3
1.4.3 Untuk Masyarakat
Memberikan informasi tentang kegiatan CSR Bidang Lingkungan sehingga dapat memberikan peluang kepada masyarakat jika ingin ikut
berpartisipasi dalam pelaksanan CSR Bidang Lingkungan.
1.5 Pokok Pembahasan
Bab 1 memuat uraian tentang latar belakang disusunnya buku ini, maksud, tujuan, dan manfaat bagi perusahaan, pemerintah serta masyarakat luas.
Bab 2 membahas tentang CSR Bidang Lingkungan yang sistematis dan terintegrasi. Bab ini terdiri 2 sub-bab terkait dengan potret CSR di Indonesia
dan perlunya CSR bidang lingkungan yang sistematis, terintegrasi dan berkelanjutan.
Bab 3 menjelaskan lebih detail tentang tujuh 7 alternatif kegiatan CSR bidang lingkungan yang meliputi: i Produksi bersih Cleaner Production; ii
Kantor Ramah Lingkungan eco office; iii Konservasi Energi dan Sumberdaya Alam; iv Pengelolaan Sampah melalui proses Reduce, Reuse dan Recycle
3R; v Energi Terbarukan; vi Adaptasi Perubahan Iklim; dan vii Pendidikan Lingkungan Hidup. Informasi ketujuh alternatif CSR bidang lingkungan ini telah
disempurnakan dari buku Pedoman CSR bidang lingkungan sebelumnya dan disertai contoh yang ada di dalamnya berdasarkan pengalaman empirik dari
beberapa perusahaan di Indonesia.
Bab 4 menjelaskan siklus pembentukan dan penerapan CSR bidang lingkungan yang terdiri atas 3 sub-bab yaitu: 1 Bagan Alur penerapan CSR
bidang lingkungan, 2 Langkah-langkah penerapan CSR bidang lingkungan dan 3 Daftar periksa check list untuk melakukan swa-penilaian self
assessment.
4
BAB 2. CSR BIDANG LINGKUNGAN
YANG SISTEMATIS, TERINTEGRASI, DAN
BERKELANJUTAN
2.1. Potret CSR di Indonesia
Praktik CSR yang banyak dilakukan di Indonesia selama ini masih menekankan pada aspek community development, di samping charity dan
philanthrophy. Kegiatan CSR dengan paradigma charity dan philanthrophy umumnya dilaksanakan secara ad hoc, tanpa suatu kelembagaan yang jelas
dan tidak terintegrasi dengan bisnis perusahaan. CSR pada tataran ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Program
CSR yang bersifat ad hoc seperti ini tidak seharusnya dibudayakan. Sebagai gantinya, CSR yang sistematis dan terintegrasi dengan bisnis perusahaan
serta berkelanjutan dapat menjadi pilihan strategis perusahaan untuk menerapkan CSR khususnya bidang lingkungan agar berdampak optimal.
Dengan memasukkan kegiatan CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan mudah bagi unit-unit internal perusahaan mengimplementasikan
rencana kegiatan CSRnya. Demikian pula dalam hal pertanggung jawaban keuangan, menjadi lebih jelas dan transparan, sehingga keberlanjutan yang
diharapkan oleh semua pemangku kepentingan dapat terwujud dan dampak positif dapat dirasakan banyak pihak.
Beberapa perusahaan menyatakan sudah melaksanakan CSR bidang lingkungan, namun masih belum dilakukan secara holistic. Beberapa kegiatan
CSR yang ada hanya dilakukan sesaat dan tidak berkelanjutan sehingga target yang dicapai tidak terpenuhi, sebagai contoh misalnya pelaksanaan
kegiatan penanaman pohon yang tidak disertai pemeliharaannya, baik dari sisi pendanaan maupun personal atau lembaga yang seharusnya bertanggung
jawab, sehingga upaya penanaman menjadi sia-sia. Contoh lainnya, program pengelolaan sampah melalui 3R, yang tidak dirancang secara terpadu,
ketidaksiapan rantai pemasarannya, berakibat pada over production yang pada akhirnya menimbulkan persoalan baru terkait dengan penumpukan
jumlah “sampah baru” tersebut. Contoh-contoh ini hanya sebagian kecil dari berbagai kegiatan CSR lingkungan yang sudah dilaksanakan oleh