2.1.1 Biokomposit
Komposit dari serat alam merupakan suatu usaha yang dilakukan untu tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Komposit serat alam diharapkan menjadi
suatu material yang bersifat dapat diperbaharui sehingga mengurangi dan mencegah dampak kerusakan lingkungan dari bahan polimer seperti plastik yang tidak dapat
diperbaharui. Disamping itu, komposit dari serat alam juga bertujuan untuk memanfaatkan limbah dari bahan serat alam seperti serat rami,sampah kulit pisang
dan lain-lain agar dapat lebih memeberikan daya guna Mathur, 2005. Biokomposit adalah suatu material yang terdiri dari satu fasa atau lebih bahan
yang berasal dari alam. Bahan ini bertindak sebagai penguat seperti contohnya sumber yang berasal dari serat tanaman seperti kapas, rami atau sejenisnya atau dapat
pula dari serat kayu ataupun kertas daur ulang, atau dari bahan tanaman yang menjadi limbah. Regenerasi serat selulosa juga termasuk dalam bahan biokomposit, karena
pada dasarnya regenerasi selulosa adalah merupakan bahan yang dapat diperbaharui oleh alam Sebagai matriks dalam biokomposit tersebut dapat berupa bahan polimer
yang secara idealnya dapat diperbaharui pula seperti misalnya dari minyak sayur. Namun pada saat ini, matriks yang lebih umum digunakan adalah matriks sintesis
yang bersumber dari minyak bumi. Matriks sintesis yang sering digunakan adalah berupa bahan termoplastik yang dapat didaur ulang seperti polietilen, polipropilena,
polistirena dan polivinil klorida. Dapat pula digunakan bahan dari termoset seperti polyester tak jenuh, fenol formaldehida, isosianat dan epoksida Fowler, 2006.
2.1.2 Komposit biodegradabel Dengan Bahan Dasar Selulosa
Meskipun komposit termoplastik serat alami telah ditemukan dan diproduksi sejak tahun 1970, namun komposit termoplastik serat alami tersbut terus mengalami
perkembangannya dari tahun ke tahun bahkan hingga saat ini. Komposit termoplastik dari serat kayu yang memiliki beberapa keuntungan seperti daya tahannya yang
panjang, biaya pembuatannya yang relatif murah dan ketahananya terhadap lingkungan yang baik. Namun disamping keunggulannya, komposit dari serat kayu
Universitas Sumatera Utara
memiliki beberapa kelemahan yaitu serat kayu tidak tahan terhadap panas, sehingga jika pada proses pencampuran terjadi panas yang tidak sesuai, maka pencampuran
atau pembentukan komposit tidak akan berhasil. Oleh sebab itu mulai dilakukan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengubah serat kayu
tersebut dengan mengambil hanya selulosanya saja untuk digunakan sebagai bahan pengisi matriks polimer That, 2008.
2.2 Kemasan