141
menurut Diedrich yaitu berupa aktivitas bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan, dan interupsi Sardiman, 2010: 101.
Aspek mengerjakan evaluasi dengan tertib rata-rata siswa mendapatkan skor 3,44 pada siklus II pertemuan kedua dengan keberhasilan menjadi 86. Hal
ini dikarenakan siswa telah mengerjakan evaluasi dengan tertib, percaya diri, dan mengerjakan dengan tepat waktu. Aspek tersebut menunjukan bahwa siswa telah
melakukan writing activities berupa tulisan aksara Jawa Sardiman, 2010: 101. Berdasarkan pemaparan data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan model Direct Instruction dengan media Macromedia Flash dapat meningkat. Terbukti adanya peningkatan skor
rata-rata aktivitas siswa dari siklus I pertemuan I sampai siklus II pertemuan II, dari 17,2 menjadi 22,5 kemudian menjadi 23,2 dan menjadi 24,1. Skor rata-rata
keberhasilan peningkatan aktivitas siswa telah melampaui indikator keberhasilan dengan skor
≥ 18. Dengan demikian penelitian berakhir pada siklus II pertemuan II saja tidak berlanjut ke siklus selanjutnya.
4.2.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Menulis Siswa
Siklus I pertemuan I, rata-rata keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis aksara Jawa melalui model
pembelajaran Direct Instruction dengan media pembelajaran Macromedia Flash memperoleh jumlah rata-rata 9,03 dengan presentase keberhasilan sebesar 56,4.
Kualifikasi belum tuntas dengan kategori cukup. Adapun indikator yang diamati adalah sebagai berikut: ketepatan penulisan aksara Jawa 64,7; ketepatan
penulisan pasangan 41,3; ketepatan penempatan pasangan 50; keterbacaan
142
penulisan 69,7. Selanjutnya pada siklus I pertemuan II, rata-rata keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis aksara Jawa
melalui model pembelajaran Direct Instruction dengan media pembelajaran Macromedia Flash
memperoleh jumlah rata-rata 10,4 dengan presentase keberhasilan sebesar 65,06. Kualifikasi belum tuntas dengan kategori cukup.
Adapun indikator yang diamati adalah sebagai berikut: ketepatan penulisan aksara Jawa 70,5; ketepatan penulisan pasangan 53,5; ketepatan penempatan
pasangan 62; keterbacaan penulisan 74.
Jika dikaitkan dengan keterampilan menulis menurut Wagiran dan Doyin 2009. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti membuktikan bahwa dengan beberapa kegiatan latihan dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran melalui model
Direct Instruction dengan media Macromedia Flash, keteerampilan menulis siswa
dapat meningkat. Peningkatan tersebut terlihat pada siklus II pertemuan I, rata-rata
keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis aksara Jawa melalui model pembelajaran Direct Instruction dengan media
pembelajaran Macromedia Flash memperoleh jumlah rata-rata 13,4 dengan presentase keberhasilan sebesar 84,1. Kualifikasi tuntas dengan kategori baik.
Adapun indikator yang diamati adalah sebagai berikut: ketepatan penulisan aksara Jawa 94,7; ketepatan penulisan pasangan 75,7; ketepatan penempatan
143
pasangan 81; keterbacaan penulisan 84,5. Sedangkan pada siklus II
pertemuan II, rata-rata keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis aksara Jawa melalui model pembelajaran Direct Instruction
dengan media pembelajaran Macromedia Flash memperoleh jumlah rata-rata 14,47 dengan presentase keberhasilan sebesar 90,4. Kualifikasi tuntas dengan
kategori sangat baik. Adapun indikator yang diamati adalah sebagai berikut: ketepatan penulisan aksara Jawa 94,7; ketepatan penulisan pasangan 85,2;
ketepatan penempatan pasangan 88,7; keterbacaan penulisan 93. Hal ini menunjukan penulisan akasara Jawa telah memenuhi tata cara penulisan aksara
Jawa menurut Mahardika 2011 yang meliputi: 1 aksara Jawa ditulis dari kiri ke kanan, sama dengan penulisan huruf latin pada umumnya; 2 jika menggunakan
kertas yang bergaris, aksara Jawa ditulis menggantung dibawah garis; 3 aksara Jawa setiap satu huruf menggambarkan satu suku kata; 4 penulisan aksara Jawa
tidak membeda-bedakan antara satu kata dengan kata lainnya, jadi ditulis berkesinambungan.
Berdasarkan data tersebut adanya peningkatan keterampilan menulis siswa dari siklus I pertemuan I sampai dengan siklus II pertemuan II, dari 56,4
menjadi 64,2 kemudian menjadi 84,1 dan menjadi 90,4. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa pada siklus II
pertemuan II telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu ditunjukan dengan persentase keterampilan menulis siswa telah mencapai 90,4. Sehingga penelitian
berakhir pada siklus II pertemuan II saja tidak berlanjut ke siklus selanjutnya.
144
Peneliti sependapat dengan pendapat Hamalik 2001: 27, bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui proses
pengalaman learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing
. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, suatu aktivitas siswa, dan bukan hasil. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut terbukti melalui pelaksanaan model Direct Instruction dengan media
Macromedia Flash , yaitu dengan meningkatnya keterampilan menulis aksara
Jawa siswa. Siswa yang pada mulanya belum hafal dengan aksara Jawa dan pasangannya, sekarang sudah hafal dengan aksara Jawa dan pasangannya. Pada
awalnya siswa menilis aksara Jawa masih berada diatas garis, sekarang telah berubah dengan menulis aksara Jawa menggantung pada garis. Siswa yang pada
mulanya menulis aksara Jawa kurang terbaca, sekarang telah menulis dengan terbaca dan rapi.
4.2.1.4 Hasil Observasi Hasil Belajar Keterampilan Menulis Siswa.