Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Di Daerah Penelitian

Hal ini disebabkan karena petani yang memiliki jumlah tanggungan banyak maupun sedikit didaerah penelitian belum termotivasi untuk melakukan teknologi budidaya nilam. Petani di Desa Tanjung Meriah dalam mengelola usahatani nilam tidak melibatkan seluruh anggota keluarga hanya dilakukan oleh orangtua saja.

5.3.7 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Di Daerah Penelitian

Petani nilam pada umumnya di Desa Tanjung Meriah masih memiliki umur yang produktif untuk mengelola usahatani. Hal ini dapat dilihat dari umur petani sampel antara umur 27- 48 tahun masih produktif dan lebih banyak daripada umur petani diatas 50 tahun. Akan tetapi petani belum termotivasi untuk menerapkan teknologi budidaya nilam yang dianjurkan oleh PPL yang bertujuan untuk meningkatkan produksi nilam petani sehingga pedapatan petani meningkat. Petani yang masih berumur muda maupun tua masih menerapkan teknologi tersebut, dikarenakan kurangnya keterampilan petani, sosialiasi serta modal petani dalam menerapkan teknologi budidaya tersebut. Tingkat pendidikan petani nilam di Desa Tanjung Meriah bisa dikatakan sedang, hal ini dapat dilihat bahwa petani sudah banyak tamat SMP dan SMA. Tetapi sebagian petani hanya tamat SD atau bahkan tidak pernah menduduki bangku sekolah, sehingga berdampak terhadap kurangnya keterampilan serta pengetahuan petani terhadap informasi dalam usahataninya. Petani yang menerapkan suatu teknologi dalam usahataninya umumnya adalah petani yang memiliki tingkat pendidikan tinggi atau bisa diakatakan tamat SMP atau SLTA. Hal ini dapat dilihat di salah satu dusun yang terdapat di Desa Tanjung Meriah yaitu Dusun Genting, masyarakat disana masih banyak yang belum sekolah dan Universitas Sumatera Utara sangat jarang mendapat informasi ataupun berita. Hal ini disebabkan belum tersedianya jaringan PLN. Pada umumnya pengalaman bertani di Desa Tanjung Meriah sudah tinggi, dimana bertani adalah pekerjaan utama masyarakat ini atau bisa dikatakan mendara daging dan hidup dari bertani. Dalam halnya dengan pengalaman bertani nilam, petani disini sudah mengenal tanaman nilam dari sejak nenek moyang mereka serta teknik budidaya nilampun sudah turun-temurun. Oleh karena itu pada saat ada teknologi baru budidaya nilam, sebagian petani tidak menerapkannya disebabkan budidaya sulit untuk diterapkan dan membutuhkan biaya, keahlian serta tenaga yang banyak. Serta petani menganggap bahwa budidaya tradisional lebih menguntungkan dan lebih banyak menghasilkan daripada budidaya teknologi baru. Pada umumnya pendapatan utama masyarakat Tanjung Meriah adalah dari hasil usahatani, baik usahatani nilam dan non usahatani nilam. Untuk menambah pendapatan, petani melakukan usaha dibidang peternakan seperti berternak ikan, ayam serta lainya. Petani di Desa Tanjung Meriah umumnya mempunyai lahan yang luas dalam mengelola usahataninya, dan bahkan lahan yang mereka usahakan sebagai lahan usahataninya adalah kebanyakan lahan pribadi dan tidak disewa. Dalam mengelola lahan petani Tanjung Meriah umumnya dengan menggunakan sistem usahatani tumpang sari, misalnya tanaman padi dan nilam. Di Desa Tanjung Meriah banyak lahan yang diusahakan untuk lahan usahatani, hal ini bisa terlihat banyaknya lahan kosong dibudidayakan dan bahkan lahan digunung-gunung dijadikan sebagai lahan untuk usahatani. Universitas Sumatera Utara Jumlah tanggungan di Desa Tanjung Meriah dapat dikatakan sedang, hal ini dapat dilihat rata-rata setiap rumah tangga memliki anak 4 orang. Pada umumnya anggota keluarga belum terlibat dalam aktifitas usahatani. Universitas Sumatera Utara 5.4 Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Usahatani Nilam • Modal Dalam usahatani nilam membutuhkan biaya yang cukup besar. Kurangnya modal petani nilam mengakibatkan petani membeli bibit dalam jumlah yang terbatas, pembelian pupuk dan obat-obatan untuk tanaman nilam tidak dapat dilakukan oleh semua petani, selain itu modal juga menyebabkan petani