Umur Tingkat Pendidikan Pengalaman Bertani Total Pendapatan Luas Lahan Jumlah Tanggungan

Tabel 8. Sarana dan Prasarana Ekonomi Yang Tersedia Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Tahun 2006 No Jenis Sarana dan Prasarana Ekonomi Jumlah unit 1 Pasar 1 2 Koperasi 1 3 Kios Pertanian 1 4 Unit Pengolahan Nilam Modern 2 5 Unit Pengolahan Nilam Tradisional 3 Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan STTU Jehe Dalam Angka, 2007 Sarana dan prasarana cukup tersedia dan semua sarana dan prasarana di atas diharapkan dapat membantu dan mempermudah aktivitas kehidupan dan perekonomian masyarakat Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe.

4.2 Karakteristik Sampel

Karakteristik petani sampel meliputi umur, lama pendidikan, pengalaman bertani, total pendapatan, luas lahan, dan jumlah tanggungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Desa Tanjung Meriah di Kecamatan STTU JeheTahun 2008 No Uraian Range Rata-Rata 1 Umur Tahun 27 - 68 46 2 Tingkat Pendidikan Tahun 0 - 12 7 3 Pengalaman Bertani Tahun 1-40 14 4 Total Pendapatan Rp 201.666,67-12.351.000,00 3.062.894,18 5 Luas Lahan Ha 0.06 – 1 Ha 0.306 6 Jumlah Tanggungan Jiwa 1- 10 Jiwa 5 Sumber : Data diolah dari lampiran 1

4.2.1. Umur

Umur petani sampel berpengaruh dalam pengelolaan usahataninya. Rata- rata umur petani adalah 46 tahun dengan rentang umur 27-68 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong pada usia produktif untuk mengusahakan usahatani tanaman nilam. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Dari Tabel 9 diketahui bahwa rentang 0-12 tingkat pendidikan Rata-rata 7. Hal ini menunjukan bahwa petani sampel masih tergolong tamatan SD atau sekitar kelas 1 SMP.

4.2.3. Pengalaman Bertani

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan usahatani adalah lama bertani. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata lama bertani petani adalah 14 tahun dengan rentang 1-40 tahun. Hal ini menunjukan bahwa petani sampel sudah memiliki pengalama bertani yang cukup lama.

4.2.4. Total Pendapatan

Dari Tabel 9 dapat dilihat rata-rata pendapatan petani adalah 3.062.894,18 Rp d engan range 201.666,67Rp-12.351.000,00Rp.

4.2.5. Luas Lahan

Rata-rata luas lahan petani nilam adalah 0,306 Ha dengan range 0,06 – 1 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk bertanam nilam.

4.2.6. Jumlah Tanggungan

Rata-rata adalah 5 dengan range 1-10 Jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan masih produktif dan dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam proses usahatani nilam terutama dalam penyediaan tenaga kerja keluarga. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Budidaya Nilam di Daerah Penelitian

Berdasarkan observasi di lapangan, penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan PPL sangat rendah dimana petani dalam usaha nilamnya belum melaksanakan teknologi budidaya yang dianjurkan. Dari hasil wawancara dengan para petani sampel di Desa Tanjung Meriah terungkap bahwa alasan utama yang menyebabkan para petani enggan untuk menerima dan menerapkan suatu teknologi yaitu petani tidak siap dengan resiko kegagalan, sehingga mereka tidak berani mencoba-coba disamping informasi tentang teknologi yang sangat minim mereka peroleh. Budidaya nilam di daerah penelitian masih bersifat tradisional. Kegiatan usahatani dalam setiap pelaksanaanya dilakukan dengan cara yang turun-temurun, dan dalam setiap kegiatan dilakukan dengan cara yang masih sederhana. Hal ini terlihat dari penerapan teknologi budidaya nilam yang dianjurkan oleh PPL masih jauh dari yang diharapkan. Adapun paket teknologi yang dianjurkan oleh Petugas Penyuluh Lapangan adalah sebagai berikut :

1. Varietas

Balittro telah mengoleksi 28 nomor nilam, dari hasil seleksi terhadap beberapa nomor nilam, telah dilepas 2005 3 varietas unggul yaitu Tapak Tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang. Penamaan ketiga varietas nilam tersebut berdasarkan nama daerah asalnya. Ketiga varietas mempunyai keunggulan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Dampak Komoditi Kopi Gayo Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Bener Meriah

6 128 119

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir Di Kabupaten Pakpak Bharat

4 66 101

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21