25
a. Aksara Jawa ditulis dari kiri ke kanan, sama dengan penulisan huruf latin pada
umumnya. b.
Jika menggunakan kertas yang bergaris, aksara Jawa ditulis menggantung dibawah garis.
c. Aksara Jawa bersifat silabik, artinya setiap satu huruf menggambarkan satu
suku kata. Berbeda dengan huru latin yang bersiat fonemis, yang berarti satu huruf menggambarkan satu inti bunyi.
d. Penulisan aksara Jawa tidak membeda-bedakan antara satu kata dengan kata
lainnya, jadi ditulis berkesinambungan. Penulisan seperti ini disebut scripto- continuo
IIIIIIIIIIIIIII. Berbeda dengan huruf latin yang setiap penulisan katanya berbeda-beda IIIIII III IIIIIIIIII.
2.1.6 Model Direct Instruction
2.1.6.1 Pengertian Model Direct Instruction
Model Direct Instruction adalah model pembelajaran yang dimaksudkan untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar
yang diajarkan setahap demi setahap untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural Arends 2008:
294-295. Direct Instruction
pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang diajarkan tahap demi tahap Suyatno, 2009: 73.
26
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak 2012: 363. Direct Instruction adalah model pembelajaran langsung dengan peragaan dan latihan yang tersturtur
dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran direct instruction adalah model pembelajaran yang secara langsung menitikberatkan pada suatu bentuk pembelajaran yang membantu siswa
mempelajari kemampuan dasar dan proses perolehan informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap.
Beberapa ciri-ciri model pembelajaran Direct Instruction menurut Suyatno, 2009: 74 adalah sebagai berikut:
a. Perhatian, adalah pengamatan akan dapat memperlihatkan perilaku dengan
baik apabila perilaku tersebut jelas dan tidak terlalu komplek. b.
Retensi, adalah suatu perilaku yang teramati dapat dimantapkan jika pengamatan dapat menghubungkan pengalaman sebelumnya.
c. Produksi, adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang
keterampilan baru secara bergiliran. d.
Motivasi, adalah penguatan diberikan pada siswa dapat melakukan dengan baik dan benar.
2.1.6.2 Fase-Fase Model Direct Instruction
Menurut Eggen dan Kauchak 2012: 368 menyebutkan bahwa dalam menerapkan model Direct Instruction terdiri dari beberapa fase, yaitu:
a. Fase perkenalan dan review
27
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:
a Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. b
Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran. c
Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan. d
Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
e Menginformasikan kerangka pelajaran.
f Memotivasi siswa.
b. Fase PresentasiDemonstrasi
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:
a Penyajian materi.
b Pemberian contoh konsep.
c Pemodelanperagaan keterampilan.
d Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.
c. Latihan terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan
nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah
28
berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.
d. Latihan Mandiri
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.
2.1.6.3 Teori belajar yang Mendasari Model Direct Instruction.