Keterbatasan data Pengolahan dan analisis data

26 dilakukan untuk data kontinyu yang outlier, sedangkan jika responden tidak bersedia menjawab maka diberikan kode sebagai data missing.

2.7. Keterbatasan data

Keterbatasan data Riskesdas 2013 berkaitan dengan keterbatasan metoda dan keterbatasan manajemen operasional. Keterbatasan metoda Beberapa indikator tidak dapat disajikan sampai tingkat kabupatenkota karena masalah besar sampel yang mewakili untuk pertanyaan tertentu. Batasan jumlah sampel untuk masing-masing indikator yang masih dapat diterima adalah jika n sampel 30. Misalnya untuk penentuan status gizi pada balita, jika jumlah sampel balita di suatu kabupatenkota kurang dari 30, maka walapun hasil analisis disajikan, akan diberi tanda agar pembaca berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil tersebut. Keterbatasan manajemen operasional Beberapa keterbatasan yang disebabkan faktor manajemen antara lain: 1 Blok sensus tidak terjangkau, karena ketidaktersediaan alat transportasi menuju lokasi tersebut, karena kondisi alam yang tidak memungkinkan, seperti gelombang besar yang membahayakan, atau alasan keamanan. Riskesdas tidak berhasil mengumpulkan 14 BS yang terpilih. 2 Sejumlah RT yang menjadi sampel ternyata tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh tim enumerator. Rumah tangga yang berhasil dikunjungi Riskesdas 2013 adalah sebanyak 98,3 persen yang tersebar di seluruh kabupatenkota.Tabel 2.2.1 3 Sejumlah ART dari RT terpilih tidak seluruhnya bisa diwawancarai oleh tim enumerator. Pada saat pengumpulan data dilakukan sebagian ART tidak berada di tempat. Jumlah ART yang berhasil dikumpulkan adalah 93,0 persen.Tabel 2.2.1

2.8. Pengolahan dan analisis data

Hasil pengolahan dan analisis data dipresentasikan pada Bab III. Pada laporan ini seluruh analisis dilakukan berdasarkan jumlah sampel RT maupun ART setelah missing values dan outlier dikeluarkan serta dilakukan pembobotan sesuai dengan jumlah masing-masing sampel. Analisis data dengan menggunakan perangkat lunak statistik SPSS17.0®. 2.9. Estimasi kesalahan sampling sampling error Data yang dikumpulkan dari survei tidak bisa terlepas dari kesalahan error, demikian halnya dengan Riskesdas 2013. Ada dua jenis tipe kesalahan yang bisa terjadi yaitu sampling error dan nonsampling error. Kesalahan tersebut mungkin terjadi karena kesalahan cakupan, kesalahan kerena ketidaklengkapan jawaban, kesalahan penentuan responden, maupun kesalahan pengukuran. Survei yang baik adalah survei dengan kesalahan seminimal mungkin. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesalahan data survei, sangat diperlukan evaluasi statistik terhadap data survei. Nilai kesalahan sampling biasanya diukur dari besar kecilnya nilai relatif standard error suatu karakteristik yang dirumuskan sebagai berikut 100 ˆ ˆ ˆ   Y Y se Y rse 27 dengan ˆ ˆ Y v Y se  adalah estimasi standard error dari estimasi. Estimasi varians dilakukan mengikuti disain sampling Riskesdas 2013 yang bersifat multistage dimana dasar perhitungan nilai varians ditentukan berdasarkan pertimbangan strata, primary sampling unit dan weight atau menggunakan rumus      n i y yi z z n n Y v 1 2 1 ˆ dimana    25 1 j ij ij yi y w z dan    25 1 j ij ij yi y w z sedangkan w ij adalah nilai penimbang untuk rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i. Perhitungan nilai estimasi untuk seluruh variabel, standard error, dan relative standard error menggunakan software program stata versi 8. Penilaian kesalahan sampling sampling error Riskesdas 2013 dihitung hanya untuk beberapa variable penting, yang mewakili seluruh komponen pokok yang dikumpulkan Riskesdas 2013. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada lampiran “Estimasi kesalahan sampel Riskesdas 2013” menurut karakterisktik kelompok umur, dan estimasi 33 provinsi.

2.10. Pengembangan kuintil indeks kepemilikan