Tempat persalinan HASIL DAN PEMBAHASAN

177 sekolah, petani nelayanburuh tinggal di perdesaan dan kuintil indeks kepemilikan terbawah. Informasi pola penolong persalinan dengan kualifikasi tertinggi menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka Tabel 3.12.26 dan 3.12.27 sedangkan kualifikasi terendah menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat pada buku Riskesdas dalam Angka Tabel 3.12.28 dan 3.12.29.

g. Tempat persalinan

Tempat persalinan yang ideal adalah di rumah sakit karena apabila sewaktu-waktu memerlukan penanganan kegawatdaruratan tersedia fasilitas yang dibutuhkan atau minimal bersalin di fasilitas kesehatan lainnya sehingga apabila perlu rujukan dapat segera dilakukan. Sebaliknya jika melahirkan di rumah dan sewaktu-waktu membutuhkan penanganan medis darurat maka tidak dapat segera ditangani. Gambar 3.12.16 menunjukkan 70,4 persen kelahiran pada periode 1 Januari 2010 sampai saat wawancara terjadi di fasilitas kesehatan dan polindesposkesdes dengan persentase tertinggi di rumah bersalin, klinik, praktek dokterpraktek bidan 38,0 dan terendah di PoskesdesPolindes 3,7. Namun masih terdapat 29,6 persen yang melahirkan di rumahlainnya. Provinsi dengan persentase melahirkan di rumah yang paling tinggi adalah Maluku 74,9. Gambar 3.12.16 Proporsi kelahiran 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut tempat bersalin dan provinsi, Indonesia 2013 Gambar 3.12.17 menyajikan proporsi tempat bersalin di fasilitas kesehatan RS, RBklinikpraktek nakes, puskesmaspustu dan polindesposkesdes serta di rumah menurut karakteristik. Pada kelompok ibu berumur risiko tinggi umur ibu kurang dari 20 tahun dan umur 35 tahun ke atas lebih banyak melahirkan di rumah yang mencapai 64,5 persen. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan teratas, bekerja sebagai pegawai dan tinggal di perkotaan paling banyak melahirkan di fasilitas kesehatan. Sebaliknya ibu dengan pendidikan 70,4 29,6 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 M aluku S um ba r kalten g S ultr a Maluku U tar a S ulte ng K alsel B en gku lu P ap ua Jam bi P ap ua ba rat K alba r S um ut S ulsel A ceh NT T Ri au S um sel S ulut Jab ar B an ten Gor on talo La m pu ng IND ON E S IA B ab el K alt im S um ba r NT B Jate ng K ep .Riau Jatim DK I B ali DIY Faskes dan polindesposkesdes Rumah lainnya 178 rendah, tinggal di perdesaan dan dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah memilih melahirkan di rumah. Gambar 3.12.17 Proporsi kelahiran 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut tempat bersalin di faskes dan polindesposkesdes vs di rumahlainnya dan karakteristik, Indonesia 2013 h. Pelayanan kesehatan masa nifas Masa nifas masih merupakan masa yang rentan bagi kelangsungan hidup ibu baru bersalin. Menurut Studi Tindak Lanjut Kematian Ibu SP 2010 Afifah dkk, 2011, sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa nifas sehingga pelayanan kesehatan masa nifas berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu. Pelayanan masa nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Kementerian Kesehatan menetapkan program pelayanan atau kontak ibu nifas yang dinyatakan dalam indikator: 1 KF1, kontak ibu nifas pada periode 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan 2 KF2, kontak ibu nifas pada periode 7-28 hari setelah melahirkan dan 3 KF3, kontak ibu nifas pada periode 29-42 hari setelah melahirkan. 89,4 87,2 55,2 85,4 35 ,2 29 ,3 53 ,3 47 ,5 44 ,8 60 ,9 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 20 20-34 ≥ 35 Tida k se ko lah Tida k ta mat S D Tam at S D Tam at S LTP Tam at S LTA Tam at D 1- D 3 PT Tida k be rk er ja Pe ga w ai W ira sw as ta Pe ta ni ne lay an b ur uh La inn ya Pe rk ot aa n Pe rd es aa n Ter ba w ah Men en ga h ba w ah Men en ga h Men en ga h at as Ter at as Umur saat bersalin Pendidikan Pekerjaan Tempat tinggal Kuintil indeks kepemilikan Faskes dan PolindesPoskesdes Rumah lainnya 179 Gambar 3.12.18 Proporsi kelahiran hidup periode 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut pelayanan pemeriksaan masa nifas, Indonesia 2013 Gambar 3.12.18 memperlihatkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan masa nifas seiring dengan periode waktu setelah bersalin proporsi semakin menurun. Kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan masa nifas secara lengkap yang meliputi KF1, KF2 dan KF3 hanya 32,1 persen. Periode masa nifas yang berisiko terhadap komplikasi pasca persalinan terutama terjadi pada periode 3 hari pertama setelah melahirkan. Cakupan pelayanan kesehatan masa nifas periode 3 hari pertama setelah melahirkan bervariasi menurut provinsi Gambar 3.12.19 yaitu tertinggi di DI Yogyakarta 93,5 dan terendah di Papua 54,9 Gambar 3.12.19 Cakupan pelayanan masa nifas periode 6 jam-3 hari setelah melahirkan periode 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut provinsi, Indonesia 2013 81,9 51,8 43,4 32,1 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 6 jam-3 hr 7-28 hr 29-42 KF lengkap 54,9 81,9 93,5 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 P ap ua Ma lu ku P ab ar NT T Ma lu t S ulb ar K alb ar K al ten g Jab ar K ep .R iau S ul ten g S ums el B an te n S ul tra La mpu ng S ul ut S ul sel In do nes ia B ab el S um bar K al tim Ri au K al sel A ce h Jam bi S umu t Jati m NTB G oron tal o Jate ng DK I B al i B eng ku lu DIY 180 Cakupan KF1 menurut karakteristik pada Gambar 3.12.20 memperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan cakupan makin besar, proporsi di perkotaan lebih tinggi dibanding perdesaan. Tidak ada perbedaan mencolok menurut karakteristik umur saat bersalin dan pekerjaan. Rincian data cakupan pelayanan KF menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 3.12.32 dan Tabel 3.12.33 pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka. Gambar 3.12.20 Cakupan pelayanan masa nifas periode 6 jam-3 hari setelah melahirkan periode 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut karakteristik, Indonesia 2013. h. Pelayanan KB pasca salin Salah satu program terobosan Kementerian Kesehatan dalam upaya melakukan percepatan penurunan angka kematian ibu adalah peningkatan KB pasca persalinan. KB pasca salin adalah penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan sebagai langkah untuk mencegah kehilangan kesempatan ber-KB. Dalam Riskesdas 2013 menanyakan tentang pelayanan KB yang diterima pada periode masa nifas sampai 42 hari setelah melahirkan. Gambar 3.12.21 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan KB pasca salin di Indonesia sebesar 59,6 persen dan bervariasi menurut provinsi, dengan rentang 26,0 persen Papua dan 73,2 persen Bangka Belitung. 82,6 93,4 91,6 86,5 91,5 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 20 th 20 - 34 th = 35 th Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3PT Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta PetaniNelayanBuruh Lainnya Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas Um ur s aa t be rs al in Pe nd id ik an Pe ke rja an Te m pa t tin gg al Ku in til In de ks Ke pe m ili ka n 181 Gambar 3.12.21 Proporsi kelahiran pada periode 1 Januari 2010 sd wawancara menurut pelayanan KB pasca salin dan provinsi, Indonesia 2013 Penerimaan pelayanan KB pasca salin di perkotaan 60,9 lebih besar daripada di perdesaan 58,3. Tidak ada kecenderungan bermakna menurut karakteristik lainnya. Tabel KB pasca salin menurut provinsi dan karakteristik secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.12.34 dan 3.12.35 buku Riskesdas 2013 dalam Angka. 26,0 59,6 73,2 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 Pa pu a NTT M al uk u Su lb ar Su m ut Pa pu a Ba ra t DIY M al uk u U ta ra Su ltra Ke p.Ri au Su ls el Su m ba r Ac eh Ria u Ja tim Su lte ng N TB In do ne si a Su lu t Ka lti m Ka lb ar Ja te ng Ba li DKI Ka lte ng La m pu ng Su m se l Be ng ku lu Ja m bi Ba nte n Ka ls el Ja ba r G oro nta lo Ba be l 182

3.13. Kesehatan Anak