52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tentang hubungan interpersonal antar siswa dan keaktifan terhadap prestasi belajar siswa program keahlian teknik bangunan SMK
Negeri 3 Yogyakarta merupakan jenis penelitian ex-post facto karena data
yang diperoleh merupakan data hasil dari peristiwa yang telah berlalu atau sudah berlangsung. Ciri utama dalam penelitian
ex-post facto adalah tidak adanya perlakuan yang diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain
perlakuannya sesudah dilakukan tanpa ada control dari peneliti. Hal ini seperti dijelaskan oleh Nasir 1999:73 bahwa sifat penelitian
ex-post facto yaitu tidak ada kontrol terhadap varibel. Varibel dilihat sebagimana adanya.
Tujuan penelitian ex-post facto menurut Emir 2012:119 yang
mengutip Gay 1981:197 bahwa di mana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau
status dalam kelompok individu. Sehingga dapat diartikan tujua penelitian jenis ini melihat sebab akibat mengapa variabel bebas terjadi.
Penelitian ini akan melihat ada tidaknya hubungan antar variabel X1 dan X2 dengan Y. Hubungan antar variabel penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
53 Gambar 6. Hubungan antar variabel
Keterangan: X1
: Variabel hubungan interpersonal antar siswa X2
: Variabel keaktifan belajar siswa Y
: Variabel Prestasi belajar siswa
R
x
1
x
2
y : Korelasi ganda variabel X
1
dan X
2
dengan Y
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi Di SMK Negeri 3 Yogyakarta, tepatnya di jurusan teknik bangunan. Adapun pelaksanakannya yaitu pada
bulan Juni-Agustus 2014.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Populasi yang besar membuat peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif mewakili Sugiyono, 2009: 62.
X1
X2 Y
rx
1
y
Rx
1
x
2
y
54 Penentuan sampel penelitian ini diambil secara acak
random sampling. Semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel, sedangkan teknik penentuan jumlah sampel menggunakan persamaan dari Taro Yamane atau Solvin Riduwan 2007:
254 sebagai berikut: …………………………………………………........................... 1
Dimana: n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi = 107 responden diambil dari data siswa kelas XI SMK Negeri 3
Yogyakarta d = Presisi ditetapkan 5 dengan tingkat kepercayaan 95
berdasarkan persamaan 1, diperoleh jumlah sampel sebesar: responden
Jumlah sampel sebanyak 84 responden tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut tingkat siswa yang berada di
masing-masing kelas secara proportionate sampling dengan persamaan:
………………………………………………………........................ 2 Dengan keterangan:
n = Ukuran sampel seluruhnya = Ukuran sampel menurut stratum
N = Ukuran populasi
= 107 responden diambil dari data siswa kelas X SMK Negeri 3 Yogyakarta
Ni = Jumlah popuasi menurut stratum Dengan menggunakan persamaan 2 di atas, maka diperoleh
jumlah sampel menurut masing-masing strata sebagai berikut: Kelas X GB1 =
responden Kelas X GB2 =
responden Kelas X GB3 =
responden Kelas X KK =
responden
55 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dirangkum dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Kelas
Kelas Jumlah Populasi
Jumlah Sampel X GB1
30 24 siswa
X GB2 27
21siswa X GB3
30 23 siswa
X KK 20
16 siswa Jumlah
107 84 siswa
Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah incidental sampling,
dengan maksud siapa yang kebetulan insidental bertemu dengan peneliti
dapat dijadikan sebagai sampel.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian