BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Budidaya Nilam di Daerah Penelitian
Berdasarkan observasi di lapangan, penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan PPL sangat rendah dimana petani dalam usaha nilamnya belum
melaksanakan teknologi budidaya yang dianjurkan. Dari hasil wawancara dengan para petani sampel di Desa Tanjung Meriah terungkap bahwa alasan utama yang
menyebabkan para petani enggan untuk menerima dan menerapkan suatu teknologi yaitu petani tidak siap dengan resiko kegagalan, sehingga mereka tidak
berani mencoba-coba disamping informasi tentang teknologi yang sangat minim mereka peroleh.
Budidaya nilam di daerah penelitian masih bersifat tradisional. Kegiatan usahatani dalam setiap pelaksanaanya dilakukan dengan cara yang turun-temurun,
dan dalam setiap kegiatan dilakukan dengan cara yang masih sederhana. Hal ini terlihat dari penerapan teknologi budidaya nilam yang dianjurkan oleh PPL masih
jauh dari yang diharapkan. Adapun paket teknologi yang dianjurkan oleh Petugas Penyuluh Lapangan
adalah sebagai berikut :
1. Varietas
Balittro telah mengoleksi 28 nomor nilam, dari hasil seleksi terhadap beberapa nomor nilam, telah dilepas 2005 3 varietas unggul yaitu Tapak Tuan,
Lhokseumawe dan Sidikalang. Penamaan ketiga varietas nilam tersebut berdasarkan nama daerah asalnya. Ketiga varietas mempunyai keunggulan
Universitas Sumatera Utara
masing-masing. Di Desa Tanjung Meriah jenis nilam yang banyak ditanam oleh petani adalah jenis nilam Aceh karena kadar minyak dan kualitas lebih tinggi
dengan kadar minyak 2.5 . Varietas yang banyak ditanam di Desa Tanjung Meriah yaitu varietas Sidikalang dan varietas Tapaktuan. Varietas dianjurkan di
Desa Tanjung Meriah adalah varietas Sidikalang. Hal ini disebabkan varietas Sidikalang dan Tapak Tuan ini sesuai dengan topografi dan tekstur tanah desa
Tanjung Meriah yang berbukit-bukit.
Gambar 2. Varietas Sidikalang Gambar 3 .Varietas Lhokseumawe
Gambar 4. Varietas Tapak Tuan
Universitas Sumatera Utara
Petani di Desa Tanjung Meriah pada dasarnya sudah mengenal varietas nilam unggul yang ketiga ini, mereka mengenal varietas ini karena sudah lama
varietas ini ditanam di daerah ini, bisa dikatakan bahwa varietas Tapaktuan dan Sidikalang sudah ditanam secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Pada saat harga nilam tinggi maka petani akan beralih usahatani ke usaha tani nilam, tetapi pada saat harga nilam turun maka petani akan mengurangi lahan
mereka untuk usahatani nilam.
2. Pembibitan
Dalam paket teknologi budidaya yang dianjurkan oleh PPL, pembibitan nilam merupakan hal penting untuk mendapatkan produksi minyak nilam yang
baik dan berkualitas. Pemilihan stek atau bibit dengan teliti merupakan salah satu faktor utama yang harus dilakukan dan tidak boleh diabaikan dalam proses
budidaya tanaman nilam. Hal ini akan sangat menunjang dan berpangaruh terhadap keberhasilan dan produktifitas minyak nilam.
Adapun paket teknologi pembibitan yang dianjurkan oleh PPL adalah pembibitan dengan menggunakan polibag meliputi langkah-langkah sebagai
berikut: 1. Pembuatan Stek
- Pemilihan pohon induk dengan produktivitas minyak yang tinggi
- Pohon induk yang bebas dari serangan hama Penyakit
- Pohon induk yang telah cukup umur 5 – 6 bulan setelah tanam
Universitas Sumatera Utara
2. Persemaian - Plastik polibag kecil ukuran kurang lebih 10 cm x 15 cm
- Media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang matang humus, dengan perbandingan 1 : 1
- Lokasi persemaian dipilih di tempat yang strategis dekat dengan sumber air dan lahan budidaya
- Penempatan blok persemaian di tempat teduh atau di bawah naungan, sehingga tidak langsung terkena terik sinar matahari siang. Dapat dipilih
di bawah naungan tanaman kebun atau menggunakan rumah naungan. 3. Pemeliharaan persemaian
- Pemindahan bibit polibag dapat dilakukan sejak bibit telah memiliki daun minimal 6 helai dan perakaran telah berkembang
- Penyiraman tanaman dalam polibag dilakukan minimal setiap 2 hari sekali.
