4
BAB 2. CSR BIDANG LINGKUNGAN
YANG SISTEMATIS, TERINTEGRASI, DAN
BERKELANJUTAN
2.1. Potret CSR di Indonesia
Praktik CSR yang banyak dilakukan di Indonesia selama ini masih menekankan pada aspek community development, di samping charity dan
philanthrophy. Kegiatan CSR dengan paradigma charity dan philanthrophy umumnya dilaksanakan secara ad hoc, tanpa suatu kelembagaan yang jelas
dan tidak terintegrasi dengan bisnis perusahaan. CSR pada tataran ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Program
CSR yang bersifat ad hoc seperti ini tidak seharusnya dibudayakan. Sebagai gantinya, CSR yang sistematis dan terintegrasi dengan bisnis perusahaan
serta berkelanjutan dapat menjadi pilihan strategis perusahaan untuk menerapkan CSR khususnya bidang lingkungan agar berdampak optimal.
Dengan memasukkan kegiatan CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan mudah bagi unit-unit internal perusahaan mengimplementasikan
rencana kegiatan CSRnya. Demikian pula dalam hal pertanggung jawaban keuangan, menjadi lebih jelas dan transparan, sehingga keberlanjutan yang
diharapkan oleh semua pemangku kepentingan dapat terwujud dan dampak positif dapat dirasakan banyak pihak.
Beberapa perusahaan menyatakan sudah melaksanakan CSR bidang lingkungan, namun masih belum dilakukan secara holistic. Beberapa kegiatan
CSR yang ada hanya dilakukan sesaat dan tidak berkelanjutan sehingga target yang dicapai tidak terpenuhi, sebagai contoh misalnya pelaksanaan
kegiatan penanaman pohon yang tidak disertai pemeliharaannya, baik dari sisi pendanaan maupun personal atau lembaga yang seharusnya bertanggung
jawab, sehingga upaya penanaman menjadi sia-sia. Contoh lainnya, program pengelolaan sampah melalui 3R, yang tidak dirancang secara terpadu,
ketidaksiapan rantai pemasarannya, berakibat pada over production yang pada akhirnya menimbulkan persoalan baru terkait dengan penumpukan
jumlah “sampah baru” tersebut. Contoh-contoh ini hanya sebagian kecil dari berbagai kegiatan CSR lingkungan yang sudah dilaksanakan oleh