Perumusan Strategi Implementasi Strategi Definisi Konsep

orang, kemampuan, bakat manajerial seperti asset keuangan dan fasilitas organisasi dalam wilayah fungsional.

b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Dalam mempermudah analisis isu lingkungan internal dan eksternal organisasi diperlukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang memberikan gambaran mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh dalam organisasi. Dengan melakukan analisis ini akan memperoleh gambaran kearah mana organisasi akan dibawa dan hal-hal apa yang menjadi langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Perumusan strategi meliputi visi dan misi organisasi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.

c. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah sebuah proses penerapan dari perumusan strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Implementasi strategi merupakan hal yang sangat penting dari sebuah strategi karena sebaik apapun organisasi merumuskan sebuah strategi yang akan dilaksanakan tetapi saat pelaksanaannya tidak dilakukan dengan baik pula maka perumusan strategi hanya sebuah rumusan strategi semata. Universitas Sumatera Utara

d. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses penilaian akan efektivitas strategi yang telah diterapka terhadap hasil yang diperoleh, apakah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa perumusan strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai telah sesuai maka strategi yang telah dirumuskan akan dilanjutkan. Namun, jika dalam hasil evaluasi dari kegiatan organisasi tidak menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi tersebut, apakah rumusan strategi yang bermasalah atau justru pada tahap implementasi yang salah. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang. Tiga jenis pengendalian yaitu : 1. Pengendalian strategis berhubungan dengan arah strategis dasar organisasi di dalam hubunganya dengan lingkungan perusahaan. Pengendalian strategis memfokuskan pada organisasi sebagai satu keseluruhan dan menekankan pada pengukuran jangka panjang satu tahun atau lebih. 2. Pengendalian taktis, sebaliknya berhubungan terutama dengan pelaksanaan perencanaan strategis. Pengendalian taktis menekankan pada implementasi berbagai program dan menggunakan pengukuran jangka menengah dari enam bulan sampai setahun. 3. Pengendalian operasional berhubungan dengan berbagai aktivitas jangka pendek hari ini sampai enam bulan ke depan dan memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan pada saat ini untuk dapat mencapai kesuksesan, baik dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara Manajemen strategi dalam organisasi akan berkembang melalui empat tahap yang berurutan yaitu 5 :  Tahap 1. Perencanaan keuangan dasar : mencari pengendalian operasional yang lebih baik melalui pemenuhan anggaran.  Tahap 2. Perencanaan berbasis peramalan : mencari perencanaan yang lebih efektif untuk pertumbuhan dengan mencoba meramalkan masa yang akan datang, melebihi dari tahun berikutnya.  Tahap 3. Perencanaan berorentasi keluar perencanaan strategi : mencari cara untuk meningkatkan respon terhadap pasar dan persaingan dengan mencoba berpikir secara strategi.  Tahap 4. Manajemen strategi : mencari cara untuk mengelola semua sumber daya guna mengembangkan keunggulan kompetitif dan membantu menciptakan kesuksesan di masa yang akan datang. Dengan demikian, manajemen strategi ini menitik beratkan pada kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan , di samping memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan pengamatan lingkungan, perumusan, implementasi dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasi.

1.5.1.2 Strategi

Strategi adalah sebuah kosa kata yang pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, 5 David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI. Universitas Sumatera Utara maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komperatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi 6 . Secara khusus, strategi adalah penempaan misi organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Berdasarkan defenisi di atas maka strategi organisasi adalah suatu kebijakan dasar organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi yang bersangkutan 7 . Selain itu strategi juga dapat disoroti sekurang-kurangnya dari dua perspektif yang berbeda yaitu : 1. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi didefenisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misi organisasi. Karena program mengacu pada peranan yang aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi. 2. Mengenai masalah apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi, maksudnya bahwa strategi merupakan tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. 6 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI , hal 23. 7 George A. Steiner dan John B. Miner. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga, hal 18. Universitas Sumatera Utara Tahapan dalam penyusunan strategi terdiri dari enam tahapan yaitu 8 : 1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis 3. Menyusun perencanaan tindakan action plan 4. Menyusun rencana penyumberdayaan 5. Mempertimbangkan keunggulan 6. Mempertimbangkan keberlanjutan Dengan memahami tahapan umum yang ada dalam penyusunan strategi, maka akan lebih mudah di dalam melakukan strategi itu sendiri.

1.5.1.3 Ciri-ciri dan Manfaat Strategi

Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi dimasa yang akan datang. Sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan ketika sebuah organisasi akan mengalami perubahan lingkungan yang ada. Menurut Pardede ciri-ciri organisasi antara lain 9 : 1. Mempengaruhi setiap tingkat manajemen. Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi. 8 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI . 9 Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Universitas Sumatera Utara Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggungjawab seorang manajemen strategi tertinggi. 2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang. Pembuatan putusan-putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat, namun keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi. 3. Berwawasan masa depan. Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi. 4. Mempengaruhi seluruh bagian dari organisasi. Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. maka ketika putusan-putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang lainnya. Tentu besar kecilnya berpengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan atau ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya. 5. Berwawasan terbuka. Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan luar organisasi. 6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah. Universitas Sumatera Utara Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggungjawab dalam berjalannya sebuah organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan sehari-hari manajer tingkat yang lebih rendah harus membuat berbagai keputusan dalam kegiatannya. Oleh sebab itu, putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi. 7. Membutuhkan sumber daya. Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut. Manfaat Strategi Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan kearah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu, Digantoro memberikan beberapa manfaat dari strategi di antaranya yaitu 10 : 1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan yang mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. 2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi. 3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang. 4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem. 10 Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Universitas Sumatera Utara 5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap aktivitas. 6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan. 7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan. 8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif. 9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