- Penyisipan tanaman stek yang mati. - Pemberian pupuk perangsang pertumbuhan pupuk daun bila diperlukan
dengan cara penyemprotan. - Pemantauan tanaman dari serangan hama dan penyakit
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.Pembibitan Nilam Di Polibag
Sedangkan petani di Desa Tanjung Meriah pada dasarnya melakukan penanaman nilam secara langsung. Stek tanaman dapat ditanam langsung di area
budidaya dengan cara tancap langsung. Namun demikian cara ini banyak memiliki kelemahan. Pada skala luas dan skala usaha tani, pemantauan terhadap
tanaman nilam terlampau sulit. Pemeliharaan tanaman muda, pengendalian hama penyakit, serta tingkat keseragaman tanaman memerlukan perhatian yang sangat
berat. Dengan demikian tingkat keberhasilan budidaya tanaman nilam dalam skala luas sangat kecil. Untuk skala kecil, pertanaman di pekarangan serta di lahan-
lahan sempit pola ini masih bisa dilakukan masih belum menerapkan sistem tanam secara tugalan.
Petani Desa Tanjung Meriah juga kurang menerapkan paket teknologi budidaya yang dianjurkan PPL, hal ini disebabkan petani tidak mempunyai modal
untuk membeli polibag, pupuk kompos, serta petani menggangap bahwa pembibitan dengan cara polibag ini rumit dan susah dilaksanakan dan
memerlukan waktu, tenaga yang banyak serta ketrampilan. Oleh karena itu untuk menghemat biaya, waktu dan resiko yang berat maka petani memilih penanaman
nilam secara langsung tanpa mengadakan pembibitan. Disamping plastik polibag yang tidak tersedia di kios saprodi di Desa Tanjung Meriah dah harus membelinya
Universitas Sumatera Utara
ke Sidikalang dan harganya yang lumayan mahal. Petani juga berpendapat bahwa hasil nilam yang diperoleh lebih banyak ditanam secara tugalan atau tanpa
pembibitan daripada yang ada pembibitan. Berdasarkan pengalaman di pusat-pusat produksi nilam di Indonesia,
Model pembuatan bibit dengan cara persemaian polibag merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam keberhasilan budidaya tanaman nilam. Cara ini
memiliki persentase tanaman hidup tinggi dengan perkembangan sangat baik di areal budidaya. Memiliki ketahanan terhadap hama penyakit lebih tinggi. Serta
hasil daun dan rendemen minyak yang tinggi. Sehingga produksi minyak nilam akan tinggi dibandingkan dengan tanpa adanya pembibitan.
4. Penanaman
Dalam paket teknologi budidaya yang dianjurkan PPL penanaman yang baik hendaknya waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
Kebutuhan tanaman nilam muda terhadap air masih tinggi. Sebaiknya pula pemindahan bibit dilakukan pada watu sore hari, agar proses adaptasi tanaman
tidak mengalami hambatan. Untuk bibit yang berasal dari polibag, hendaknya polibag di sobek dan dilepas terlebih dahulu sebelum ditanam.
Penanaman dilakukan setelah adanya pembibitan di polibag. Setelah tanaman berumur
± 1 ½ bulan dipersemaian, tanaman dapat dipindahkan kelapangan. Cara menanam yaitu dengan menyobek polibag secara hati-hati dan
menanam tanaman di lubang yang telah disediakan, kemudian tanah dipadatkan dengan cara menekan tanah disekitar tanaman. Setek yang langsung di tanam di
lapangan adalah setek yang telah berkayu ± 30 cm, dibenamkan 2 buku kedalam
Universitas Sumatera Utara
tanah. Pada saat bibit di persemaian telah memiliki minimal 6 daun, maka bibit tersebut telah siap dipindahkan ke area budidaya.
Gambar 6. Penanaman Nilam
Sebaiknya untuk pola tanam model ini petani terlebih dahulu menanam tanaman pelindung yang memiliki umur pendek seperti padi darat dan jagung.
Penanaman bibit nilam dilakukan pada saat tanaman pelindung memasuki setengah umur panen. Hal ini dilakukan untuk melindungi tanaman nilam muda.
Sifat tanaman nilam saat baru tanam muda, tidak terlalu tahan terhadap terik matahari yang berlebihan, namun setelah tanaman berkembang, membutuhkan
sinar matahari yang cukup. Penanaman nilam yang diterapkan petani di Desa Tanjung Meriah yaitu
dengan penanaman secara langsung. Bibit tanaman berupa stek yang diambil dari pohon induk yang telah siap dibibitkan, ditanam langsung di lahan. Penanaman
secara langsung ini dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan alat dari kayu yang runcing, kemudian stek ditanam dan tanah dipadatkan. Hal ini
menyebabkan tanaman akan rentan terhadap penyakit dan banyaknya tanaman yang akan mati sehingga usia produktif nilampun akan kurang, hal ini
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan panen nilam akan berkurang dan berdampak terhadap produksi nilam.
4. Jarak Tanam
Jarak tanam yang ideal sebaiknya disesuaikan dengan kontur dan kondisi lahan serta tingkat kesuburan tanah. Jarak tanam harus berada pada alur terbit dan
tenggelamnya matahari. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pertumbuhan tanaman, sinar matahari dapat menembus celah pohon dan ranting antara satu
dengan yang lainya. Berikut ini jarak tanam yang direkomendasikan PPL berdasarkan jenis tanah.
Untuk tanah subur, jarak tanam antar tanaman 100 cm x 100 cm atau 80
cm x 100 cm
Untuk tanah lipatit tanah liat, jarak antar tanaman 50 cm x 100 cm atau 60 cm x 60 cm
Untuk tanah berbukit, jarak tanam antar tanaman 50 cm x 100 cm atau 30
x 100 cm. Untuk Desa Tanjung Meriah yang topografinya berbukit, jarak tanam yang
dianjurkan PPL yaitu dengan jarak antar tanaman 50 cm x 100 cm atau 30 x 100 cm.
Akan tetapi petani di Desa Tanjung Meriah dalam menanam nilam tidak melakukan jarak tanam yang dianjurkan PPL, petani membuat jarak tanam secara
tidak teratur dimana jarak tanamnya sangat dekat antara tanaman yang satu dengan yang lain contohnya petani membuat jarak tanam 30 x 30 cm. Hal ini
disebabkan agar jumlah tanaman didalam satuan lahan mereka banyak sehingga
Universitas Sumatera Utara
petani berasumsi produksi nilam mereka akan meningkat, serta tidak memerlukan pupuk yang banyak serta dalam pemeliharaanya tidak sulit. Padahal asumsi petani
tersebut merupakan asumsi yang salah, dimana apabila tidak ada jarak tanam yang teratur sesuai dengan kondisi tanah akan mengakibatkan tanaman tersebut akan
mudah terserang penyakit serta produksi tanaman nilam akan turun. Dengan tidak teraturnya jarak tanam maka usia produktif tanaman nilampun akan berkurang,
biasanya usia produktif nilam antara 2-3 tahun dengan panen sebanyak 3-4 kali panen, tetapi karena jarak tanam yang tidak teratur bisa mengakibatkan usia
produktif nilam akan berkurang, serta kadar minyak nilam akan berkurang.
5.Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, penyisipan, pembubunan, serta pemangkasan. Hasil yang optimum diperoleh tergantung bagaimana cara
pemeliharaan tanaman yang dilakukan. Pemeliharaan tanaman yang efektip dapat membuat umur produktif tanaman sampai 3 tahun. Dengan interval panen 3 – 4
bulan. Dapat dikatakan bahwa kunci sukses pendapatan kuantitas dan kualitas hasil minyak yang didapat tergantung pada kesungguhan melakukan monitoring
dan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
a. Penyiangan