1.2 Perumusan Permasalahan
Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis menentukan perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam mengembangkan objek wisata Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling, dan Desa Budaya Lingga di Kabupataen Karo ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menggambarkan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata Kabupaten Karo.
2. Untuk mengidentifikasi lingkungan internal kekuatan dan kelemahan dan lingkungan
eksternal peluang dan ancaman yang terjadi dalam strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah : 1.
Secara subjektif, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang
diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2.
Secara praktis, khususnya aparatur pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukansumbangan pemikiran
dalam mengelola sektor pariwisata untuk mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan jurusan Ilmu Administrasi Negara.
1.5 Kerangka Teori
Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Landasan teori perlu ditegakkan agar
penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba – coba landasan teoritis. Menurut Hoy dan Miskel, teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generelisasi yang
dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi
1
. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat penelitian, tempat peneliti
memberikan penjelasan tentang hal–hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian
2
. Untuk dapat menerangkan dan menjelaskan tentang strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata
di Kabupaten Karo, maka penulis menggunakan kerangka teori sebagai berikut :
1.5.1 Manajemen Strategis 1.5.1.1 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen Strategis berasal dari dua kata yakni manajemen dan strategi. Manajemen strategi merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke-20 menjadi sangat terkenal dan
populer. Kesuksesan organisasi tidak terlepas dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan. Perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman berimplikasi
kepada munculnya kebutuhan untuk menyusun strategi yang tidak hanya berdasarkan pada perhitungan sederhana, kebijakan-kebijakan yang telah mapan, bahkan terhadap aturan-aturan
1
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabeta, hal 25.
2
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta, hal 92.
Universitas Sumatera Utara
yang telah dibuat. Kajian manajemen strategi dalam konteks organisasi menjadi kebutuhan yang sangat penting. Bahkan organisasi mapan yang telah lama menjadi ikon dan memimpin para
kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap manajemen strategis dapat menyebabkan organisasi
gagal dalam beradaptasi terhadap dinamika lingkungan, gagal mengantisipasi perkembangan jaman apalagi menciptakan perubahan.
Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin kompleksnya
dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen
strategis adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara
keseluruhan. Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang
dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan
yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil perencanaan strategi tersebut
3
. Sedangkan menurut David dan Thomas, manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang.
Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang, implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. Manajemen
3
Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 35.
Universitas Sumatera Utara
strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan organisasi
4
.
a. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan dilihat dari dua aspek yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel peluang dan ancaman yang berada
diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manjemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini
hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok secara langsung berpengaruh atau
dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh,
kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Sedangkan lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum, kekuatan ini tidak berhubungan
langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. Lingkungan internal terdiri dari variabel-
variabel kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk
suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Struktur adalah bagaimana cara organisasi mengoperasikan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah asset
yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset itu meliputi keahlian
4
David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 4.
Universitas Sumatera Utara
orang, kemampuan, bakat manajerial seperti asset keuangan dan fasilitas organisasi dalam wilayah fungsional.
b. Perumusan Strategi