Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM

35 diharapkan dapat diaplikasikan lebih lanjut oleh warga belajar untuk pengembangan usaha produktif. 3. Judul Skripsi: Peranan Orientasi Nilai Budaya Dalam mengentaskan Kemiskinaan desa tertingal Kasus Desa Karangawen, Rongkop, Gunung Kidul, Yogyakarta oleh Suwari 89164003; 1995. Hasil penelitian disimpulkan bahwa orientasi nilai budaya yang dimiliki oleh penduduk desa Karangawen, meliputi orientasi nilai budaya yang memandang kebutuhan dan mendapatkan kedudukan berorientasi kemasa kini dan masa lalu, menjaga kelestarian alam, dan berorientasi secara vertical dan horisontal. Orientasi nilai budaya yang dimiliki dapat mendukung program pengentasan kemiskinan adalah orientas nilai-nilai budaya yang memandang aktif terhadap hidup. Sedangkan orientai yang menghambat program adalah orientasi yang memandang kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan kehormatan, pentingnya masa kini dan masa lalu menjaga kelestarian alam dan orientasi nilai budaya secara korelal dan vertikal. Berdasarkan sejumlah hasil penelitian yang relevan tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Implementasi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Berbasis Potensi Lokal pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Cahaya di Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal beserta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat 36 pelaksanaan pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal, yaitu sebuah program pendidikan luar sekolah sebagai upaya mengoptimalkan potensi lokal.

C. Kerangka Berpikir

Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan potensinya, akan tetapi penduduk buta aksara pada tahun 2011 usia 15-59 tahun masih berjumlah 7.546.344 orang yang sebagian besar tinggal di pedesaan. Desa Bejiharjo yang merupakan salah satu desa di Kabupaten Gunungkidul tercatat 712 penduduk yang masih buta aksara, di desa tersebut banyak sekali potensi alam khusnya pertanian yang melimpah, akan tetapi belum termanfaatkan secara optimal. Keaksaraan Fungsional adalah sebuah usaha pendidikan luar sekolah dalam membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara agar memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung juga keterampilan. Melihat berbagai pembelajaran yang dilakukan dalam keaksaraan fungsional, maka perlu adanya keterpaduan kebutuhan warga belajar dengan apa yang diajarkan. Program keaksaraan fungsional dapat terlaksana dengan baik apabila sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah atau lokalitas. Dalam program keaksaraan berbasis potensi lokal yang dilakukan di PKBM Cahaya agar warga belajar mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu yang diberikan. Pembelajaran yang seperti itu diharapkan akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi warga belajar dalam mengikuti proses pembelajaran dan apa yang di dapatkan mampu di aplikasikan ke dalam kehidupanya. Program Keaksaraan Fungsional berbasis potensi lokal, dalam penyelenggaraan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan