Kesehatan reproduksi HASIL DAN PEMBAHASAN

163

3.12. Kesehatan reproduksi

Tin Afifah, Ika Saptarini, Nurillah Amaliah, Anissa Rizkianti dan Ning Sulistiyowati Kesehatan reproduksi Kespro mulai dimasukkan dalam Riskesdas 2010 yang hanya memberikan gambaran nasional dan provinsi. Riskesdas 2013 menyediakan informasi kesehatan reproduksi baik tingkat nasional, provinsi, bahkan kabupatenkota terbatas untuk indikator tertentu, sehingga provinsi dapat menilai cakupan pelayanan kesehatan ibu berbasis komunitas sebagai komplemen dari data rutin. Blok kespro menyediakan informasi status kesehatan ibu dan beberapa isu kesehatan reproduksi pada semua perempuan umur 10-54 tahun. Informasi yang dikumpulkan meliputi: 1 kejadian kehamilan saat wawancara yang ditanyakan dalam kuesioner rumah tangga; 2 penggunaan alatcara Keluarga Berencana KB; 3 cakupan pelayanan kesehatan ibu dari masa kehamilan sampai masa nifas dan 4 masalah kespro lainnya. Jumlah sampel yang digunakan untuk analisis disajikan dalam Tabel 3.12.1. Table 3.12.1 Indikator utama, unit analisis dan jumlah sampel yang digunakan Blok Kesehatan Reproduksi, Riskesdas 2013 Indikator Unit analisis Jumlah sampel Kejadian kehamilan Proporsi kehamilan Semua anggota rumah tangga perempuan 10-54 tahun 357.830 Pelayanan program KB Penggunaan KB saat ini, CPR, jenis KB yang digunakan WUS 15-49 tahun berstatus kawin 191.818 Tenaga tempat pelayanan KB modern WUS kawin yg menggunakan KB modern 104.851 Alasan utama tidak KB WUS kawin yang tidak menggunakan KB 86.024 Pelayanan kesehatan ibu Masa kehamilan: Pemeriksaan kehamilan: K1, K1 ideal, K4 dan ANC minimal 4 kali Jumlah kelahiran LH dan LM dari riwayat kehamilan 1 Jan 2010 sd wawancara 49.605 kelahiran Tempat dan tenaga ANC Konsumsi zat besi, buku KIA Jumlah kelahiran LH dan LM periode 1 Januari 2010 sd saat wawancara, yang melakukan ANC 46.189 kelahiran Saat bersalin: Cakupan pelayanan ibu bersalin: - Proporsi linakes, - Proporsi tempat bersalin Jumlah kelahiran LH dan LM periode 1 Jan 2010 sd wawancara 49.605 kelahiran Masa nifas: Cakupan masa nifas KF Cakupan KB pasca salin Jumlah kelahiran LH dan LM periode 1 Jan 2010 sd wawancara 49.605 kelahiran 164

3.12.1. Kehamilan

Informasi tentang kehamilan ini memberi gambaran proporsi penduduk Indonesia yang sedang hamil Gambar 3.12.1. Proporsi kehamilan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah 2,68 persen, di perkotaan 2,8 lebih tinggi dibanding perdesaan 2,55 lihat buku Riskesdas 2013 dalam Angka tabel 3.12.1. Pola kehamilan berbeda menurut kelompok umur dan tempat tinggal. Di antara penduduk perempuan umur 10-54 tahun tersebut, terdapat kehamilan pada umur sangat muda 15 tahun, meskipun dengan proporsi yang sangat kecil 0,02, terutama terjadi di perdesaan 0,03. Proporsi kehamilan pada umur remaja 15-19 tahun adalah 1,97 persen, perdesaan 2,71 lebih tinggi dibanding perkotaan 1,28. Gambar 3.12.1 Proporsi penduduk yang sedang hamil berdasarkan laporan rumah tangga menurut kelompok umur dan tempat tinggal, Indonesia 2013

3.12.2. Pelayanan program Keluarga Berencana KB

Pelayanan KB merupakan upaya untuk mendukung kebijakan program KB nasional. Salah satu indikator program KB yaitu penggunaan KB saat ini dan CPR Contraceptive Prevalence Rate. CPR adalah persentase penggunaan alatcara KB oleh pasangan usia subur PUS yaitu WUS umur 15-49 tahun berstatus menikah atau hidup bersama Rajaguguk, Omas Bulan, 2010. Pada laporan ini, informasi tentang KB dianalisis pada kelompok WUS berstatus menikah atau hidup bersama. Analisis jenis alatcara KB yang digunakan merujuk pada alatcara KB yang paling efektif. a. Pola penggunaan KB saat ini Gambar 3.12.2 menunjukkan proporsi penggunaan KB di Indonesia pada tahun Riskesdas 2010 55,8 dan Riskesdas 2013 59,7. Secara umum terjadi peningkatan dalam periode tiga tahun. Penggunaan KB tahun 2013 bervariasi menurut provinsi, proporsi penggunaan KB saat ini terendah di Papua 19,8 dan tertinggi di Lampung 70,5, proporsi WUS kawin yang tidak pernah menggunakan KB tertinggi di Papua 68,7 dan terendah di Kalimantan Tengah 8,6. 0,00 1,28 7,08 0,03 2,71 5,96 5,81 0,02 1,97 6,46 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 10-14 th 15-19 th 20-24 th 25-29 th 30-34 th 35-39 th 40-44 th 45-49 th 50-54 th Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan 165 Proporsi penggunaan KB saat ini hasil Riskesdas 2013 menurut provinsi secara rinci dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.2. Gambar 3.12.2 Pengggunaan KB saat ini menurut provinsi, Indonesia 2010-2013 Penggunaan alatcara KB terdiri dari alat KB modern dan KB cara tradisional. Penggunaan menurut alat atau cara tersebut juga mencerminkan CPR KB modern dan CPR KB tradisional. Indikator CPR modern merupakan salah satu indikator MDGs kelima dengan target peningkatan CPR modern sebesar 65 persen Kemenkes RI, 2011. Gambar 3.12.3 Proporsi penggunaan alatcara KB saat ini WUS kawin dan kelompok umur, Indonesia 2013 Gambar 3.12.3 menunjukkan dominasi penggunaan alatcara KB modern 59,3. Provinsi dengan penggunaan KB modern adalah tertinggi di Lampung 70,2 dan terendah di Papua 19,6. Penggunaan KB menurut provinsi secara lengkap dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.2. 55,8 59,7 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 Pa pu a Ma lu ku N TT Pa ba r Ke p. R iau Su m ut Mal ut Ac eh Su lb ar Su ls el Su ltr a Su m ba r D K I D IY R iau Ka ltim N TB Su lte ng IN D O N ESI A Ba nt en Jat im Ja te ng Ba li Ja ba r Ba bel Go ro nt alo Su lu t Ka ls el Su m se l Be ng ku lu Ka lte ng Ja mbi Ka lb ar La mpu ng 2010 2013 46,0 59,8 63,0 65,3 66,1 58,9 40,4 14,0 15,8 20,8 22,4 22,3 27,6 42,3 40,0 24,4 16,2 12,3 13,5 13,5 17,3 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Sekarang pakai Pernah KB Tidak Pernah 166 Gambar 3.12.3 juga menunjukkan bahwa proporsi penggunaan KB saat ini terbanyak pada kelompok umur 35-39 tahun 66,1, sedangkan pada kelompok umur berisiko masih rendah yaitu pada 45-49 tahun 40,4 dan kelompok umur 15-19 tahun 46. Proporsi penggunaan alatcara KB menurut karakteristik lainnya disajikan pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.3. Proporsi penggunaan alatcara KB di perdesaan 61,6 lebih banyak dibandingkan di perkotaan 57,9, sedangkan berdasarkan kuintil indeks kepemilikan terbanyak adalah kelompok menengah bawah 63,3. WUS kawin yang tidak pernah menggunakan