Potret CSR di Indonesia
5
perusahaan-perusahaan. Di dalam konteks ini, CSR hanya sekedar berfungsi sebagai strategi public
relation, peningkatan citra atau reputasi perusahaan, ataupun kepentingan perusahaan dari sisi bisnis semata. Akibatnya, makna sesungguhnya dari
CSR bidang lingkungan yang menjadi alasan penting bagi kalangan bisnis untuk merespons dan mengembangkan isu CSR belum tercapai sepenuhnya.
Kenyataan lainnya adalah masih banyak perusahaan yang belum menjalankan kegiatan CSR bidang lingkungan dengan pertimbangan biaya.
Kegiatan CSR memang tidak memberikan hasil nyata dalam jangka pendek, namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung
di masa mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan menerapkan kegiatan CSR bidang lingkungan, diharapkan keberlanjutan perusahaan akan
terjamin dengan baik. Kegiatan CSR lebih tepat digolongkan sebagai investasi, oleh karena itu harus menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan.
Pemahaman tersebut mengandung konsekuensi bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja,
melainkan suatu entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu dalam implementasi usahanya, pihak
perusahaan seharusnya tidak hanya mementingkan keuntungan semata bagi dirinya proit oriented, tetapi juga wajib memiliki tanggungjawab sosial
terhadap masyarakat, terutama disekitar areal usahanya juga terhadap lingkungan hidupnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi CSR bidang lingkungan di Indonesia antara lain adalah:
1. Komitmen pimpinan perusahaan. Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah - masalah sosial dan lingkungan,
kecil kemungkinan akan mempedulikan aktiitas-aktiitas sosial dan lingkungan.
2. Ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberikan kontribusi ketimbang
perusahaan kecil dan belum mapan. Namun, bukan berarti perusahaan menengah, kecil, dan belum mapan tersebut tidak dapat
menerapkan CSR bidang lingkungan
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin banyaknya regulasi dan penetapan pajak yang membebani
perusahaan akan mengurangi ketertarikan perusahaan dalam mengalokasikan dana CSR nya. Sebaliknya, semakin kondusif
regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk
6
berkontribusi lebih kepada masyarakat dan lingkungan melalui penerapan CSR bidang lingkungan.
Selain hal di atas, terdapat juga peluang dan tantangan pelaksanaan CSR bidang lingkungan di Indonesia. Peluang yang selama ini menjadi
faktor pendukung implementasi CSR, diantaranya adalah adanya tuntutan masyarakat akan praktek bisnis yang beretika dan ramah lingkungan socially
and environmentally friendly, sementara tantangan yang merupakan faktor penghambat implementasi CSR adalah belum adanya reward dan punishment
yang memadai.
Proses menuju penerapan CSR bidang lingkungan yang ideal tentu membutuhkan waktu, tidak bisa instan, karena itu diperlukan proses
pendampingan dan tahapan-tahapan tertentu agar tidak terjadi kegagalan dalam pelaksanaannya. Program CSR tidak akan sukses jika dilakukan sendiri
oleh perusahaan tanpa ada dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Sebab untuk menjawab berbagai isu sosial dan lingkungan, maka diperlukan
dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak.