laboratorium pengujian yang telah menerapkan SNI ISOIEC
17025:2008 SNI 7188.7:2011.
2.3 Tebu
2.3.1 Botani Tanaman Tebu
Saccharum Officinarum
Tebu Saccharum Officinarum merupakan tanaman perkebunan semusim yang mempunyai sifat tersendiri, sebab di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu
termasuk keluarga rumput-rumputan family Graminae. Akar tanaman adalah akar serabut dan tanaman ini termasuk dalam kelas monocotyledone. Tanaman tebu
mempunyai batang yang tinggi kurus, tidak bercabang, dan tumbuh tegak. Tanaman yang tumbuh baik tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 meter atau lebih. Pada
batangnya beruas-ruas dengan panjang ruas 10-30cm. Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling Penebar Swadaya, 2000.
Tebu dapat hidup dengan baik pada ketinggian tempat 5-500 meter diatas permukaan laut, pada daerah beriklim panas dan lembab dengan kelembaban lebih
dari 70 hujan yang merata setelah tanaman berumur 8 bulan dan suhu udara berkisar antara 28-34
o
C Krisna, 2009.
2.3.2 Ampas Tebu
Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi pemerahan cairan tebu. Dari satu pabrik dihasilkan ampas tebu sekitar 35
– 40 dari berat tebu yang digiling. Husin menambahkan, berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia P3GI ampas tebu yang dihasilkan sebanyak 32 dari berat tebu giling. Pada musim giling 2006 lalu, data yang diperoleh dari Ikatan Ahli Gula Indonesia Ikagi
menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling oleh 57 pabrik gula di Indonesia mencapai sekitar 30 juta ton, sehingga ampas tebu yang dihasilkan diperkirakan mencapai 9.640.000
ton. Namun, sebanyak 60 dari ampas tebu tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, bahan baku industri kanvas rem, industri jamur dan
lain-lain. Oleh karena itu diperkirakan sebanyak 45 dari ampas tebu tersebut belum
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan. Ampas tebu sebagian besar mengandung ligno-cellulose. Panjang seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas tebu ini dapat
memenuhi persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan buatan. Bagase mengandung air 48 - 52, gula rata-rata 3,3 dan serat rata-rata 47,7. Serat bagase tidak dapat larut dalam air
dan sebagian besar terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin. Hasil analisis serat ampas tebu dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Ampas Tebu
Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut mengalami pengeringan.
Disamping untuk bahan bakar, ampas tebu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas, industri papan partikel, indutri papan serat dan beberapa industri lain
http:bioindustri.blogspot.com200804ampas-tebu.html.
2.4 Selulosa