tidak mampu membayar upah tenaga kerja untuk mempercepat kegiatan usahatani. • Penyakit dan Hama Yang Menyerang Tanaman Nilam Serangan hama dan penyakit merupakan masalah dalam usahatani nilam. Hama yang menyerang tanaman nilam di daerah penelitian pada umumnya adalah ulat gulung yang menyerang daun sehingga menyebabkan jumlah daun basah yang dihasilkan menjadi berkurang. Sementara untuk penyakit yang menyerang adalah penyakit mati gadis mati bujang dan penyakit budok. Penyakit mati gadis ini menyebabkan tanaman nilam mati secara keseluruhan, sedangkan mati budok yang menyerang batang menyebabkan hasil minyak nilam yang dapat dihasilkan dari 1 batang tanaman nilam menjadi berkurang. Selain itu, kedua penyakit ini dapat menular sehingga secara ekonomisnya menyebabkan kerugian. • Harga Jual Minyak Nilam Tidak Stabil Harga jual minyak nilam yang tinggi merupakan harapan bagi petani di daerah penelitian, bahkan kenaikan harga jual merupakan faktor utama yang membuat petani nilam di daerah penelitian kembali mengusahakan nilam lebih serius. Namun, pengalaman petani dalam berusahatani nilam dengan harga yang tidak stabil kadang tinggi, tetapi terkadang bisa rendah membuat petani nilam Universitas Sumatera Utara belum berani mengusahakan nilam dalam skala besar disamping keterbatasan modal seperti dijelaskan diatas. Pada tahun 1998 berdasarkan informasi dari petani harga minyak nilam pernah mencapai Rp.800.000,-kg. Pada pertengahan tahun 2007 harga minyak nilam sebesar Rp.300.000,- kg – Rp.350.000,- kg sedangkan sampai awal tahun 2008 mencapai Rp.800.000,-kg – Rp.1.000.000,- kg sedangkan pada bulan Agustus 2008 harga minyak nilam sebesar Rp.500.000,kg -Rp.550.000,-kg. • Harga Pupuk Yang Mahal dan Langka Harga pupuk yang mahal dan langka membuat para petani mengalami kesulitan dalam membudidayakan tanaman nilam. Sehingga petani hanya memupuk tanaman nilam mereka tidak secara teratur dimana apabila petani mempunyai uang untuk membeli pupuk dan bahkan tidak melakukan pemupukan sama sekali. Tabel 19 . Masalah-masalah yang Dihadapi Petani Nilam di Daerah Penelitian No Jenis Permasalahan Jumlah orang Persentase 1 Modal 19 63.33 2 Hama dan Penyakit 25 83.33 3 Harga Minyak Nilam yang tidak stabil 7 23.33 4 Harga Pupuk yang mahal 4 13.33 Sumber : Data diolah dari kuisioner Universitas Sumatera Utara 5.5 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Petani Untuk Mengatasi Masalah- Masalah Usahatani Nilam • Modal Upaya yang dilakukan petani untuk mengatasi kurangnya modal di daerah penelitian belum ada. Sejauh ini pemerintah berusaha membantu petani dengan membentuk kelompok tani, namun kelompok tani yang terbentuk belum berjalan dengan baik dan belum semua petani memiliki kelompok tani. • Hama dan Penyakit Serangan hama dan penyakit pada tanaman nilam dapat mengurangi produksi nilam kering bahkan juga produksi minyak nilam. Sejauh ini pengendalian terhadap hama dan penyakit ini masih sebatas mencabut dan membakar tanaman yang terserang agar tidak menular ke tanaman yang lain. • Harga Jual Minyak Nilam Tidak Stabil Dalam menagani masalah harga nilam yang tidak stabil, adanya kerja sama antara petani dengan PT Indah Aromatik, dimana PT Indah Aromatik menampung minyak nilam petani serta membuat ketetapan harga minyak nilam sesuai dengan kualitas minyak nilam yang dimiliki oleh petani. • Harga Pupuk Yang Mahal dan Langka Dalam masalah harga pupuk yang mahal dan langka, belum ada penyelesaian yang pasti. Dalam menanggapi masalah pupuk yang mahal dan langka Pemerintah Pakpak Bharat memberikan bantuan dan subsidi pupuk kepada kelompok tani. Sehingga untuk petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani tidak akan mendapatkan subsidi atau bantuan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Dampak Komoditi Kopi Gayo Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Bener Meriah

6 128 119

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir Di Kabupaten Pakpak Bharat

4 66 101

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21