1.5.1.4 Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Pariwisata

Dalam rangka mengembangkan sebuah destinasi pariwisata, seorang perencana harus memperhatikan dua lingkup pengembangan yang saling melengkapi, yaitu lingkup pengembangan spasial dan tingkatan pengembangan dari destinasi tersebut. Lingkup pengembangan spasial maksudnya adalah keharusan seorang perencana pengembangan destinasi untuk memahami dan memperhatikan latar belakang kontekstual atau lingkungan makro dari destinasi yang akan dikembangkan. Perhatian pada lingkungan makro tersebut sangat penting, hal ini disebabkan keseluruhan strategi pengembangan sebuah destinasi pada intinya tidak boleh terlepas dari kesesuaiannya dengan konfigurasi lingkungan makronya. Strategi pengembangan keseluruhan komponen destinasi seperti : thema dari daya tarik utama, pengembangan amenitas dan akomodasi, pengembangan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata sampai dengan pengembangan masyarakat setempat sebagai tuan rumah harus sesuai dengan konteks lingkungan makronya. Suatu destinasi yang terletak pada wilayah pertanian atau perkebunan akan membutuhkan pengembangan : thema daya tarik wisata berbasis pada pertanian, pengembangan akomodasi yang bercirikan masyarakat pedesaan serta pengembangan Universitas Sumatera Utara masyarakat yang berbasis nilai budaya pertanian yang tentu saja sangat berbeda dengan strategi pengembangan destinasi yang berbasis lingkungan makro perindustian di perkotaan. Sedangkan yang dimaksud dengan keharusan seorang perencana pengembangan destinasi pariwisata dalam memperhatikan strategi tingkatan pengembangan destinasi adalah suatu cara pandang atau perspective perencanaan pengembangan destinasi yang harus berpandangan secara holistic dan menyeluruh, mulai dari tingkatan strategi perencanaan makro dalam dimensi kerangka waktu jangka panjang yang akan memberikan arah, prinsip dan panduan-panduan pengembangan jangka panjang, kemudian ke lingkup perencanaan jangka menengah yang menetapkan misi-tujuan dan sasaran pengembangan destinasi dan pemosisian destinasi beserta program-program pengembangan dalam kerangka waktu menengah, sampai dengan lingkup perencanaan tingkat operasional yang meliputi: program – program aksi jangka pendek, termasuk business plan dan pengendaliannya yang harus dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola destinasi. Menurut ‘Plog dan Pintana’ mendasarkan pada pola perilaku pilihan kunjungan wisatawan ke suatu destinasi wisata ada beberapa tipologi wisatawan sebagai berikut 11 : 1. Allocentris yaitu kelompok wisatawan yang hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, kunjungannya bersifat pertualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat setempat. 2. Psycocentris yaitu kelompok wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya. 11 Sunaryo, Drs.Bambang.M.Sc.MS. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gava Media, hal 17. Universitas Sumatera Utara 3. Mid-centris yaitu kelompok wisatawan yang terletak diantara kedua tipologi perilaku Allocentris dan Psycocentris. Dalam proses pembangunan kepariwisataan, khususnya dalam perencanaan pengembangan destinasi wisata, pemahaman mengenai tipologi wisatawan mendasarkan kepada perilaku pilihannya terhadap produk pariwisata yang akan dibeli dan jenis destinasi yang akan dikunjungi seperti telah diuraikan diatas, menjadi sangat perlu untuk dicermati dan khususnya sebagai bahan masukan informasi dan basis data yang sangat penting dalam rangka merencanakan produk kepariwisataan , sehingga produk wisata yang dihasilkan akan menjadi mudah untuk dipasarkan. Utamanya pada sub system produk kepariwisataan, berbagai komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan destinasi pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Atraksi dan Daya Tarik Wisata Atraksi dan daya tarik wisata dibagi atas 3 jenis sebagai berikut :  Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang dikembangkan berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam seperti pantai, laut, danau, gunung, sungai, air terjun dan sebagainya.  Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik yang yang dikembangkan berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya maupun yang nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan di suatu masyarakat, seperti : upacararitual, adat-istiadat, seni pertunjukan , seni kriya, seni sastra, maupun seni rupa dan keunikan kehhidupan sehari-hari yang dimiliki oleh suatu masyarakat.  Daya tarik minat khusus adalah daya tarik wisata yang dikembangkan berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti : Universitas Sumatera Utara pengamatan satwa tertentu, memancing, berbelanja, kesehatan dan penyegaran badan, arung jeram, golf, wisata agro, menghadiri pertemuan, rapat, perjalanan dan pameran wisata, dan aktivitas-aktivitas wisata khusus lainnya biasanya terkait dengan hobi seseorang wisatawan. 2. Akomodasi atau Amenitas Komponen produk berikutnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah fasilitas akomodasi. Fasilitas akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapannya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata, seperti hotel, restoran, wisma, losmen, dan penginapan lainnya. 3. Aksesibilitas dan Transportasi Komponen produk selanjutnya yang juga membutuhkan perhatian untuk dikembangkan adalah aksesibilitas dan transportasi. Aksesibilitas dan transportasi yaitu segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata seperti angkutan darat, udara dan laut. 4. Infrastruktur Pendukung Infrastruktur pendukung adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang berupa prasarana fisik seperti : pelabuhan, bandara, stasiun kereta api dan jaringan telekomunikasi serta jaringan listrik, air minum, toilet dan sebagainya. 5. Fasilitas Pendukung Wisata Lainnya Fasilitas pendukung wisata lainnya adalah berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan Universitas Sumatera Utara selama melakukan kunjungan di suatu destinasi wisata, seperti : keamanan, rumah makan, biro perjalanan, toko cinderamata, pusat informasi wisata, rambu wisata, fasilitas perbelanjaan, hiburan malam, fasilitas perbankan. 6. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata adalah keseluruhan unsur organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termasuk sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi , baik dari unsur Pemerintah, Swastaindustri dan Masyarakat. Beberapa contoh kelembagaan dan SDM pariwisata yang memegang peranan penting dalam manajemen pengelolaan kepariwisataan di Indonesia yaitu Dinas Pariwisata beserta keseluruhan Unit Pelaksana Teknisnya, Asosiasi Industri Perjalanan Wisata ASITA, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI, Asosiasi Jasa Pemanduan Wisata, Kelompok Sadar Wisata maupun Masyarakat Pariwisata yang terkait dengan kepariwisataan, baik sebagai tenaga kerja, pelaku usaha maupun sebagai tuan rumah dalam suatu destinasi wisata. 1.5.2 Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia 1.5.2.1 Pengertian Organisasi Organisasi terbentuk karena orang mempunyai keinginan yang hendak dicapai yaitu untuk kepentingan manusia antroposentris. Keinginan itu berarti apa yang baik atau seharusnya dicapai. Organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang, bukan untuk organisasi. Manusia harus memperalat organisasi, bukan diperalat organisasi. Organisasi bukan untuk tujuan melainkan sebagai alat bagi manusia untuk mencapai tujuan. Dengan demikian pengertian organisasi adalah Universitas Sumatera Utara sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terkait pada lingkungan tertentu dengan menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan. Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana kita memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai satu wujud. Sedangkan teori sistem memandang organisasi sebagai proses. Jika dipandang dari segi wujud maka organisasi adalah kerja sama orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan 12 . Menurut Fathoni ciri-ciri organisasi antara lain : 1. Adanya orang-orang dalam arti lebih dari satu orang. 2. Adanya kerja sama. 3. Adanya tujuan. Menurut Fathoni dalam suatu organisasi harus memuat sekurang-kurangnya empat unsur yaitu 13 : 1. Goals Oriented, yaitu mengarah kepada pencapaian tujuan. 2. Psychosocial system, yaitu orang-orang yang berhubungan satu sama lain dalam kelompok kerja. 3. Structure activities, yaitu orang-orang bekerja sama dalam suatu hubungan yang terpola. 4. Technological system, yaitu orang yang menggunakan pengetahuan dan teknologi. Didalam defenisi yang telah dikemukakan diatas, organisasi dipandang dari segi statisnya yaitu suatu badan struktur. Organisasi itu sebagai suatu sistem dimana bagian-bagian organisasi yang berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan secara keseluruhan. 12 Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, hal 22. 13 Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Universitas Sumatera Utara Bagian-bagian itu terdiri dari faktor-faktor luar dan dalam organisasi. Faktor luar organsasi adalah lingkungan dimana organisasi itu berada seperti faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, hokum, demografi, sumber-sumber alam, langganan, nasabah dan lain-lain. Faktor dalam organisasi adalah orang-orang yang bekerja sama dan tanggung jawab hubungan kerja, dana alat-alat, peraturan dan prosedur kerja dan lain-lain. Organisasi sebagai proses sistem terdiri dari faktor luar dan faktor dalam yang berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi sehingga merupakan suatu kebulatan. Ada tiga unsur yang disusun dalam proses organisasi yaitu : pekerjaan orang-orang dan sistemnya. Jadi dalam hal ini, faktor lingkungan dapat mempengaruhi organisasi lalu berinteraksi dengan faktor organisasi sehingga perlu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi demi untuk mempertahankan kelanjutan hidup organisasi. Adapun yang menjadi manfaat dari organisasi adalah sebagai berikut : 1. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimilkinya dalam mencapai tujuanya; 2. Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama; 3. Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama; 4. Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang; 5. Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja; 6. Wadah mengelola lingkungan bersama-sama; 7. Wadah mencari keuntungan bersama-sama; 8. Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan; 9. Wadah mendapatkan penghargaan; 10. Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks; Universitas Sumatera Utara 11. Wadah menambah pergaulan; 12. Wadah memanfaatkan waktu luang.

