Hubungan Total Pendapatan Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Nilam

Pada umumnya, semakin lama petani berusahatani maka petani akan mempunyai sikap yang lebih berani dalam menanggung resiko penerapan teknologi pertanian. Artinya semakin lama berusahatani, petani lebih respon dan tanggap gejala yang mungkin terjadi dengan penerapan teknologi pertanian dan apabila terjadi kegagalan dalam penerapanya maka yang bersangkutan akan lebih siap untuk menanggulaginya. Gultom 1997 dan Zulfikri 2003 menyimpulkan bahwa pengalaman berusahatani berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi pertanian. Hal ini dapat juga terlihat di Desa Tanjung Meriah, dimana petani sudah mempunyai pengalaman bertani nilam yang lama, dan bahkan turun-temurun dari nenek moyang mereka. Akan tetapi setelah adanya teknologi budidaya nilam yang dianjurkan oleh PPL petani mulai termotivasi untuk menerapkan teknologi supaya produksi nilam mereka meningkat tanpa meninggalkan cara budidaya nilam yang mereka terapkan sekian tahun. Selain itu petani nilam yang telah lama melakukan usahatani nilam merasa bahwa apa yang telah dilaksanakannya selama ini belum cukup baik dan masih perlu perubahan dalam upaya meningkatkan produksi dan produktifitas usahatani nilam.

5.3.4 Hubungan Total Pendapatan Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Nilam

Dalam penelitian ini diduga bahwa total pendapatan sebagai satu karakteristik sosial ekonomi petani mempunyai hubungan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam. Hal ini berarti semakin tinggi pendapatan petani maka akan semakin tinggi tingkat adopsi teknologi budidaya nilam. Universitas Sumatera Utara Pendapatan keluarga merupakan hal yang penting dalam mendukung kehidupan petani, tingkat petani akan berpengaruh terhadap modal yang akan dialokasikan petani untuk pembiayaan usahatani yang mereka lakukan. Gambaran hubungan total pendapatan dengan tingkat adopsi budidaya nilam dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hubungan Total Pendapatan Dengan Tingkat Adopsi Uraian Tota Pendapatan Rp Tingkat Adopsi Skor Range 201.666,67-12.351.000,00 2-14 Rata-rata 3.062.894,18 7,26 r s 0,604 t tabel =1,701 t hitung = 1,93 Sumber : Data diolah dari lampiran 10,11,12 Untuk melihat hubungan total pendapatan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam maka diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai r s = 0,604 dan nilai t hitung = 1,93. Data ini menunjukkan t hitung t tabel α = 0.05 = 1,701. Hal ini berarti H ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam. Jadi, dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan hubungan antara total pendapatan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam diterima. Menurut Prasmatiwi 2000 bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi pertanian. Artinya, Semakin tinggi pendapatan petani maka peluang untuk mengadopsi teknologi pertanian. Tingkat pendapatan petani dapat mempengaruhi petani menerima maupun mengadopsi inovasi ataupun teknologi, apabila pendapatan petani tinggi maka Universitas Sumatera Utara kemungkinan petani tersebut akan mau mencoba dan menerapkan teknologi pada usahataninya, dengan dana yang cukup petani dapat mengikuti teknologi budidaya nilam sesuai anjuran. Petani di Tanjung Meriah sebagian sudah mempunyai pendapatan tinggi dari usahataninya. Sehingga petani termotivasi untuk menerapkan adopsi teknologi yang dianjurkan PPL. Akan tetapi, petani yang pendapatannya rendah masih menerapkan teknologi budidaya nilam secara tradisional, karena petani masih kekurangan modal. Hal ini disebabkan karena dalam menerapkan budidaya yang dianjurkan oleh PPL membutuhkan modal serta tenaga yang banyak. 5.3.5 Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Nilam Semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani maka harapan untuk memperoleh produksi dan produktivitas usahatani nilam akan semakin tinggi, dengan demikian petani berharap tingkat pendapatan akan semakin besar dengan memperluas usahataninya tersebut. Luas lahan yang diusahakan petani sampel didaerah penelitian rata-rata adalah 0,573 dengan rentangan 0.06-1 Ha. Gambaran hubungan luas lahan tingkat adopsi budidaya nilam dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Uraian Luas Lahan Ha Tingkat Adopsi Skor Range 0,06-1 2-14 Rata-rata 0,306 7,26 r s 0,659 t tabel =1,701 t hitung = 4,63 Sumber : Data diolah dari lampiran 10,11,12 Universitas Sumatera Utara Untuk melihat hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam maka diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai r s = 0,659 dan nilai t hitung = 4,63. Data ini menunjukkan t hitung t tabel α = 0.05 = 1,701. Hal ini berarti H ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam. Jadi, dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan hubungan antara luas laha dengan tingkat adopsi teknologi budidaya nilam diterima. Ginting, M 2002 menyatakan petani yang memiliki lahan luas lebih mudah untuk menerima inovasi baru karena keefisienan penggunaan sarana produksi dibandingkan petani yang mempunyai lahan sempit. Petani di Desa Tanjung Meriah pada umumnya mempunyai lahan yang luas. Akan tetapi, lahan yang dimiliki petani tidak seluruhnya digunakan untuk budidaya nilam, petani didalam mengelola tanah mereka melakukan sistem tumpang sari, contohnya tanaman nilam dengan padi atau dengan tanaman lainya. Dalam membudidakan tanaman nilam biasanya petani menggunakan lahan yang luas apabila harga nilam naik dan sebaliknya apabila harga nilam turun maka luas lahan tanaman nilam akan sedikit ditanam, petani akan beralih membudidayakan tanaman lainya.

5.3.6 Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Nilam

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Dampak Komoditi Kopi Gayo Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Bener Meriah

6 128 119

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir Di Kabupaten Pakpak Bharat

4 66 101

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21