17
yang berbentuk padat. Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Keberadaan sampah jika tidak dikelola secara baik dan
benar akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan.
Salah satu solusi pengelolaan sampah, sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 182008 tentang Pengelolaan Sampah adalah penerapan
sistem reuse, reduce, dan recycle 3R. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi
lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle berarti mengolah kembali daur ulang sampah menjadi
barang atau produk baru yang bermanfaat.
Beberapa kegiatan pengelolaan sampah melalui 3R yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan kajian potensi 3R sampah yang dihasilkan oleh perusahaan.
b. Melakukan identiikasi sampah yang dihasilkan dari eksternal perusahaan.
c. Menyusun program pengelolaan sampah yang mengadopsi prinsip 3R dan konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan.
d. Mengembangkan program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan nilai ekonomis sampah, misalnya pemilahan sampah dan
pembuatan kompos bersama atau oleh masyarakat. e. Melakukan pengembangan, perancangan dan pemasaran produk
berbahan baku sampahuntuk menunjang konsep 3R. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
pengelolaan sampah melalui 3R antara lain: »
Jumlah sampah yang dibuang tontahun »
Jumlah sampah didaur ulang recycled tontahun »
Jumlah sampah yang berhasil dikurangi reduced tontahun »
Jumlah sampah yang digunakan kembali reused tontahun Beberapa kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan 3R yang telah
dilaksanakan oleh beberapa perusahaan di Indonesia adalah: 1. Pengolahan sampah organik dan anorganik di lingkungan
masyarakat.
18
2. Pelatihan pengolahan sampah rumah tangga di lingkungan sekitar. 3. Pengadaan tempat sampah dan gerobak sampah untuk masyarakat
dan fasiltas publik. 4. Pembuatan pupuk kandang.
5. Pendirian pusat pupuk organik. 6. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan produk daur
ulang.
3.5 Energi Terbarukan Renewable Energy
Energi terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber energi terbarukan. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber energi terbarukan
adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi berkelanjutan yang dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar
matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut pasal 1, ayat 6 Undang-Undang No.30 tahun 2007 tentang Energi.
Kegiatan energi terbarukan yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan adalah:
» Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti
Mikro Hidro, Sel Surya solar cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan Bioetanol.
» Membangun dan menyediakan sarana dan prasarana energi terbarukan
bagi masyarakat. »
Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan energi terbarukan.
» Melakukan konversi limbah organik menjadi sumber energi terbarukan.
» Memelihara ketersediaan sumber energi terbarukan dan meningkatkan
kualitas dan keanekaragamannya. »
Melakukan upaya pengembangan energi alternatif terbarukan bersama masyarakat
Kegiatan CSR yang dilakukan dengan konsep energi terbarukan merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pelestarian
alam dan lingkungan hidup, karena kegiatan ini dapat mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi sumber energi fossil yang saat ini jumlahnya
semakin terbatas. Energi terbarukan juga dapat mengurangi dan mencegah
19
meningkatnya emisi penyebab gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi perubahan iklim global.
Beberapa kegiatan energi terbarukan yang telah dilaksanakan oleh beberapa perusahaan di Indonesia adalah:
1. Program pemanfaatan limbah ternak menjadi kompos, bio-pestisida dan biogas.
2. Pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk cair Kelapa Sawit di kebun plasma.
3. Pembangkit listrik piko hidro dan mikro hidro. 4. Program biogas Rumah.
5. Pemanfaatan limbah cangkang dan i ber kelapa sawit untuk bahan bakar boiler.
3.6 Adaptasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan
perubahan komposisi atmosir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilatas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang
dapat dibandingkan pasal 1, ayat 19 UU No. 322009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adaptasi adalah suatu proses untuk memperkuat dan membangun strategi antisipasi dampak perubahan iklim serta melaksanakannya sehingga mampu
mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya pasal 1, ayat 20 UU No 312009 tentang Metereologi, Klimatologi, dan Geoisika.
Perubahan iklim merupakan isu yang sangat erat dengan lingkungan. Perubahan iklim terjadi akibat pemanasan global, dimana dampak negatif
yang ditimbulkannya antara lain: terjadinya anomali cuaca yang berdampak pada kekeringan, curah hujan yang sangat tinggi, perubahan musim tanam
dan angin ribut serta terjadinya kenaikan muka air laut yang berdampak pada instrusi air laut, rob, dan banjir atau genangan air laut sehingga meningkatkan
angka kejadian penyakit menular melalui vektor nyamuk.
Fokus kegiatan dalam adaptasi perubahan iklim antara lain adalah: 1. Meningkatkan kapasitas adaptasi para pemangku kepentingan yang
terpapar dampak perubahan iklim. »
Perusahaan dapat melakukan atau memfasilitasi kajian resiko kerentanan vulnerability assesment melalui bantuan biaya studi