176
f. Penolong persalinan
Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten merupakan salah satu indikator MDGs target kelima. Tenaga kesehatan yang kompeten sebagai penolong persalinan linakes
menurut PWS-KIA adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum dan bidan. Kementerian Kesehatan menetapkan target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2012 Depkes, 2000c. Untuk mengukur kemajuan dalam mencapai target ini, responden ditanya mengenai siapa saja yang menolong selama proses persalinan. Dalam
analisis Riskesdas, penolong persalinan dinyatakan dalam penolong persalinan kualifikasi tertinggi dan kualifikasi terendah. Penolong persalinan dengan kualifikasi tertinggi apabila lebih
dari satu penolong maka dipilih yang paling tinggi. Penolong persalinan dengan kualifikasi terendah apabila lebih dari satu penolong maka dipilih tenaga dengan kualifikasi yang paling
rendah. Gambar 3.12.15 menunjukkan bahwa pada persalinan kualifikasi tertinggi dan kualifikasi
terendah, sebagian besar persalinan ditolong oleh bidan 68,6 dan 66,6. Sehingga penolong linakes dokter atau bidan untuk kualifikasi tertinggi sebesar 87,1 persen dan kualifikasi terendah
adalah 80,9 persen.
Gambar 3.12.15 Proporsi kelahiran pada periode 1 Januari 2010 sd wawancara menurut penolong persalinan
kualifikasi tertinggi dan terendah, Indonesia 2013 DI Yogyakarta dan Bali merupakan provinsi dengan proporsi penolong persalinan kualifikasi
tertinggi oleh dokter spesialis yang tinggi dibandingkan provinsi lainnya yaitu masing-masing 41,7 persen dan 39,7 persen.
Pola penolong persalinan menurut provinsi untuk kualifikasi tertinggi dengan proporsi penolong linakes terendah di Papua 57,7, dan tertinggi di DI Yogyakarta 99,9. Pola penolong
persalinan menurut karakteristik memperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu, persentase dokter spesialis kebidanan dan kandungan semakin besar baik kualifikasi tertinggi
maupun terendah. Demikian juga untuk ibu yang bekerja sebagai pegawai, tinggal di perkotaan dan kuintil indeks kepemilikan teratas. Sebaliknya penggunaan dukun sebagai tenaga penolong
persalinan lebih besar pada kelahiran dari ibu yang mempunyai pendidikan rendah tidak
18,0 0,5
68,6
0,3 10,9
0,9 0,8
87,1
13,9 0,3
66,6
2,1 13,4
2,9 0,8
80,9
0,0 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
Kualifikasi tertinggi Kualifikasi terendah
177
sekolah, petani nelayanburuh tinggal di perdesaan dan kuintil indeks kepemilikan terbawah. Informasi pola penolong persalinan dengan kualifikasi tertinggi menurut provinsi dan karakteristik
dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.26 dan 3.12.27 sedangkan kualifikasi terendah menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat pada buku Riskesdas dalam
Angka Tabel 3.12.28 dan 3.12.29.
g. Tempat persalinan