170
Riskesdas 2013 menanyakan kepada semua perempuan 10-54 tahun yang pernah melahirkan. Selanjutnya pada responden yang pernah melahirkan lahir hidup dan lahir mati pada periode 1
Januari 2010 sampai saat wawancara ditanyakan lebih lanjut tentang pengalaman
mendapat pelayanan kesehatan selama periode hamil sampai masa nifas. Analisis
dilakukan terhadap 49.603 kelahiran untuk mendapat gambaran indikator pelayanan
kehamilan, persalinan sampai masa nifas. Terdapat 2 indikator MDGs yang diperoleh
dari bagian ini yaitu cakupan ANC minimal 1 kali dan ANC minimal 4 kali serta proporsi
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil dan indikator cakupan ANC
Antenatal Care ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan KebidananSPK Direktorat Bina
Kesehatan Ibu, Kemkes RI, 2010. Tenaga kesehatan yang dimaksud di atas adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan perawat.
Pada laporan ini disajikan indikator ANC yang sesuai dengan MDGs K1 dan ANC minimal 4 kali maupun indikator ANC untuk evaluasi program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia seperti
cakupan K1 ideal dan K4. Gambar 3.12.8 menunjukkan bahwa 95,4 persen dari kelahiran mendapat ANC K1. Persentase
K1 dan ANC minimal 4 kali merupakan indikator ANC tanpa memperhatikan periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Cakupan K1 bervariasi dengan rentang antara 71,7
persen Papua dan 99,6 persen Bali. Namun untuk cakupan ANC minimal 4 kali, DI Yogyakarta 96,5 lebih tinggi dibandingkan dengan Bali 95,8. Selisih antara K1 dan ANC 4 kali
menunjukkan adanya kehamilan yang tidak optimal mendapat pelayanan ANC. Gambar 3.12.9 menyajikan cakupan K1 ideal dan K4. Indikator K1 ideal dan K4 adalah indikator
untuk melihat frekuensi yang merujuk pada periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Kementerian Kesehatan menetapkan K4 sebagai salah satu indikator ANC Direktorat
Bina Kesehatan Ibu, Kemkes RI, 2010. Indikator K1 ideal dan K4 yang merujuk pada frekuensi dan periode trimester saat dilakukan ANC
menunjukkan adanya keberlangsungan pemeriksaan kesehatan semasa hamil. Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada trimester 1 K1 ideal seharusnya mendapat pelayanan ibu hamil
secara berkelanjutan dari trimester 1 hingga trimester 3. Hal ini dapat dilihat dari indikator ANC K4. Cakupan K1 ideal secara nasional adalah 81,6 persen dengan cakupan terendah di Papua
56,3 dan tertinggi di Bali 90,3. Cakupan K4 secara nasional adalah 70,4 persen dengan cakupan terendah adalah Maluku 41,4 dan tertinggi di DI Yogyakarta 85,5. Berdasarkan
penjelasan di atas, selisih dari cakupan K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa terdapat 12 persen dari ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar
minimal K4. Cakupan ANC menurut karakteristik menunjukkan bahwa semakin muda umur, semakin tinggi
pendidikan ibu, semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan dan tinggal di perkotaan, maka ibu Definisi operasional indikator ANC
K1 atau ANC minimal 1 kali adalah proporsi
kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan ibu
hamil minimal
1 kali
tanpa memperhitungkan periode waktu pemeriksaan.
K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang
mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil pertama kali pada trimester 1.
K4 adalah proporsi kelahiran yang mendapat
pelayanan kesehatan ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-2 yaitu minimal 1
kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2 dan minimal 2 kali pada trimester 3.
ANC minimal 4 kali adalah proporsi kelahiran
yang mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 4 kali tanpa memperhitungkan periode
waktu pemeriksaan.
171
cenderung untuk melakukan ANC. Cakupan K1 ideal menurut karakteristik memiliki pola yang hampir sama dengan cakupan K1 Tabel 3.12.15 pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka.
Gambar 3.12.8 Cakupan indikator ANC K1 dan ANC minimal 4 kali menurut provinsi, Indonesia 2013
Gambar 3.12.9 Cakupan indikator ANC K1 ideal dan ANC K4 ANC 1-1-2 menurut provinsi, Indonesia 2013
71,7 95,4
99,6
50,9 83,5
95,8
0,0 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
Pa pu
a Mal
uk u
Pa ba
r N
TT M
al ut
Su lb
ar Ka
lb ar
Ka lte
ng Su
m ut
R iau
Su m
se l
Su lte
ng Ka
ls el
Jam bi
Su ltr
a Ac
eh La
mpu ng
IN D
ON ES
IA Ba
nt en
Su ls
el Ja
ba r
Su m
ba r
Su lu
t Be
ng ku
lu Ka
ltim Go
ro nt
alo Ke
p. R
iau Ja
tim Ba
be l
D K
I N
TB Ja
te ng
D IY
Ba li
K1 ANC 4x
70,4 81,6
0,0 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
Mal u
ku Pa
p u
a Mal
u t
Pa b
ar S
u lte
n g
S u
lb a
r Kal
te n
g G
o ro
n tal
o Su
ltra N
T T
S u
ls e
l Kal
b a
r S
u ms
e l
S u
mu t
Jam b
i S
u lu
t Kal
se l
A ce
h Ben
g ku
lu Su
m bar
R iau
Kal ti
m Ba
n te
n IN
DO N
E S
IA Ba
b e
l N
T B
Jabar Jati
m La
mp u
n g
DKI Ke
p .R
ia u
Jate n
g Ba
li DIY
ANC K4 K1 Ideal
172
b. Tenaga dan tempat pemeriksaan kehamilan Tenaga kesehatan yang kompeten memberi pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu hamil adalah
dokter kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan perawat Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kemkes RI, 2009. Fasilitas kesehatan disediakan untuk meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil dari rumah sakit hingga posyandu. Gambar 3.12.10 adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan ANC menurut tenaga dan
tempat menerima ANC. Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan 87,8 dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan
ibu hamil adalah praktek bidan 52,5, PuskesmasPustu 16,6 dan Posyandu 10,0. Hal ini juga terlihat di semua provinsi.
Gambar 3.12.10 Proporsi kelahiran yang melakukan pemeriksaan kehamilan menurut tenaga dan tempat
mendapat pelayanan ANC, Indonesia 2013 Proporsi tenaga kesehatan yang memberi pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut provinsi
dan karakteristik dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.16 dan 3.12.17. Masyarakat dengan karakteristik tinggal di perdesaan, pendidikan rendah dan berada
pada kuintil indeks kepemilikan terbawah hingga menengah cenderung memilih bidan saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Sebaliknya dokter spesialis kebidanan dan kandungan dipilih
oleh masyarakat di perkotaan, pendidikan tinggi dan kuintil indeks kepemilikan teratas. Proporsi tempat mendapat layanan ANC menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat pada
buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.18 dan 3.12.19.
c. Konsumsi zat besi