KB lebih banyak pada kelompok yang tidak sekolah 30,4 dan pada kelompok umur 15-19 tahun 40,0. b. Penggunaan KB menurut jenis kandungan hormonal dan jangka waktu efektivitas Penggunaan KB menurut jenis alatcara KB di Indonesia didominasi oleh penggunaan KB jenis suntikan KB 34,3. Penggunaan KB menurut jenisnya dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.4 dan Tabel 3.12.5, dan berdasarkan jenis alatcara KB modern dari kedua tabel tersebut dapat dikelompokkan menurut jenis kandungan hormonal dan jangka waktu efektivitas. Kelompok KB hormonal terdiri dari KB modern jenis susuk, suntikan dan pil sedangkan kelompok non hormonal adalah sterilisasi pria, sterilisasi wanita, spiralIUD, diafragma dan kondom. Kelompok alatcara KB modern menurut jangka waktu efektivitas untuk MKJP Metode Kontrasepsi Jangka Panjang terdiri dari susuk, sterilisasi pria, sterilisasi wanita serta, spiralIUD, sedangkan kelompok non MKJP adalah jenis suntikan, pil, diafragma dan kondom. Pada Tabel 3.12.4 buku Riskesdas 2013 dalam Angka, memperlihatkan dominasi kelompok hormonal dan non MKJP yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan KB suntikan yang tinggi. Gambar 3.12.3 menunjukkan pola penggunaan alatcara KB modern berdasarkan jenis kandungan hormonal menurut provinsi. Proporsi penggunaan KB hormonal paling tinggi di Kalimantan Tengah 66,5 dan paling rendah di Papua 17,8. Sementara untuk proporsi alat KB non hormonal paling tinggi di Bali 24,0 dan paling rendah di Maluku 1,4. Gambar 3.12.4 Proporsi WUS kawin yang menggunakan alatcara KB modern berdasarkan kelompok kandungan hormonal menurut provinsi, Indonesia 2013 51,8 7,5 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 Pa pu a N TT D IY Ke p. R iau Mal uk u Su m ut Pa ba r Ba li D K I Su m ba r Ac eh Su ls el Mal ut Su lb ar Su ltr a R iau Ka ltim Ja te ng IN D ON ES IA Jat im NTB Su lte ng Ba nt en Ja ba r Ba be l Go ro nt alo Su lu t Be ng ku lu Su m se l Ka ls el Ja mbi La mpu ng Ka lb ar Ka lte ng Hormonal Non Hormonal 167 Gambar 3.12.5 adalah variasi proporsi penggunaan KB menurut jenis jangka waktu efektivitas MKJP dan Non MKJP. Proporsi penggunaan KB non MKJP tertinggi di Kalimantan Barat 64,9 dan paling rendah di Papua 16,2. Penggunaan alatcara KB dengan MKJP paling tinggi di Bali 24,6 sedangkan paling kecil adalah Papua 3,3. Gambar 3.12.5 Proporsi WUS kawin yang menggunakan alatcara KB modern berdasarkan kelompok jangka waktu efektivitas KB menurut provinsi, Indonesia, 2013 Proporsi penggunaan KB modern kelompok hormonal menurut karakteristik paling tinggi pada kelompok umur 25-29 tahun 58,4, tamat SD dan tamat SLTP 57,7, petaninelayanburuh 55,2, tinggal di perdesaan 56,4 dan kuintil indeks kepemilikan menengah bawah 58,2 Tabel 3.12.7 pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka. Proporsi penggunan KB modern berdasarkan jangka waktu efektivifas menurut karakteristik, non MKJP banyak digunakan oleh kelompok umur 25-29 tahun, tamat SLTP, tidak bekerja, tinggal di perdesaan dan dengan kuintil indeks kepemilikan menengah bawah. Pengguna jenis MKJP paling tinggi pada kelompok umur 40-44 tahun, pendidikan tinggi tamat PT, pegawai, bertempat tinggal di perkotaan dan dengan kuintil indeks kepemilikan teratas Tabel 3.12.7 pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka.

c. Tempat dan tenaga untuk pelayanan KB modern