98 pendekatan terhadap warga yang di sini mengampil kader desa. Evaluasi
pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitub sebelum pembelajaran, selama proses pembelajaran dan sesudah pembelajaran yang digunakan untuk melihat sejauh
mana keberhasilan program keaksaraan fungsional tersebut.
2.
Faktor Pendukung dan Penghambat Program KF Berbasis Potensi Lokal
Pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal terdapat faktor penentu keberhasilan atau faktor pendukung adalah segala sesuatu yang dapat
mendorongatau mempengaruhi warga belajar dalam meningkatkan pembelajarannya untukmenjadi lebih baik. Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran keaksaran
fungsional berbasis potensi lokal adalah sebagai berikut: semangat warga belajar sebagi modal awal dalam mengikuti seluruh proses pembelajran, sarana dan prasarana
yang memadai , dukungan dari pihak terkait yaitu tokoh masyarakat dan dinas terkait, serta tutor yang mencukupi yang mengetagui karakter warga belajar sehingga bisa
mengayomi. Selain faktor pendukung terdapat juga Faktor penghambat dalam pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal yairu faktor-faktor yang
menjadi penghambat tercapainya hasil belajar yang optimal yaitu; Faktor usia warga yang sudah tidak muda lagi sehingga terjadi perbedaan tingkat kemampuan warga
belajar dalam menerima materi pembelajaran, karakter warga masyarakat yang berbeda, waktu belajar yang terganggu dengan adanya kegiatan warga yang tidak bisa
ditinggalkan seperti pertanian dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di PKBM CAHYA, tetang implementasi pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal dapat di simpulkan
sebagai berikut : 1.
Keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal merupakan sebuah program yang melibatkan semua komponen, mulai dari perencanaan, pembelajaran,
hingga evaluasi. a Tahap perencanaan melibatkan seluruh komponen yang terlibat yaitu pengelola PKBM, warga belajar, tutor, nara sumber, dinas
pendidikan, serta masyarakat setempat, b Pelaksanaan pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal melibatkan warga belajar untuk
aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa, materi di integrasikan dengan potensi lokal dan c Tahap evaluasi dilakukan
selama 3 kali yaitu sebelum pembelajaran, waktu pembelajaran, dan sesudah pembelajaran untuk bisa mengetahui keberhasilan program yang
dilaksanakan. 2.
Proses pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal terdapat faktor pendukung yang memotivasi untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu, semangat warga belajar, sarana dan prasarana yang lengkap, dukungan dari pihak terkait yaitu tokoh masyarakat dan dinas
pendidikan serta tutor yang mencukupi akan menjadikan motivasi bagi warga belajar untuk mengikuti program tersebut.
100 3.
Faktor penghambat dalam pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal dari hasil penelitian yaitu faktor usia warga belajar yang sudah
tidak muda lagi sehingga dalam menerima materi pembelajaran kurang maksimal, karakter warga masyarakat yang berbeda, waktu belajar yang
terganggu dengan adanya kegiatan sosial kemasyarakatan yang tidak bisa ditinggalkan.
B. SARAN
Dari hasil penelitian pada program keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal di PKBM Cahaya, maka diajukan beberapa saran sebagai upaya
peningkatan kualitas penyelenggaraaan, sebagai berikut:
1. Keterlibatan dari berbagai pihak terkait, perlu ditingkatkan adanya kerjasama
dan komunikasi yang baik dengan dinas pendidikan, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat agar program keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal
dapat berjalan secara optimal. 2.
Seorang tutor dan NST dalam Keaksaraan Fungsional berbasis potensi lokal harus memahami karakter warga belajar sehingga mampu memberikan
semangat warga belajar dalam mengikuti program keaksaraan fungsioanal. 3.
Waktu pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal di sesuaikan dengan situasi dan kondisi warga belajar, sehingga bisa berjalan
dengan efektif.