-MA:BPO:DVB 95:5:0,5:0,5:1, PP:α-Selulosa:BPO:DVB 95:5:1:1.
4.2 Analisa Sifat Thermal dengan Uji DTA
Differential Thermal Analysis
Analisa termal diferensial merupakan salah satu cara untuk menentukan sifat termal dari suatu sampel dengan mengukur perbedaan temperatur diantara sampel
dengan suatu bahan pembanding yang dalam penelitian ini digunakan Al
2
O
3
. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat termal dari bahan yang digunakan
dengan membandingkan perbedaan suhu dari bahan awal yakni polipropilena murni dengan komposit biodegradabel yang dihasilkan.
Analisa sifat termal dapat memberikan informasi – informasi tentang
perbahan sifat fisik sampel, misalnya titik leleh dan penguapan, terjadinya proses kimia yang mencakup polimerisasi, degradasi dan dekomposisi Wirjosentono, 1995.
Salah satu karakteristik penting dari polimer adalah perubahan yang terjadi selama transisi dari padat ke cair, pada saat suatu bahan polimer dipanaskan maka
energi kinetik dari molekul – molekulnya bertambah tetapi geraknya masih dibatasi
sampai vibrasi dan rotasi daerah pendek sepanjang polimer tersebut dapat mempertahankan struktur gelasnya. Apabila suhu dinaikkan lagi, maka muncul suatu
batasan dimana terjadi suatu perubahan yang jelas, bahan – bahan polimer
melepaskan sifat – sifat gelas menjadi elastromer yang disebut dengan suhu transisi
gelas T
g
lalu kemudian jika suhu dinaikkan kembali maka polimer tersebut akhirnya akan melepaskan sifat
– sifat elastromernya dan melebur menjadi cairan yang dapat mengalir Stevens, 2001.
Hasil analisis data termogram dari polipropilena dan komposit biodegradabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji DTA Polipropilena Murni dan Komposit Biodegradabel
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Sampel
Titik Leleh
o
C Titik
Dekomposisi
o
C 1
2
3
4 Polipropilena Murni
PP : α-Selulosa : PP-g-MA
95 : 5 : 1 PP :
α-Selulosa : PP-g-MA : BPO : DVB
95 : 5 : 0,5 : 0,5 : 1 PP :
α-Selulosa : BPO : DVB 95 : 5 : 1 : 1
165 150
150
150 350
370
380
380
Dari data termogram DTA polipropilena memperlihatkan adanya puncak endotermis pada suhu 165
o
C yang diidentifikasi sebagai temperatur leleh, dan adanya puncak eksotermis pada suhu 350
o
C sebagai temperatur terbakar. Adanya perubahan titik leleh dari polipropilena murni dengan komposit
biodegradabel yang dalam hal ini adalah hasil modifikasi hasil campuran diduga karena melemahnya sifat gugus ujung dari polipropilena sehingga dibutuhkan suhu
yang lebih rendah untuk melelehkan bahan tersebut. Namun pada temperatur terdekomposisi, hasil komposit biodegradabel menunjukkan kenaikan suhu
dibandingkan dengan polipropilena murni yang diduga karena semakin kuatnya interaksi antar bahan campuran sehingga hasil yang didapatkan lebih sukar terbakar.
4.3 Analisa Sifat Morfologi dengan Uji SEM Spectra Electro magnetic