4.2.1. Faktor Politik
Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberikan pengaruh terhadap organisasi dalam menjalankan
aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi pengembangan daerah obyek wisata di Kabupaten Karo. Faktor politik yang berpengaruh terhadap objek wisata di Kabupaten Karo
yaitu Undang-Undang 32 Tahun 2004 sebagai awal adanya otonomi daerah tentang pelimpahan wewenang, yang kemudian disusul dengan keluarnya PP Nomor 38 Tahun 2007 yang mengatur
tentang Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Pada penyusunan urusan ini, Kabupaten Karo mengembangkan tingkat kepariwisataan sebagai salah satu Urusan Pilihan yang nantinya
diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling, dan Desa Budaya Lingga merupakan beberapa
dari objek wisata di Kabupaten Karo yang di kelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang memiliki daya tarik wisata tersendiri dari objek wisata lainnya di Kabupaten Karo. Keberhasilan
perencanaan pembangunan nasional ditentukan oleh adanya kesinambungan dan keselarasan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Pusat Presiden, Provinsi
Gubernur, dan Daerah BupatiWalikota. Oleh sebab itu, sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten Karo yaitu “ Terwujudnya masyarakat Karo yang makmur dan sejahtera berbasis
pembangunan pertanian dan pariwisata yang berwawasan lingkungan” yang menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian dan industri yaitu :
‘Membangun dan meningkatkan kualitas daerah-daerah tujuan wisata yang tersebar di daerah Kabupaten Karo yang mengakomodasi pasar wisatawan domestik’.
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan politik yang dikeluarkan tersebut dapat menjadi peluang bagi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Karo untuk
berkembang.
4.2.2 Faktor Ekonomi
Sejalan dengan keluarnya otonomi daerah, banyak daerah otonom yang menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor yang menjadi sektor untuk menghasilkan Pendapatan Asli
Daerah PAD. Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka perekonomian masyarakat sekitar objek wisata juga akan meningkat, khususnya pedagang yang memanfaatkan sektor
pariwisata sebagai lahan untuk mencari penghasilan. Beberapa bulan belakangan ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling, dan Desa
Budaya Lingga serta objek-objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Karo mengalami penurunan sejak bulan Maret 2013 akibat erupsi gunung Sinabung. Hal ini menyebabkan tingkat
pendapatan pedagang di sekitar objek wisata juga mengalami penurunan drastis
38
. Banyaknya pedagang yang berjualan di sekitar objek wisata dan pada umumnya
pedagang akan sibuk menawari barang dagangannya agar di beli oleh pengunjung. Sehingga kenyamanan yang dirasakan pengunjung pun jadi berkurang. Selain itu, masih banyak pedagang
yang menetapkan harga dagangannya di atas rata-rata. Sifat pedagang yang demikian tidak jarang menyebabkan pengunjung akan membeli dan membawa makanan dan minumannya dari
luar objek wisata.
38
Wawancara dengan Kabid Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata, Piala Putera,SE, Senin 17 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Faktor Sosial Budaya