1.5.2.2 Organisasi Pengelolaan Destinasi

Destination Management Organization DMO merupakan bentuk otoritas pengelolaan destinasi yang terkoordinasikan dalam satu otoritas manajemen yang mencakup keseluruhan fungsi pengelolaan tehadap elemen-elemen pembentuk suatu destinasi itu sendiri, utamanya pada aspek-aspek : 1. Pengembangan produk; pada aspek ini intinya untuk mengembangkan produk destinasi agar dapat memberikan kualitas produk wisata yang lebih, dari hanya sekedar memberikan pengalaman dan pemenuhan harapan bagi wisatawan. Manajemen pengembangan produk destinasi yang harus menjadi tanggungjawab dari DMO ini antara lain : a Koordinasi dan pengelolaan destinasi untuk memberikan kualitas pengalaman dan kepuasan bagi wisatawan, serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. b Memberikan pelayanan jasaservis kepariwisataan bagi wisatawan; misalnya memberikan layanan informasi dan reservasi hotel. c Melakukan inisiatif pengembangan produk produk ‘start-ups’. d Pengembangan berbagai even wisata tourism event beserta pengelolaannya event organizer. e Pengembangan atraksi wisata dan pengelolaannya. Universitas Sumatera Utara f Pengembangan edukasi dan training di bidang kepariwisataan. g Pengembangan saran dan bimbingan sehubungan dengan bisnis kepariwisataan. h Pengembangan penelitian dan rekomendasi; kebijakan, program dan strategi pembangunan kepariwisataan. 2. Pengembangan pemasaran untuk lebih menarik wisatawan mengunjungi destinasi. Kegiatan Manajemen Pemasaran ini meliputi antara lain : a Promosi destinasi, termasuk di dalamnya pengembangan branding dan image destinasi. b Kampanye untuk menggerakkan bisnis, khususnya untuk industri skala kecil dan menengah yang terkait. c Penyediaan informasi kepariwisataan yang jelas dan efektif. d Penyediaan layananfasilitas reservasi hotel yang baik. e Pengembangan komunikasi yang baik dengan klien Customer Relationship ManagementCRM. 3. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, budaya dan ekonomi yang baik untuk berkelanjutan pembangunan kepariwisataan di destinasi. Aktivitas fungsi Manajemen Lingkungan ini meliputi antara lain : a Perencanaan dan penyediaan infrastuktur. b Pengembangan sumber daya manusia. c Pengembangan produk wisata. d Pengembangan sistem pembangunan dan pemakaian standar teknologi. e Pengembangan jejaring business kepariwisataan. Universitas Sumatera Utara Jika digambarkan dalam bentuk diagram, organisasi manajemen destinasi atau DMO dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini 14 : Gambar 1.1 14 Sunaryo, Drs.Bambang.M.Sc.MS. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gava Media. Elemen Destinasi Atraksi, amenitas, aksesibilitas, imagecitra, kelembagaanmasyarakat Pengelolaan Destinasi DMO Sistem Kerja Sama Leading and coordinating Manajemen Lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi; untuk berkelanjutan pembangunan pariwisata. Manajemen Pemasaran Untuk menarik wisatawan mengunjungi destinasi. Manajemen Produk Untuk memberikan kualitas yang lebih dari harapan bagi wisatawan. Universitas Sumatera Utara Sumber : UNWTO Conference Creating competitive advantage for your destination, Budapest,2007

1.5.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

Fenomena sosial pada masa kini dan masa depan dalam era globalisasi ini, yang menentukan adalah manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi maupun kepentingan individu. Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi 15 . Konsekuensinya, para manajer pimpinan disetiap tingkat organisasi harus melibatkan diri mereka dengan manajemen sumber daya manusia. Pada dasarnya, setiap manajer pimpinan membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui upaya-upaya orang lain dan memerlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif. Para individu yang berurusan dengan masalah- masalah sumber daya manusia menghadapi sejumlah besar tantangan, mulai dari tenaga kerja yang berubah secara terus-menerus hingga peraturan-peraturan pemerintah yang selalu ada, revolusi teknologi dan bencana-bencana alam begitu juga dengan persaingan global memaksa organisasi untuk meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia yang ada pada organisasi. Peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia yang dilihat dari konsep totalitas kehidupan perlu dilengkapi dengan dimensi kualitas yang bersifat strategis dalam konteks organisasi yang seutuhnya, yaitu : keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 15 Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, hal 4. Universitas Sumatera Utara professional, intelektual, disiplin dan efesien. Ada lima prinsip pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia, yaitu : 1. Sumber daya manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting, yang dimiliki oleh organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut. 2. Keberhasilan sangat mungkin dicapai manakala peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur serta mekanisme kerja yang bertalian dengan manusia dari perusahaan saling berhubungan dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan pencapaian strategis. 3. Budaya dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pencapaian terbaik. 4. Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan integrasi semua anggota organisasi yang terlibat untuk mencapai tujuan. 5. Keempat prinsip tersebut harus tertanam dalam diri setiap anggota ditambah dengan ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1.5.2.4 Pengembangan SDM Pariwisata

Sumber daya manusia pariwisata adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaftif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan di bidang kepariwisataan. SDM pariwisata pada dasarnya juga dapat dipahami sebagai ‘ semua orang yang Universitas Sumatera Utara berkecimpung dan atau menyumbangkan tenaga dan fikirannya pada seluruh potensi yang terkandung di dalam usaha pariwisata demi tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Berdasarkan pada UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, SDM Pariwisata pada intinya dapat digolongkan berdasarkan institusinya sebagai berikut : a Institusi Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah. b Institusi Swasta Industri. c Masyarakat. Secara skematis, pengelompokan SDM pariwisata mendasarkan pada penggolongan institusinya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini : Tabel 1.2 No SDM Pariwisata Tingkatan Kompetensi Keterangan 1. SDM Pemerintah Aparatur Akademispeneliti ilmuwan teknokrat Perguruan Tinggi Negeri, PNS pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota. 2. SDM non-pemerintah Akademispeneliti ilmuwan teknokrat Perguruan Tinggi NegeriLembaga peneliti swasta dan LSM. 3. SDM usaha pariwisata industri Profesional tenaga teknis Usaha pariwisata; pengelola,top hingga low management dan craft level. Universitas Sumatera Utara Kompetensi yang dibutuhkan oleh SDM pariwisata dalam berbagai tingkatan menurut Koster sesuai dengan pengelompokan diatas diantaranya adalah 16 : a Akademispenelitiilmuwan; SDM yang harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan kepariwisataan. b Teknokrat; SDM yang harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan rancang bangun, kebijakan, diversifikasi produk wisata dan pemasaran pariwisata. c Professional; SDM yang harus memiliki keahlian untuk mengelola dan mengembangkan usuha pariwisata. d Tenaga teknis; SDM yang harus memiliki kompetensi berupa ketrampilan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat teknis dalam pariwisata. Dalam mengembangkan potensi kepariwisataan dan dapat dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual di pasar global, harus ditangani oleh tenaga professional di bidang kepariwisataan. Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia yang efektif penting bagi keberhasilan setiap organisasi. Agar manajemen sumber daya manusia menjadi efektif, para manajer pimpinan organisasi harus memahami dan secara kompeten menerapkan manajemen sumber daya manusia. Tenaga professional diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola pariwisata yang mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan masyarakat dalam membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada visi pembangunan yang telah ditetapkan. 16 Sunaryo, Drs.Bambang.M.Sc.MS. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gava Media, hal 201. Universitas Sumatera Utara

1.5.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah analisis yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada tahun 1960-1970-an. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal dalam yaitu Strengths kekuatan, Weakness kelemahan dan faktor eksternal luar yaitu, Opportunity peluang dan Threats ancaman. Menurut Sudarmo analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu 17 : 1. Strengths kekuatan merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 2. Weakness kelemahan merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Opportunity peluang merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar. 4. Threats ancaman merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Analisis SWOT merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan manajer pimpinan strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kekuatan internal,disamping memperhatikan ancaman eksternal dan 17 Sudarmo, Indriyo Gito. Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE, hal 115. Universitas Sumatera Utara kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths, Weakness, Opportunity dan Threats dari organisasi yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Matriks SWOT Internal Eksternal Strength S Identifikasi kekuatan Weaknees W Identifikasi kelemahan Opportunity O Identifikasi peluang Strategi SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats T Identifikasi ancaman Strategi ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Universitas Sumatera Utara Dari matriks SWOT diatas dapat diperoleh 4 strategi yaitu : 1. Strategi SO Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya. 2. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 4. Strategi WT Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Hasil dari analisis SWOT ini akan memberikan sebuah arahan ke arah mana organisasi akan memberikan perumusan strategi, implementasi bahkan evaluasi yang dapat mendukung keunggulan organisasi dan kesempatan yang ada untuk perkembangan sebuah organisasi dan rumusan strategi yang dapat memperkecil kelemahan bahkan memprediksi ancaman di masa depan serta menghasilkan cara-cara untuk mengantipasinya. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumber daya pariwisata dengan sumber daya lain. Jadi kekuatan dan kelemahan sumber daya tersebut perlu ditegaskan sejak awal. Didalam analisis SWOT ada sejumlah unsur dan variabel yang mutlak menjadi fokus kajian seperti dalam Tabel 1.4 berikut ini 18 : 18 Gunn, Clare A. dan Var, Turgut. 2002. Tourism Planning : Basics, Concepts, Case, Fourth Edition. New York: Routledge, hal 246. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.4 Beberapa unsur dan variabel dalam analisis SWOT pariwisata UNSUR VARIABEL Atraksi alam Lokasi,jenis,jumlah,mutu, masalah dan daya tarik. Atraksi budaya Lokasi,jenis,jumlah,mutu, masalah dan daya tarik. Dampak lingkungan yang potensial Perubahan lingkungan fisik, ekologis dan daya dukung. Aksesibilitas Daya angkut, akses, mutu, frekuensi dan ongkos. Pasar Daerah asal, tipe perjalanan dan tipe kegiatan. Usaha Jasa Mutu, kesesuaian dengan pasar dan masalah lain. Informasi wisata Mutu peta, buku panduan wisata, pemaparan, akurasi dan autentitas informasi. Promosi Efektivitas advertensi, publisitas, kehumasan, insentif, mode dan promosi. Organisasi Organisasi terkait, hubungan kerja, kemitraan, team work pengembangan pariwisata. Komitmen pelaku wisata Dukungan reel berbagai sektor, sikap publik dan masyarakat lokal terhadap pengembangan pariwisata. Sumber : Gunn, 2002 : 246 Universitas Sumatera Utara Didalam hasil analisis SWOT sebaiknya harus menggambarkan hal-hal berikut ini: 1. Perkembangan produk dan pasar pariwisata itu sendiri. 2. Organisasi dan kelembagaan pariwisata. 3. Peluang-peluang pengembangan inti kegiatan pariwisata. 4. Jasa-jasa kegiatan lain yang mungkin dikembangkan. Melalui analisis SWOT kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman akan dapat diketahui isu ataupun faktor-faktor strategis yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada waktu yang akan datang dalam rangka pengembangan daerah tujuan wisata.

1.5.4 Pariwisata

1.5.4.1 Pengertian Pariwisata

Istilah kepariwisataan berasal dari kata wisata. Didalam UU No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orng dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan perjalanan untuk tujuan wisata seperti berkreasi , berbisnis, maupun untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus yang lain disebut sebagai wisatawan tourist. Didalam UU No. 10 Tahun 2009, keseluruhan lingkup kegiatan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Didalam UU No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan pengertian kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisplin yang muncul sebagai Universitas Sumatera Utara wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan , Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. Kepariwisataan Indonesia adalah kepariwisataan yang berbasis masyarakat community based tourism dan berbasis budaya cultural tourism. Kepariwisataan yang dibangun Indonesia dengan prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yaitu sebagai berikut : 1. Kepariwisataan Budaya cultural tourism Dilihat dari sisi obyek dan daya tarik wisata, Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan antara lain menyebutkan bahwa pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat serta pandangan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan hidup. Nilai-nilai luhur yang dijunjung masyarakat, prikehidupan yang unik serta hasil-hasil karya berupa bangunan atau benda yang indah dan menarik dapat menjadi obyek dan daya tarik wisata. Dalam memanfaatkan potensi budaya untuk menjadi obyek dan daya tarik wisata, terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah mengedepankan prinsip pelestarian budaya itu sendiri. Pelestarian budaya adalah pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangan kebudayaan sehingga dalam hal ini kepariwisataan adalah alat untuk melestarikan kebudayaan bukan untuk merusaknya. Bagaimana kebudayaan dari suatu masyarakat tertentu akan dipelihara, dimanfaatkan dan dikembangkan adalah menjadi kewenangan masyarakat pendukung budaya itu yang menentukan. Merekalah yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi diri mereka, masyarakat dan lingkungan mereka. Dilihat dari sisi pengunjung wisatawan, kepariwisataan budaya adalah suatu kebutuhan wisatawan untuk memperoleh pengalaman budaya yang berbeda, mengetahui dan mengalami Universitas Sumatera Utara tata kehidupan yang berbeda dan juga untuk memperoleh nilai-nilai kehidupan yang baru yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Kepariwisataan Berbasis Masyarakat community based touris Prinsip dasar kepariwisataan berbasis masyarakat adalah menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan, sehingga manfaat pariwisata sebesar-besarnya diperuntukkan bagi masyarakat. Sasaran utama pengembangan kepariwisataan haruslah meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator pengembangan kepariwisataan.

1.5.4.2 Jenis-Jenis Pariwisata dan Manfaat Pariwisata

Menurut Pendit, jenis- jenis pariwisata terdiri dari 19 : 1. Wisata Budaya Wisata budaya ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan melakukan kegiatan perjalanan ke tempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, adat-istiadat mereka, cara hidup mereka, dan budaya dan seni mereka. 2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini biasanya dikaitkan oleh kegiatan olahraga air seperti danau, pantai, dan laut. Misalanya memancing, berlayar, berselancar, menyelam sambil melakukan pemotretan, dan lain sebagainya. 3. Wisata Cagar Alam Taman Konservasi 19 Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramitha. Universitas Sumatera Utara Wisata ini biasanya melakukan kegiatan perjalanan ke daerah tamanhutan lindung yang dikaitkan dengan keindahan alamnya, kesegaran udara pegunungan, serta flora dan fauna yang jarang ditemukan di tempat lain. 4. Wisata Konvensi Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan, ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik bersifat nasional maupun internasional. 5. Wisata Pertanian Agrowisata Wisata pertanian ini melakukan perjalanan wisata ke perkebunan, ladang pembibitan, dan sebagainya. 6. Wisata Pilgrim Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat-istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok atau masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah. Universitas Sumatera Utara Manfaat Pariwisata Menurut Pendit, manfaat pariwisata antara lain 20 : 1. Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang persatuan bangsa yang rakyatnya memilki daerah yang berbeda, dialek, adat istiadat dan citra rasa yang beraneka ragam pula. 2. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatanya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya :  Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan pembangunan fasilitas wisata. Hal ini meliputi perbaikan prasarana pariwisata.  Menggugah industry-industri baru yang berkaitan denga jasa-jasa wisata misalnya : usaha-usaha transportasi, akomodasi hotel,motel, pondok wisata, perkemahan danlain-lain yang memerlukan perluasan beberapa industri seperti peralatan hotel, kerajinan tangan dan lain-lain.  Menambah permintaan dan pemakaian akan hasil-hasil pertanian semakin bertambah.  Memperluas pasar barang-barang local.  Menunjang pendapatan Negara dengan valuta asing sehingga mengurangi defisit didalam neraca pembayaran dan memajukan perekonomian nasional.  Memperluas lapangan kerja.  Membantu pembangunan daerah-daerah terpencil dalam suatu Negara jika daerah itu memiliki daya tarik pariwisata. 20 Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramitha. Universitas Sumatera Utara 3. Pariwisata juga berperan dalam meningkatkan kesehatan. Pergantian tempat dan iklim serta menjauhkan diri dari segala kehidupan rutin sehari-hari, semua ini akan menambah daya tahan dan menurunkan ketegangan syaraf.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun bahwa konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian kelompok atau individu yang menjadi pusat ilmu social 21 . Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas dari masing-masing konsep, maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komperatif dan sinergis yang ideal dan berkelanjutan sebagai arah,cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi. 2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. 3. Analisis SWOT adalah salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal dalam yaitu strengths, weakness dan faktor eksternal luar yaitu, opportunity dan threats di sektor pariwisata dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. 21 Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT LP3ES, hal 33. Universitas Sumatera Utara

1.7 Definisi Operasional