Akses dan Pelayanan Kesehatan

33

3.1. Akses dan Pelayanan Kesehatan

Gurendro Putro, Dwi Hapsari Tjandrarini, AntoniusYudi Kristanto, Agung Dwi Laksono Akses Pelayanan Kesehatan dalam Riskesdas 2013 mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, puskesmas atau puskesmas pembantu, praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, posyandu, poskesdes atau poskestren dan polindes. Moda transportasi yang dapat digunakan oleh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan yang terdiri dari mobil pribadi, kendaraan umum, jalan kaki, sepeda motor, sepeda, perahu, transportasi udara dan lainnya serta penggunaan lebih dari dari satu moda transportasi atau kombinasi. Waktu tempuh dengan moda transportasi tersebut yang paling sering digunakan oleh rumah tangga dalam bentuk menit. Kemudian yang terakhir memperoleh gambaran tentang biaya atau ongkos transportasi oleh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan dalam satu kali pergi. 3.1.1.Keberadaan pelayanan kesehatan Pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan fasilitas kesehatan faskes yang terdiri dari rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas atau puskesmas pembantu pustu, praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, posyandu, poskesdes atau poskestren, dan polindes, terkait erat dengan akses rumah tangga terhadap faskes. Sampel rumah tangga yang diwawancara dan dianalisis sebanyak 294.959 rumah tangga. Data yang ditampilkan berupa persentase rumah tangga dengan pengetahuan tentang keberadaan faskes tertentu. Keberadaan fasilitas kesehatan secara nasional menurut provinsi pada hasil ini diuraikan tentang pengetahuan rumah tangga pada rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, bidan praktek dan posyandu. Data secara lengkap tentang fasilitas kesehatan ini secara nasional dan berdasarkan karakteristik yang diuraikan tentang tempat tinggal dan kuintil indeks kepemilikan dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. Gambar 3.1.1 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta menurut provinsi, Indonesia 2013 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 NT T S ultr a B en gku lu S ulte ng P ap ua B ar at P ap ua Ri au M aluku K alB ar S um ut S ulut Lam pung K alT en g NT B Jam bi S ulsel K ep . Riau B an ten S um sel M alut Ind on esia Jaw a Bar at Gor on talo S um ba r Jaw a T imu r K alS el K altim B ab el DK I Ja kar ta DIY Jate ng S ulba r A ceh B ali RS Pemerintah RS Swasta 53 ,9 69 ,6 34 Gambar 3.1.1 menunjukkan secara nasional 69,6 persen rumah tangga mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah, sedangkan rumah sakit swasta diketahui oleh 53,9 persen rumah tangga. Rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah tertinggi di Bali 88,6 sedangkan terendah di Nusa Tenggara Timur 39,6. Sedangkan pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan rumah sakit swasta tertinggi di DI Yogyakarta 82,4 dan terendah di Sulawesi Barat 15,1. Gambar 3.1.2 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan bidan praktek atau rumah bersalin menurut provinsi, Indonesia 2013 Pada gambar 3.1.2 menunjukkan pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan praktek bidan atau rumah bersalin secara nasional angkanya 66,3 persen, namun jika dilihat antar provinsi, maka tertinggi di Bali 85,2 dan terendah di Papua 9,9. 9,9 66,3 85,2 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 Pa pu a NT T Pa pu a Ba rat M aluku Su ltr a Su lut M alut Su lba r Su lte ng Gor on ta lo N T B Su ls el Ka lBa r Ka lT eng Ac eh Be ng ku lu Ka lT im Kepr i Ba be l Ka lSe l Jam bi R iau D IY In don esi a D KI Ja kar ta Su m bar Su m ut Su m sel Ba nt en La m pu ng Jaw a T im ur Jaw a Ba ra t Jaw a T en ga h Bal i 35 Gambar 3.1.3 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan posyandu menurut provinsi, Indonesia 2013 Pengetahuan rumah tentang keberadaan posyandu secara nasional angkanya 65,2 persen. Jika dilihat menurut provinsi, maka tertinggi di Jawa Barat 78,2 dan terendah di Bengkulu 26.

3.1.2. Keterjangkauan fasilitas kesehatan

Keterjangkauan faskes dalam Riskesdas 2013 ini dilihat dari aspek moda transportasi yang digunakan, waktu tempuh dalam satuan menit, dan biaya transportasi menuju faskes. Moda transportasi yang digunakan menuju faskes dapat berupa mobil pribadi, kendaraan umum, jalan kaki, sepeda motor, sepeda, perahu, transportasi udara kecuali ke posyandu, poskesdes, dan polindes dan yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Waktu tempuh rumah tangga menuju faskes dihitung dalam satuan menit dan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu ≤15 menit; 16 – 30 menit; 31-60 menit; dan 60 menit. Biaya transportasi menuju faskes dikelompokkan dalam 3 kategori untuk pengobatan modern rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, puskesmas, praktek dokter atau klinik dan praktek bidan atau rumah bersalin, yaitu ≤ Rp.10.000; Rp.10.000 – 50.000 dan Rp.50.000,- dan 2 kategori untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM yaitu di posyandu, poskesdes atau poskestren dan polindes yaitu ≤ Rp.10.000 dan Rp.10.000. 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 B en gk ul u P ap ua B ar at P ap ua K alT en g S ulu t N T T S ult en g K alB ar Ja m bi R ia u S uls el K ep ri S um ut La m pu ng S ultra M alu ku B ab el G or on ta lo S um ba r S um se l K alS el A ce h K alT im M alu t In do ne sia B an te n Ja w a T imu r D IY Ja w a T en ga h S ulb ar N T B D K I J ak ar ta B ali Ja w a B ar at 26 65,2 78,2 36 Gambar 3.1.4 Proporsi moda transportasi ke rumah sakit pemerintah berdasarkan karakteristik, Indonesia 2013 Proporsi rumah tangga yang menggunakan berbagai moda transportasi sepeda motor menuju rumah sakit pemerintah berdasarkan tempat tinggal di perkotaan 53,6 persen dan perdesaan 46,5 persen. Untuk penggunaan kendaraan umum di perkotaan 28 persen dan perdesaan 35,5 persen. Sedangkan yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi di perkotaan 8,5 persen sedangkan di perdesaan 11,4 persen. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. Gambar 3.1.5 Proporsi moda transportasi ke Puskesmas berdasarkan karakteristik, Indonesia 2013 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah Atas Teratas Kendaraan Umum Lebih dari 1 Alat Transportasi Sepeda Motor Mobil Pribadi Lainnya 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah Atas Teratas Kendaraan Umum Lebih dari 1 Alat Transportasi Sepeda Motor Mobil Pribadi Lainnya 37 Proporsi rumah tangga menuju puskesmas yang dapat menggunakan kendaraan umum di perkotaan 2,7 persen dan perdesaan 0,9 persen. Sedangkan yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi di perkotaan 1,9 persen dan perdesaan 1,8 persen. Rumah tangga yang menggunakan sepeda motor di perkotaan 14,1 persen dan perdesaan 11,4 persen, sedangkan yang jalan kaki di perkotaan 57,3 persen dan perdesaan 63,7 persen. Menurut kuintil indeks kepemilikan bahwa yang tertinggi adalah dengan sepeda motor, tertinggi pada rumah tangga teratas 68,7 dan terendah rumah tangga terbawah 44,9. Sedangkan pada pemakaian kendaraan umum tertinggi pada rumah tangga terbawah 21,8 dan terendah di rumah tangga teratas 8,4. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. Gambar 3.1.6 Waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan terdekat menurut pengetahuan rumah tangga, Indonesia 2013 Waktu tempuh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan di rumah sakit pemerintah tertinggi pada 16-30 menit 34,4 dan terendah 60 menit 18,5. Pola ini hampir sama dengan waktu tempuh menuju rumah sakit swasta dimana tertinggi pada 16 – 30 menit 37,3 dan terendah 60 menit 12,4. Sedangkan pada fasilitas kesehatan di puskesmas atau pustu, praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, poskesdes atau poskestren, polindes dan posyandu terbanyak pada waktu tempuh ≤ 15 menit. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 ≤ 15 menit 16-30 menit 31-60 menit 60 menit 38 Gambar 3.1.7 Waktu tempuh menuju rumah sakit pemerintah berdasarkan karakteristik, Indonesia 2013 Waktu tempuh rumah tangga menuju rumah sakit pemerintah menurut tempat tinggal dengan waktu 16-30 menit, tertinggi di perkotaan 41 dan perdesaan 25,6 persen. Dengan waktu 31-60 menit di perkotaan 24,7 persen dan perdesaan 34,5 persen. Sedangkan dengan waktu tempuh ≤ 15 menit di perkotaan 27,3 persen dan perdesaan 6,3 persen. Sedangkan menurut kuintil indeks kepemilikan, dengan waktu tempuh 16-30 menit, tertinggi pada rumah tangga teratas 38,5 dan terendah pada rumah tangga terbawah 22,2. Dengan waktu tempuh 31-60 menit, tertinggi pada rumah tangga terbawah 31,3 dan terendah pada rumah tangga teratas 25,5. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. Gambar 3.1.8 Biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan terdekat, Indonesia 2013 Biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, puskesmas atau puskesmas pembantu, praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin dengan 3 kategori yaitu ≤ Rp.10.000,-; Rp.10.000 – Rp.50.000 dan Rp,50.000,-. Biaya transportasi masih didominasi pada ≤ Rp.10.000,- di rumah sakit pemerintah 63,6, rumah sakit swasta 71,6, puskesmas atau puskesmas pembantu 91,3, dokter praktek atau klinik 90,5 dan praktek bidan atau rumah bersalin 95,2. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas ≤ 15 menit 16-30 menit 31-60 menit 60 menit 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 RS Pemerintah RS Swasta PuskesmasPustu Praktek dokterklinik Praktek bidanRB ≤ Rp.10.000 Rp. 10.000 -Rp.50.000 Rp.50.000 39 Gambar 3.1.9 Biaya transportasi menuju UKBM terdekat, Indonesia 2013 Biaya transportasi menuju Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat seperti Poskesdes atau poskestren, polindes dan posyandu dibuat dalam 2 kategori yaitu yaitu ≤Rp.10.000,- dan Rp.10.000,-. Pada biaya transportasi ini masih banyak yang ≤Rp.10.000,- yaitu di poskesdes atau poskestren 97,4, polindes 97,8 dan posyandu 97,8. Data dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka. 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 PoskesdesPoskestren Polindes Posyandu ≤ Rp. . Rp. 10.000 40

3.2. Farmasi dan Pelayanan Kesehatan Tradisional